Rehan melihat sekeliling dapur dan tidak ada Merry ia memarahi beberapa pelayan yang berada di dapur. Ia akan memecat mereka semua kalau tidak ada yang menemukan Merry dimana. Pikiran Rehan sudah kacau dan selalu marah-marah ia tak dapat membayangkan kalau Merry tidak ada di sampingnya seperti sekarang ini.
"Tuan Rehan saya mohon tenanglah. Marah-marah di pagi hari tidak baik untuk kesehatan," uap pelayan di rumah Rehan.
"Lancang sekali kamu kalau terjadi apa-apa terhadap istriku apa kamu mau bertanggung jawab hah?" tanya Rehan dengan nada keras.
Pelayan itu menggelengkan kepalanya karena Merry hanya pergi ke kamar kecil sebentar dan Rehan tidak melihatnya sudah membuat tuan mudanya gila bagaimana kalau nyonya mudanya itu harus pergi berlibur satu minggu tanpa Rehan mungkin bosnya akan membanting pintu dan sakit sampai nyonya mudanya kembali ke rumah.
"Tidak akan terjadi apa-apa terhadap nyonya muda. Jadi saya mohon tenanglah dan jangan marah-marah terus," jawab pelayan itu.
"Pelayan bodoh aku sedang khawatir karena tidak ada istriku saat bangun tidur. Katanya tadi di dapur tapi saat aku ke sini istriku tidak ada bagaimana aku bisa aku tidak marah." Rehan kesal sekali rasanya ingin menghancurkan rumahnya sendiri sampai Merry ketemu.
Sudah banyak yang mengatakan kalau Merry baik-baik saja. Rehan tidak perlu khawatir seharusnya Rehan tenang dan mencoba mencari tahu dengan hati yang tidak kacau dahulu barulah marah-marah jika kenyataan tidak seperti yang ia bayangkan.
"Ada apa ini ramai sekali dapur?" tanya Merry yang sudah selesai dikamar mandi dan mencuci tangannya memakai sabun di wastafel dapur.
"Merry kemana saja kamu. Pelayan di sini kerja tidak ada yang becus mereka tidak menjagamu dengan baik," ucap Rehan sambil memeluk Merry.
Pelayan menjelaskan pada Merry apa yang terjadi barusan ia hanya tertawa karena merasa tuan muda yang sombong dan keras kepala seperti Rehan ini bisa ada saat-saat seperti anak kecil yang manja kepada istrinya. Sungguh menggelikan bagi Merry teruslah seperti ini jika di depan Merry mungkin dia akan senang sekali dan bahagia seumur hidup.
"Merry apa yang kamu tertawakan apakah kamu tidak tahu kalau aku sedang mengkhawatirkanmu. Kamu kenapa meledekku seperti itu?" tanya Rehan sedikit kecewa dengan reaksi istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KONTRAK SANG CEO
RomanceSaat kontrak pernikahan sudah akan berakhir Rehan mulai membuka hatinya untuk Merry. Rehan belum mau mengungkapkan yang sebenarnya sehingga Merry yang sudah ingin lepas dari pernikahan kontrak ini berusaha lepas dari genggaman Rehan. Seorang wanita...