Janin Di Rahim Merry

297 9 0
                                    

Dokter mengerutkan dahinya bagaimana ada dua pria muda yang secara bersamaan menanyakan keadaan pasien apakah dia adalah kekasih kedua pria itu. Dokter melayang pikirannya kemana-mana. Tapi setelahnya dia berpikir realistis lagi.

"Siapa suami pasien?" tanya Dokter.

"Saya suami wanita cantik yang ada di dalam sebenarnya ada apa dengannya Dok," jawab Rehan dengan rasa cemas dan khawatir.

"Pasien mengalami pendarahan dari rahim. Sebenarnya pasien sedang mengandung," jawab Dokter.

Dokter memaparkan keadaan tubuh Merry seperti apa. Rahimnya kuat tapi kalau diselamatkan bayinya akan mengalami cacat. Maka Dokter meminta persetujuan suaminya untuk menentukan tindakan.

"Tuan seperti itu kondisinya keputusan ada di tanganmu mau di selamatkan atau digugurkan saja," ucap Dokter.

"Selamatkan saja Dok mau cacat mau normal dia tetap anak pertamaku," jawab Rehan.

Dokter mengangguk dan meminta asistennya untuk membawakan surat persetujuan yang harus ditanda tangani suaminya untuk melakukan penyelamatan pada bayi yang di kandung Merry.

"Aku tidak akan memberikan bocah dari keluarga Manggala ini kesempatan untuk mendekati Merry. Jika aku menyelamatkan anakku maka Merry akan tetap berada di sisiku selamanya," batin Rehan.

Marcel merasa lemas tubuhnya ia duduk di pinggir ruang igd dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia merasa terpukul dan sedih lantaran Merry mengandung anak pria lain.Tuan Manggala meminta maaf kepada keluarga wijaya dan Handoko atas insiden ini. Mereka lalu mengajak Marcel pulang agar tidak membuat keributan lagi.

"Mami, papi maafkan aku yang lalai menjaga istriku. Ibu mertua dan ayah mertua kalian boleh memukulku karena tidak bisa melindungi Merry dengan baik," pinta Rehan sambil berlutut.

"Nak kamu telah memilih berada di sini dan menyelamatkan putra dari istri sahmu. Kami akan mengampunimu atas apa yang kamu pilih karena itu tandanya kamu menyintai Merry," jawab nyonya Wijaya lalu memeluk menantunya itu.

Rehan menangis dalam pelukan ibu mertuanya ia sangat mencintai Merry atas kejadian yang dulu pernah terucap dan terjadi Rehan sangat menyesalinya. Jika tahu Merry bukan orang yang hanya mengandalkan lelaki untuk hidup mewah ia pasti akan memanjakannya sejak awal.

"Aku sangat malu pada diriku sendiri," keluh Rehan.

"Hapus air matamu nak. Kamu harus kuat demi Merry," pinta nyonya Wijaya.

Operasi usaha menyelamatkan janin yang ada di kandungan Merry sudah selesai dan sekarang Merry sudah dipindah ke ruang perawatan. Rehan tak henti menemani Merry sampai pagi hari karena ia tak tega melihat Merry menderita.Merry perlahan membuka matanya ia sudah sadar dan melihat Rehan tidur di samping ranjangnya sambil memegang tangannya.

"Rehan bangunlah apa yang terjadi?" tanya Merry.

"Kamu sudah sadar Merry. Syukurlah kamu sudah sadar," ucap Rehan sambil memeluk Merry.

Merry sangat ketakutan kalau ia kehilangan bayinya mengingat ia terjatuh dari tangga karena sengaja di dorong oleh Santika. Apa yang sebenarnya terjadi kenapa Santika bisa nekat melakukan hal itu.

"Apakah tubuhku baik-baik saja Rehan?" tanya Merry.

"Kamu harus banyak istirahat Dokter telah menyelamatkan bayi kita yang hampir saja meninggal. Merry kenapa kamu tak bilang kalau ternyata kamu hamil," ucap Rehan.

Merry menjawab kalau ia memberitahu Rehan dia hamil. Rehan tidak mau bercerai atau akan mengambil anaknya dan memisahkan dia dengan calon anaknya kelak. Mendengar jawaban Merry Rehan tertawa keras sekali. Tidak mungkin ia akan menceraikan Merry kalau ada ikatan berupa anak.

"Kamu terlalu banyak berpikir istirahatlah aku akan menyuapimu bubur dan minum obat," ucap Rehan.

"Aku tak sabar ingin pulang tapi aku tak mau melihat wanita gila itu," balas Merry.

Rehan mengangguk dan mengerti apa yang diinginkan oleh Merry. Dia akan mengirim Santika ke luar negeri atau membuatnya miskin selamanya dan tidak diterima di rumah produksi manapun saat ini.

***

Plak! Ctar! Tuan Handoko menampar dan mencambuk Santika berkali-kali karena telah berani hampir membuat cucu pertamanya meninggal. Perempuan jalang mana yang tidak menginginkan harta keluarga Handoko.

"Lepaskan aku tuan Handoko aku tidak bersalah apa yang terjadi dengan Merry murni kecelakaan," ucap Santika yang kesakitan.

"Tak usah berkelit lagi ini adalah video yang tak sengaja terekam kamera wartawan kalau kamu sengaja mencelakai menantu pilihan kami," balas tuan Handoko.

Tuan Handoko meminta seorang Dokter mengecek apakah Santika beneran hamil atau hanya berpura-pura saja. Ia meminta Dokter untuk mengangkat Rahim Santika jika berani berbohong dan membuat kekacauan di media tentang kehamilannya yang merupakan anak dari Rehan.

"Tidak tuan Handoko aku mohon padamu maafkan aku. Aku mengaku bersalah jangan lakukan itu padaku. Ini semua bukan rencanaku sendiri," ucap Santika memohon belas kasihan.

"Siapa lagi yang berkomplotan denganmu?" tanya Tuan Handoko.

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang