Merry mengatakan kalau hari ini tak ada yang ingin dia makan. Mungkin efek hamil jadinya tak ada makanan yang selera dia makan. Rehan menjadi bingung di buatnya. Karena ini baru pertama kalinya Rehan mengurus wanita hamil.
"Aku tak mau makan apapun cukup makan yang tersedia dimeja makan saja," jawab Merry.
"Jangan membuatku pusing Merry aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan karena aku baru pertama kali mengurus istri yang sedang hamil," ucap Rehan.
Melihat ekspresi Rehan yang tak biasa membuat Merry tertawa seorang tuan muda Rehan yang angkuh itu ternyata bisa juga panik hanya karena mangurus wanita yang sedang hamil.
"Rehan kamu tak perlu panik dan gugup setiap hari hanya karena aku sedang hamil," pinta Merry yang gemas dengan tingkah laku Rehan.
"Lalu apa yang harus aku lakukan untuk merawatmu. Aku benar-benar tidak punya pengalaman apapun," ucap Rehan.
Merry mengatakan cukup saja mendukungnya atau menemaninya ke poli kandungan dan kebidanan setiap bulan saat kontrol agar mendapatkan wawasan dari Dokter kandungan. Jadi Rehan juga tahu misal ada sesuatu yang harus ditindak segera atau mungkin ada sesuatu yang tidak beres dengan kandungan Merry.
"Cukup jadi suami yang baik dan siaga saat menghadapi istri yang hamil itu sudah lebih dari cukup," ucap Merry sambil tersenyum.
"Suami siaga itu yang seperti apa Merry?" tanya Rehan sambil menggaruk kepala.
Bagi Rehan lebih baik mengurus bisnis daripada harus mengurus istri hamil. Rehan benar-benar tak bisa berkutik ketika menghadapi rewelnya sang istri yang sedang hamil.
"Suami siaga itu akan selalu sigap dan ada ketika sang istri membutuhkannya. Karena suppor terbaik bagi seorang istri yang hamil adalah suaminya sendiri," jawab Merry.
"Aku mengerti sekarang Merry kamu jangan sungkan meminta bantuanku. Aku ingin menjadi suami siaga untukmu dan calon anak kita," balas Rehan yang sangat menyayangi Merry saat ini.
Merry mengangguk dan hatinya senang karena kini hati Rehan sudah melunak dan menunjukkan sikap yang baik padanya. Ketika Merry dinyatakan mengandung anak Rehan seketika dunianya berubah dari sikap Rehan menunjukkan kasih sayang dan juga perhatian yang lebih untuk Merry yang sedang hamil.
"Sudah siang kamu harus berangkat bekerja bukan. Aku akan menunggumu di rumah," ucap Merry sambil merapikan dasi Rehan.
"Jaga diri dan anak kita baik-baik ya sayangku. Nanti Leni akan ke sini untuk menemanimu mengobrol denganmu. Aku tahu kamu merasa suntuk saat di rumah. Jadi secara khusus aku meminta Leni untuk datang menjengukmu sekaligus mengobrol masalah perusahaan," balas Rehan sambil mengelus perut Merry dan mengucapkan kata selamat pagi kepada calon buah hatinya.
"Hati-hati dijalan ya suamiku, jangan tergoda wanita jalang di luaran sana," ucap Merry sengaja menyindir Rehan yang pernah menyakiti hatinya karena menghadirkan seorang Santika di kehidupan pernikahan yang ia pikir akan harmonis kala itu.
"Aku tidak akan menghianatimu demi anak kita," ucap Rehan sambil mengecup kening Merry.
Merry mengantarkan Rehan ke garasi mobil dan melambaikan tangan saat mobil itu melaju dari garasi melaju meninggalkan rumah pribadi mereka. Sungguh hati yang merana sepertinya Merry sudah benar-benar jatuh cinta pada pria angkuh bernama Rehan Handoko ini. Lalu bagaimana dengan kontrak pernikahan yang pernah ia buat dulu? Tiba-tiba Merry mengingat kontrak perjanjian pernikahannya dengan Rehan yang dibuat saat selesai malam pertama.
"Ya ampun apa yang aku pikirkan. Semuanya sudah baik-baik saja kenapa aku memikirkan hal yang tidak baik itu," keluh Merry.
"Merry kenapa kamu tampak tidak senang begitu. Apa Rehan manusia brengsek itu menindasmu lagi?" tanya Leni yang sudah tiba di kediaman Merry.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KONTRAK SANG CEO
RomanceSaat kontrak pernikahan sudah akan berakhir Rehan mulai membuka hatinya untuk Merry. Rehan belum mau mengungkapkan yang sebenarnya sehingga Merry yang sudah ingin lepas dari pernikahan kontrak ini berusaha lepas dari genggaman Rehan. Seorang wanita...