Rehan menghampi Marcel dan meninju tepat di bagian wajahnay sehingga keluar sedikit darah dari bibir Marcel. Sebagai seorang lelaki dia merasa terhina karena di depan matanya secara terang-terangan ada seorang yang menginginkan perceraian antara dia dan istrinya yang sedang mengandung.
"Marcel kamu sungguh tak tahu malu. Lebih baik kamu segera pergi dari sini karena aku sudah muak melihat wajahmu!" seru Rehan yang sudah marah tidak dapat di bendung lagi.
"Aku tidak mau pergi sebelum mendengar jawaban dari Merry," ucap Marcel.
Marcel menginginkan jawaban yang pasti dari Merry sebelum ia benar-benar pergi dari hadapan Merry ia ingin tahu perasaan apa yang ada di dalam hatinya sehingga ia tak menginginkan pergi dari Rehan.
Marcel harus tahu secara pasti dan jujur kalau Merry sebenarnya memiliki perasaan seperti apa saat ini.
"Maksudmu meminta jawaban dari istriku apa. Sudah jelas dia adalah istriku secara sah dan menurut hukum yang berlaku!" seru Rehan.
"AKu ingin tahu apakah dia mencintaimu atau tidak?" tanya Marcel masih tak mau menyerah.
Merry melingkarkan tangannya pada lengan tangan Rehan lalu ia membuat alasan kalau bayi di dalam perutnya ingin di manja oleh sang ayah. Ini sudah jelas sebagai bentuk jawaban dari pertanyaan Marcel bukan.
Merry tidak mau ada yang tersakiti tapi saat ini posisinya adalah sebagai nyonya muda dari keluarga Handoko sudah pasti dia akan memilih suaminya.
"Rehan bawa aku pulang, anakku ingin dimanja olehmu," ucap Merry.
"Baiklah ayo kita pulang," ajak Rehan sambil merangkul Merry.
"Tunggu Merry!" seru Marcel yang masih berharap.
"Kamu apakah tidak melihat istriku sedang hamil dan kelelahan jangan buat aku kehilangan kesabaran!" bentak Rehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KONTRAK SANG CEO
RomanceSaat kontrak pernikahan sudah akan berakhir Rehan mulai membuka hatinya untuk Merry. Rehan belum mau mengungkapkan yang sebenarnya sehingga Merry yang sudah ingin lepas dari pernikahan kontrak ini berusaha lepas dari genggaman Rehan. Seorang wanita...