berbohong

145 3 0
                                    


Tuan Handoko tersenyum malu. Ia mengatakan kalau tadi hanya membual untuk membuat hati Sera panas. Siapa suruh dia mengganggu menantu kesayangannya. Tuan Handoko tidak rela ada perempuan liar menindas menantu sahnya.

"Merry tadi aku hanya membantumu menyingkirkan wanita liar yang pernah dipelihara oleh Rehan saja," jawab tuan Handoko.

"Ayah terima kasih telah membantuku. Aku pikir itu adalah sungguhan makanya aku tidak mau membeli baru jika sudah ada rumah yang ayah berikan," ucap Merry.

Tuan Handoko mengajak putra dan menantunya untuk memilih rumah di sebuah kawasan elit yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Hanya pemilik dan keluarga dekatnya saja yang bisa masuk ke sana.

"Rumah di sini berharga fantastis dengan penjagaan yang ketat. Bahkan harganya lebih dari lima belas milyar seperti yang ayah katakan tadi," gumam Merry.

"Putriku kamu harus memilih salah satu rumah ini. Tidak usah mempeduikan harganya. Kalau cocok kamu katakan saja pada ayah. Yang penting adalah keselamatanmu dan calon cucuku," jawab tuan Handoko bersemangat.

Rehan menggelengkan kepalanya. Orang tua itu terlalu bersemangat kalau sudah menyangkut cucunya. Rehan sangat senang melihatnya. Tidak seperti dulu dia dan orang tuanya selalu bersih tegang karena dia selalu membantahnya juga tidak mau menerima nasehatnya akibat terkena hasutan dari Sera yang akhirnya meninggalkannya demi pria yang lebih kaya lainnya.

"Merry mumpung ayah baik hati. kamu pilih saja yang mana kau mau. Aku akan membantumu memilihkan yang paling mahal agar ayah bangkrut!" seru Rehan sambil melihat brosur yang diberikan oleh marketing rumah.

"Tenang saja Rehan uang ayahmu tidak akan pernah habis walau kamu memilih rumah yang paling mahal untuk cucuku," ucap tuan Handoko sambil tertawa lebar.

Rehan sempat kesal karena tuan Handoko selalu berkata untuk cucu. Semuanya untuk cucu kenapa sekarang sang ayah tidak lagi mempedulikannya sama sekali. Padahal dahulu kala ia sangat mencintainya melebihi apapun kenapa sekarang di pikirannya hanya ada cucu saja.

"Ayah kenapa memikirkan cucu saja sepanjang hari. Apa ayah tak lagi menyayangiku?" tanya Rehan sambil mengepalkan tangannya.

"Hmm itu semua salahmu. Kamu hampir saja mencelakai keturunan keluarga Handoko. Jika dari dulu kamu menikah dengan wanita baik-baik dan tidak memelihara wanita liar sehingga harus melakukan vasektomi. Untuk apa segembira ini akan memiliki cucu dari menantu sah," balas tuan Handoko.

Rehan terdiam dan tidak membantah lagi karena kode dari Merry. Ia menghembuskan nafasnya kasar benar juga ayah sangat menginginkan cucu tapi selama ini Rehan selalu menentangnya. Apalagi Sera kala itu tidak mau memiliki anak karena dia adalah selebriti terkenal yang sedang naik daun. Jika ada anak mungkin akan merepotkan sekali dan dia harus berhenti berkarir.

Sera tak mau hal itu terjadi karena akan menghambat karirnya yang sedang cemerlang. Tapi saat dia dijodohkan dengan Merry dia menemui Dokter lagi dan melepas ikatan vasektominya. Alhasil apa yang diinginkan tuan Handoko tercapai. Merry mengandung anak dari benih Rehan.

"Ayah jangan marah-marah terus. Aku memilih rumah yang tipe ini. Soalnya aku suka rumah minimalis. tidak suka yang besar karena akan capek mengejar anak-anak nanti," ucap Merry sambil menunjuk sebuah gambar pada brosur.

"Baiklah berikan saja pada marketing itu. Aku akan mengurus dokumennya untuk segera. Dan kalian harus segera pindah rumah," balas Tuan Handoko bersemangat sekali.

Tuan Handoko mengikuti marketing rumah untuk mengurus dokumen kepemilikan rumah yang akan ia berikan kepada Merry yang sedang mengandung cucunya. Merry tersenyum kecil melihat orang tua yang sedang ingin menimang cucu itu. Ia mengelus perutnya yang sudah kian membesar. Ia mengucapakan kalimat semangat pada bayinya karena kehadirannya sangat dinantikan oleh banyak orang.

"Anakku liahtlah kakekmu begitu bersemangat menunggu kamu lahir sampai membelikan rumah demi keamanan dan kenyamanan untukmu," ucap Merry sambil mengelus perutnya.

"Ayah juga tidak kalah bahagia seperti kakekmu. Ayah juga menunggu kelahiranmu dengan selamat. Apapun jenis kelaminmu nanti ayah pasti akan menyayangimu sepenuh hati," ujar Rehan sambil mengecup perut Merry yang buncit.

Rehan merasakan tendangan dari perus Merry saat mencium perutnya. Rehan kaget sekaligus senang dia sangat gembira melihat janin dalam perut Merry begitu aktif. Ternyata akan menjadi seorang ayah begini rasanya. Rehan memeluk Merry karena bahagia.

"Akhirnya aku bisa merasakan tendagannya. Biasanya kalau aku ingin tahu dia selalu mengumpet. Merry hari ini aku bahagia sekali," ucap Rehan sambil memeluk istrinya.

"Mungkin hari ini dia dalam kondisi senang karena akan mendapatkan hadiah rumah dari kakeknya," balas Merry.

Melihat keromantisan dan kerukunan menantu dan anaknya. Tuan Handoko bahagia dari kejauhan. Awalnya mereka tidak mau disatukan dalam ikatan perjodohan. Tuan Handoko sempat khawatir karena Rehan memelihara seorang model liar dan menduakan menantunya. Bahkan Rehan selalu membawanya pulang ke rumah dan bercumbu dengannya di depan Merry. Siapa sangka Merry hamil lebih dulu dan membuatnya senang bukan main.

"Ayah sangat senang melihat kekompakan kalian seperti ini. Setidaknya kekhatairan ayah hilang melihat pemandangan yang sangat romantis dari kalian berdua. Ayah jadi ingat masa muda yang tak terlupakan," ucap tuan Handoko.

"Terima kasih ayah. Aku juga senang Rehan sangat menyayangiku dan calon anaknya. Semua ini berkat doa ayah dan ibu juga ayah yang selalu memarahi Rehan. Dia telah berubah menjadi seorang pria penyayang," balas Merry.

Prosedur pembelian rumah telah selesai. Rumah mewah minimalis diatas namakan Merry karena nanti akan diwariskan untuk anaknya. Tuan Handoko menyerahkan surat kepemilikan rumah mewah itu kepada Merry. Dengan tangan gemetar Merry menerimanya, ini adalah barang mewah pemberian orang lain yang pernah merry terima. Dia sudah biasa membeli barang mewah tapi kali ini ada yang membaginya secara cuma-cuma untuknya.

"Terima kasih ayah. Jadi seperti ini rasanya mendapatkan rumah dari mertua," ucap MErry sambil menirikkan air mata karena haru.

"Kamu tidak boleh senang sampai menangis begitu. Kamu pikirkan kesehatan cucuku. Aku tidak mau karena kamu menangis sedih dia akan ikutan sedih. Aku memberikan ini untuk cucu bukan untukmu," ucap tuan Handoko yang tidak tahu harus berkata apa karena tak ingin Merry merasa terharu sampai menangis begitu.

Merry tersenyum dasar anak dan ayah sama saja. Tidak tahu bagaimana caranya membujuk dan menenangkan seorang wanita dengan benar. Mereka mengekspresikan rasa bahagianya dengan berkata ketus dan seolah tidak peduli. Padahal di hati mereka ada cinta yang begitu besar untuk orang yang dicintainya.

"Ayah kamu dan Rehan memiliki satu kemiripan. Aku baru menyadari itu hari ini. Seklai lagi aku ucapkan terima kasih atas rumah barunya. Anakku akan senang jika sudah lahir nanti," ucap Merry sambil tertawa senang.

"Aku dan Rehan mirip dari apanya? Jelas-jelas aku lebih tampan dan tidak suka memainkan wanita. jangan kamu samakan dia dengan aku yang setia pada satu wanita saja ini!" seru tuan Handoko.

Sera dan Santika yang kebetulan berada di lokasi untuk urusan pekerjaan tak sengaja melihat kebahagiaan yang dipancarkan Merry karena mendaparkan kasih sayang dari tuan Handoko. Mereka menggertakakn gigi dan mengepalkan tangannya karena tidak senang Merry yang sudah memiliki segalanya harus mendapatkan perhatian lebih dari tuan Handoko.

"Aku akan membalas wanita jalang itu. Aku tidak suka dihina seperti ini!" seru Sera yang sakit hati mengingat kejadian pagi tadi.

"Kakak katamu kamu sudah akan menikah dengan Marcel. Kenapa melihat orang lain bahagia kamu kesal seperti itu?" tanya Santika yang mencoba memercikan api kepada Sera.

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang