Sera terkejut melihat siapa yang datang. Beliau adalah tuan besar Handoko yang secara kebetulan berkunjung. Sebenarnya tidak kebetulan tapi karena pelayan menghubunginya atas permintaan Merry yang mengode untuk meminta bantuan karena ada seorang wanita murahan yang begitu tidak tahu malu mengusik rumah tangganya.
"Ayah mertua, ada apa sepagi ini berkunjung ke rumah ini?" tanya Merry dengan senyuman yang menawan.
"Aku datang untuk menjenguk menantu dan calon cucuku. Siapa sangka di sini ada seorang yang begitu rendahan memamerkan dirinya yang murahan!" jawab tuan Handoko sambil melirik Sera.
Sera tentu saja marah ia mengepalkan tangannya. Ini adalah penghinaan baginya yang merupakan seorang putri salah satu pengusaha walaupun masih dibawah keluarga Handoko, Wijaya juga Manggala. Dia sudah berhasil meraih kepopulerannya di dunia entertaimen di luar negeri. Apakah harus mendapatan penghinaan saat kembali ke tanah air.
"Ayah jangan berkata seperti itu. Lihatlah nona Sera menjadi merah wajahnya karena malu. Bagaimanapun dia adalah seorang selebritis terkenal," ucap Merry sengaja menyindir Sera.
"Mau dia selebriti terkenal sekalipun jika menyinggung menantu kesayanganku akan aku hancurkan dia dan keluarganya. Merry sebaiknya kamu tinggal di rumah yang baru saja aku belikan. Rumah ini begitu kacau sehingga banyak perempuan liar yang berani keluar dan masuk sesuka hati mereka," balas tuan Handoko.
Tuan Handoko sengaja menyebutkan hadiah apa saja yang diberikan untuk Merry yang sedang mengandung calon penerus keluarga Handoko di masa depan. Tuan Handoko memberikan rumah mewah seharga lima belas milyar untuk Merry. Mobil dan aset-aset lainnya yang bernilai fantastis. Tentu saja ini membuat Sera geram dan akhirnya tidak tahan untuk bersuara.
"Tuan Handoko. Sepertinya anda harus mengecek apakah anak yang dikandung Merry adalah anak Rehan atau bukan. Setahuku Rehan sudah melakukan sterilisasi sehingga tidak mungkin memiliki anak. Aku takut benih yang ada di kandungan Merry adalah benih liar dari pria lain!" seru Sera.
"Lancang sekali kamu. Apakah kamu pikir aku memungut menantu dari jalanan. Merry menikah masuk kekeluarga ini masih gadis dan bersih. Semua itu dibuktikan dengan pemeriksaan dari Dokter!" tegas tuan Handoko.
Sera menyangkal bukti itu bisa saja dipalsukan. Merry pernah belajar di luar negeri dan juga pergaulan di sana pasti sangat bebas. Dia memang sengaja memalsukan semuanya agar diterima oleh keluarga Handoko yang kaya raya. Apalagi saat menikah dengan Rehan kondisi perusahaannya mengalami krisis. Demi menyelamatkan perusahaan keluarganya dia rela melakukan apa saja.
"Tuan Handoko jangan percaya begitu saja dengan perempuan yang ingin menyelamatkan keluarganya dari ambang kemiskinan," ucap Sera meyakinkan tuan Handoko.
"Kamu apa ingin menjelekkan menantuku? Kalau begitu kamu coba saja tanya Rehan apakah Merry saat malam pertama masih murni atau sudah ternoda!" gertak tuan Handoko yang tidak suka dengan penilaian Sera.
Tuan Handoko menegaskan siapapun yang mencoba mencelakai atau menyakiti menantu dan calon cucunya akan mendapatkan balasan dari tuan Handoko langsung. Hanya seorang selebriti saja jika beliau mau karirnya akan hancur dalam semalam.
"Tuan Handoko jaman semakin canggih soal keperawanan bisa saja dibuat oleh Dokter. Jangan mau terkecoh dengan ular seperti Merry," ucap Sera mencoba meyakinkan tuan Handoko kembali.
"Kamu berkali-kali mencoba meyakinkan diriku agar percaya dengan kata-kata bodohmu itu. Apa kamu pikir aku akan percaya. Kamu adalah seorang perempuan jalang mana mungkin aku percaya. Merry adalah menantuku. Aku akan melindunginya sebagai mertua!" seru tuan Handoko.
Sera masih saja menyudutkan Merry. Dia menantang tuan Handoko untuk melakukan tes dna setelah bayinya lahir sehingga akan terbukti siapa ayah sebenarnya dari bayi yang dikandung oleh Merry. Jika hasilnya adalah tidak sesuai dengan dna Rehan maka orang pertama yang menertawakan keluarga Handoko adalah dia. Karena keluarga Handoko begitu bodoh begitu saja mempercayai trik dari perempuan licik seperti Merry.
"Baru saja aku tinggal mandi. Kenapa ada keributan di rumahku?" tanya Rehan yang baru saja turun dari lantai dua menuju ruang makan.
"Rehan. Aku sangat merindukanmu," ucap Sera yang berlari memeluk Rehan. Dulu Rehan akan senang bertemu dengan Sera dan akan menentang tuan Handoko karena mencintai Sera dan selalu percaya dengan hasutan dan tipuan kecil yang diucapkan oleh Sera.
Sera masih menganggap penting dirinya di hati Rehan sehingga begitu percaya diri Rehan masih akan membelanya seperti dulu. Karena dekorasi rumah masih saja tidak berubah seperti apa yang di dekor oleh Sera beberapa tahun silam.
"Lepaskan aku. Kenapa kamu begitu tidak tahu diri memeluk seorang suami yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah?!" bentak Rehan.
"Rehan kenapa kamu begitu galak padaku. Dulu kamu sangat lembut padaku kenapa kamu sekarang menjadi dingin. Anak apa Rehan? Kamu dulu tidak menginginkan anak saat bersama denganku dan melakukan sterilisasi bukan?" tanya Sera mengingatkan Rehan.
Rehan tertawa saat bertemu Merry dia sengaja membuka steriliasi pada tubuhnya demi mendapatkan seorang keturunan. Semua ini dia lakukan agar mengikat Merry selalu berada dalam genggamannya. Sera terlalu percaya diri sehingga melakukan satu kesalahan yang fatal.
"Nona Sera jika tidak ada urusan lagi silahkan tinggalkan keluargaku. Suamiku akan berangkat kerja bersamaku sebentar lagi. Atau aku akan menelepon Marcel untuk menjemputmu?" tanya Merry.
"Kamu benar Merry kamu harus menelepon Marcel dan mengatakan kalau kekasihnya membuat onar di rumah orang!" seru Rehan.
"Aku bisa pergi sendiri. Merry aku akan membalas penghinaan yang kamu berikan hari ini!" seru Sera sambil berjalan dan pergi dari rumah Rehan.
Tuan Handoko memerintahkan utusannya untuk mengejar Sera. Dia ingin menekan Sera agar tidak bertindak sembarangan kepada menantunya. Dia harus tahu siapa yang dia singgung. Tuan Handoko tidak ingin hal yang membuat menyesal terjadi dua kali.
"Ayah apa yang ayah pikirkan. Kenapa tidak mengabariku jika mau datang ke rumah?" tanya Rehan.
"Anak bodoh masih berani tanya kenapa tidak mengabari. Seorang pelayan yang mengabariku kalau istrimu dalam bahaya. Kenapa kamu mandi begitu lama sekali. Sehingga ada wanita jalang yang berani datang menindas menantuku!" jawab tuan Handoko.
Rehan meminta maaf kepada Merry karena tidak tahu ada hal seperti ini. Rehan merasa keamanan rumah ini tidak terlalu aman untuk Merry dan bayinya karena banyak ancaman yang datang silih berganti. Rehan memutuskan untuk menerima tawaran ayahnya tentang pindah rumah. Yang sudah dibicarakan tempo hari dengan Rehan.
"Sepertinya rumah ini sudah tidak aman lagi. Merry maukah kamu pindah rumah ke rumah baru. Aku takut kamu dan bayiku akan terluka lagi," ucap Rehan.
"Aku bersedia pindah asalkan di rumah baru aman untukku dan bayi kita. Aku juga butuh kenyamanan dan keamanan saat melahirkan dan mengurus anak nanti," balas Merry.
Tuan Handoko tersenyum. Rehan sepertinya sudah berubah dan lebih menyayangi Merry karena ada buah cintanya di dalam perut Merry. Kalau begitu dia memberikan tawaran biarkan beliau yang memilih rumah untuk mereka berdua.
"Ayah yang akan memilih rumah untuk kalian berdua dan calon cucuku," ucap tuan Handoko.
"Ayah tidak perlu menghamburkan uang lagi. Bukankah tadi bilang sudah menyediakan rumah, mobil bahkan beberapa aset berharga lainnya untukku?" tanya Merry.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KONTRAK SANG CEO
RomanceSaat kontrak pernikahan sudah akan berakhir Rehan mulai membuka hatinya untuk Merry. Rehan belum mau mengungkapkan yang sebenarnya sehingga Merry yang sudah ingin lepas dari pernikahan kontrak ini berusaha lepas dari genggaman Rehan. Seorang wanita...