Kepulangan Merry

201 9 0
                                    

Rehan menyetujui mertuanya tinggal di rumah pribadinya sampai Merry pulih. Merry sudah berangsur membaik Dokter sudah membolehkannya untuk pulang.

"Ibu Mertua aku percayakan padamu kesehatan Merry selama aku bekerja," ucap Rehan.

"Bekerjalah memang tugas seorang suami mencari nafkah untuk anak dan istri. Percayakan saja Merry pada ibu," balas nyonya Wijaya.

Rehan mengangguk dan mengecup kening Merry saat akan berangkat bekerja. Ia melambaikan tangan kepada Merry wajahnya murung seolah tak mau berpisah satu menitpun dengan Merry. Rehan sangat suka sekali dengan Merry walaupun awalnya ia sangat tidak menyukai Merry tapi entah kenapa Rehan kali ini benar-benar tidak ingin kehilangan Merry dan calon keturunannya.

***

"Rehan, aku ingin bertemu Merry dimana kamu menyembunyikan Merry?" tanya Marcel.

"Untuk apa kamu ingin menemui istriku. Kamu seorang pria bujang lebih baik mencari seorang wanita yang sepadan juga denganmu," jawab Rehan tersenyum sinis.

Marcel kesal dengan jawaban Rehan bagaimanapun ia sangat khawatir dengan keadaan Merry. Dia masih mencintai Merry dan jika Merry tidak bahagia dan sering tersakiti saat bersama dengan Rehan ia ingin sekali membawanya pergi.

"Aku ingin bertemu dengan Merry. Aku ingin memastikan dia baik-baik saja. Kenapa kamu menyembunyikannya?" tanya Marcel dengan nada kesal.

"Karena dia istriku dan sedang mengandung anakku. Apakah kamu mau membawa pergi wanita yang sedang hamil dan berstatus anak orang. Memalukan sekali aku tak yakin kalau putra dari keluarga Manggala ingin membawa pergi istri orang," jawab Rehan masih sinis.

Memang benar ucapan Rehan Merry adalah istrinya untuk apa Marcel ingin menemuinya dan berusaha merusak rumah tangga orang. Marcel tak ada hak untuk menemui Merry jika Rehan tidak mengijinkannya.

 "Jika dia tidak hidup bahagia aku akan merebut paksa darimu!" seru Marcel.

"Lebih baik tuan muda Marcel pulang karena aku tidak akan mengijinkan kamu sedetikpun bertemu istriku," ucap Rehan dengan nada penuh tekanan.

"Rehan hari ini aku pergi bukan berarti aku kalah darimu. Aku akan tetap berusaha menyakinkan Merry kalau aku satu-satunya lelaki yang pantas mendampinginya," ucap Marcel.

Marcel segera pergi meninggalkan Rehan dengan luka hati yang masih menganga. Dia tidak percaya kalau Rehan akan terus menahan Merry dalam pelukannya sampai nanti. Saat ini yang ingin dia lakukan adalah menyelamatkan Santika agar dia bisa menggoda Rehan dan bisa melepaskan Merry.

"Perketat penjagaan rumah jangan biarkan siapapun yang tidak berkepentingan masuk rumah. Utamakan keselamatan nyonya dan calon bayinya," perintah Rehan kepada anak buahnya.

"Baik tuan akan kami laksanakan perintah tuan, untuk menjaga nyonya muda," jawab anak buah Rehan.

Rehan menutup teleponnya lalu fokus bekerja. Sementara itu dikediaman utama keluarga Handoko, Dokter melaporkan hasil pemeriksaan atas pengakuan kehamilan Santika. ia ketahuan berbohong dan membuat keributan tempo hari membuat tuan Handoko marah besar.

"Kamu perempuan sialan berani sekali membuat pengkuan palsu seperti ini hanya untuk mendapatkan simpati masyarakat kamu harus mengganti rugi kerugian dan nama baik keluarga Handoko yang tercemar," bentak tuan Handoko.

"Ampun tuan Handoko, aku harus mengganti rugi dengan cara apa?" tanya Santika yang ketakutan.

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang