air mata tuan sutarjo

81 4 0
                                    

Marcel bergidik kesal karena Rehan masih saja mengejeknya karena tidak bisa mendapatkan Merry yang kini telah mengandung anaknya. Ia kemudian mencoba menenangkan hatinya lalu tersenyum pada Rehan dan mengatakan padanya tentu saja undangan yang diberikan kepada Rehan dan Merry sangat spesial.

"Tentu saja spesial karena aku ingin hari bahagiaku disaksikan oleh perempuan yang pernah aku cintai. Aku ingin melihat ekpresi istrimu saat melihatku berada di atas pelaminan bersama wanita yang aku nikahi," jawab Marcel.

"Aku mewakili istriku mengucapkan terima kasih padamu. Mungkin istriku akan ikut bahagia karena kamu terlah menemukan tambatan hatimu," balas Rehan.

Ingin marah tapi sudah tidak bisa. Begitulah apa yang dirasakan Marcel sekarang. Merry tampaknya memang sudah bahagia bersama Rehan dan disayangi semua anggota keluarga suaminya. Hanya doa yang bisa dia panjatkan untuk Merry agar selamanya bisa bahagia. Tapi dihati kecil Marcel sepertinya lelaki itu masih berharap bisa memiliki Merry sampai akhir.

"Rehan istrimu sudah lapar aku juga sudah akan pergi karena beberapa pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan. Selamat tinggal dan sampai jumpa di lain waktu," ucap Marcel sok tegar.

"Baiklah tuan muda Marcel aku harap kamu dan aku akan memiliki hubungan kerja dan pertemanan yang baik," balas Rehan.

Rehan menuju tempat Merry dan ayahnya. Sedangkan Marcel menuju mobilnya dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Dia sangat marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Merry waktu itu sehingga menjadi milik orang lain dan mengandung anaknya sekarang. Marcel berlum sepenuhnya move on dari Merry gadis yang dicintainya.

"Brengsek!! Rehan kamu akan menyesal jika suatu hati nanti menyakiti Merry aku sendiri yang akan menghabisimu!" ucap Marcel sambil menggebuk setir mobilnya.

Lalu Marcel pergi melajukan kendaraannya dengan cepat. Merry penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh Marcel dan Rehan kenapa mereka sepertinya sangat lama bertemu.

"Rehan apa yang kamu bicarakan dengan Marcel?" tanya Merry.

"Rahasia. Apa kamu penasaran? Dia mengatakan akan mengirimkan undangan spesial pernikahannya jika dia akan menikah!" seru Rehan sambil menggandeng Merry.

Merry bersyukur kalau Marcel sudah terbuka pikirannya sedikit demi sedikit untuk membuka hatinya pada gadis lain. Karena begitu banyak gadis di dunia ini yang pasti akan menyukainya. Siapa yang tidak menyukai Marcel penerus perusahaan keluarganya dimasa depan. Merry ikut senang kalau dia benar-benar akan menikah.

"Aku ikut senang kalau dia benar-benar akan menikah," ucap Merry sambil menggenggam erat tangan Rehan.

"Ayah juga ikut bahagia kalau bocah itu menikah. Karena tidak akan ada lagi yang mengganggu menantuku!" seru tuan Handoko.

Rehan tersenyum karena ayahnya sangat menyayangi menantunya. Semenjak Merry dikabarkan hamil orang tua itu semakin posesif dan mengontrol kehidupan Rehan. Beliau tidak ingin Rehan terjebak dalam jerat cinta wanita liar diluaran sana.

Tuan Handoko berpikir kalau itu terjadi kasihan cucu yang sudah tumbuh dalam kandungan Merry. Jangan sampai Merry sedih karena akan berpengaruh pada janin dalam kandungannya.

"Ayah sudahlah mulai hari ini dan seterusnya tidak akan ada yang berani mengganggu menantu dari keluarga Handoko lagi. Dia akan memiliki anak dari benihku," ucap Rehan.

"Jangan percaya diri dulu. Walaupun bocah itu tidak mengusik ketenangan Merry lagi. Tapi aku yakin para perempuan liar yang ada di sekelilingmu itu akan mencoba untuk menyakiti keturunanku. Jadi kamu harus lebih waspada," balas tuan Handoko.

Tuan Handoko menyayangkan Rehan pernah memeliharan dan bersenang-senang dengan banyak wanita liar di luaran sana. Sehingga masalah Merry hampir kehilangan bayinya pernah terjadi. Apalagi saat di usg ada prediksi memar di bagian tubuh bayi mungil yang belum lahir itu.

"Ayah jangan khawatir Rehan sudah tidak sama seperti dulu lagi. Aku juga yakin kalau penjagaan di sekeliling Merry ketat. Tidak akan ada wanita liar manapun yang menyakiti Merry. Tapi aku juga tidak akan lengah sedikitpun," ucap Merry.

"Tapi kamu sedang hamil dan memiliki tubuh yang sedikit lemah dari wanita yang belum hamil. Merry ayah harap kamu dan Rehan akan hidup bersama selamanya. Melahirkan banyak keturunan dan membangun bisnis bersama dengannya," ucap tuan Handoko.

Merry mengangguk asalkan Rehan juga setuju dia akan melahirkan banyak anak untuk keluarga ini dan membantunya mengurus bisnis. Karena menjadi anak tunggal itu tidak menyenangkan kemana-mana sendirian dan juga merasa kesepian di rumah.

"Rehan apa kamu setuju memiliki banyak anak?" tanya Merry.

"Dua atau tiga saja cukup. Aku tak mau kamu kerepotan mengurus mereka!" tegas Rehan.

Merry tersenyum kalau begitu dia sepakat paling banyak tiga anak dari pernikahannya. Tapi dengan jarak yang sudah ditentukan. Tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh yang pas saja. Itu semua demi kebaikan bersama. Tubuh wanita akan lelah jika mengurus anak-anak dengan umur yang jaraknya terlalu dekat.

"Jadi kamu setuju dengan tiga anak lalu umur berapa kamu menginginkan anak keduamu lahir setelah kakaknya sudah ada di dunia?" tanya Merry.

"Kamu fokus saja lahiranmu dulu. Baru bicarakan anak kedua dan selanjutnya. Apa kamu tidak tahu aku ini sedang deg-degan menyambut kelahiran buah hati kira dan menemanimu melahirkan. Ini adalah pengalaman pertama bagiku," ucap Rehan.

Tuan Handoko tersenyum melihat kelakuan Rehan yang diam-diam sangat memikirkan kelahiran putra pertamanya. Tuan Handoko jadi mengingat dirinya sendiri waktu itu saat Rehan akan lahir. Hal yang pasti akan dicemaskan oleh para suami yang istrinya akan melahirkan.

"Rehan kamu kenapa tidak bertanya pada yang sudah pengalaman. Bisa itu ayah atau orang-orang yang ada di sekelilingmu," ucap tuan Handoko.

"Maksud ayah orang yang ada disekelilingku itu siapa?" tanya Rehan.

"Bisa saja anak buahmu yang sudah pernah melahirkan atau para karyawan di perusahaan yang pernah menemani istrinya melahirkan. Kamu bisa bertanya pengalaman mereka. Tapi kamu harus ingat karena mungkin setiap istri atau wanita yang melahirkan akan mengalami kondisi yang berbeda," balas tuan Handoko.

Rehan sudah mengerti sekarang. Dia sangat paham akan situasi dan kondisi yang mendebarkan ini. Rehan berharap Merry akan melahirkan lancar dan sehat. Tidak peduli nanti akan normal atau melakukan operasi Rehan akan selalu menjaga Merry dan mendukung Merry sebagai suaminya. Ada wanita yang sudah rela mengandung anaknya sampai tubuhnya berubah dan merasakan capek yang berkepanjangan membuatnya sangat bahagia. Apalagi Merry tidak banyak mengeluh seperti orang-orang pada umumnya.

"Ayah terima kasih nasehatnya. Rehan akan melakukan itu semua," ucap Rehan.

"Apa katamu? Coba ulangi sekali lagi. Aku baru mendengar kamu mengucapkan terima kasih padaku saat sudah akan menjadi ayah. Rehan ternyata ayah memilihkanmu wanita yang tepat. Coba kalau kamu masih bersama wanita liar yang tadi pagi datang ke rumah itu. Kamu pasti akan membuat ayah bangkrut karena wanita rubah itu terus meminta sesuatu yang tidak masuk akal darimu," balas tuan Handoko kelewat girang.

Tak terasa air mata menetes di pipi tuan Handoko. Entah apa yang dia pikirkan sehingga mendengar ucapan terima kasihd dari putranya dia menitikkan air mata lalu mengusapnya dengan cepat.

"Ayah air mata yang kamu keluarkan itu. Air mata bahagia atau sedih?" tanya Merry sambil mengeluarkan sapu tangan miliknya.

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang