Merry memeluk Rehan lalu memintanya duduk dimeja makan dan Merry menemaninya. Merry meminta pelayan membuatkan teh manis hangat untuk Rehan dan Merry.
"Aku hanya terkejut ternyata seorang CEO yang dingin dan galak sepertimu bisa memperlihatkan rasa khawatir yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya," ucap Merry.
"Kamu membuatku khawatir saat aku membuka mata kamu tidak ada. Aku sangat khawatir sekali padamu," balas Rehan.
Teh hangat yang mereka minum saat pagi hari menambah hangat suasana. Merry mengatakan kalau dia hanya ingin makan masakan buatannya sendiri. Mungkin ini bisa dikatakan bawaan bayi. Bukan maksud meninggalkan Rehan yang masih terlelap tapi yang namanya ibu hamil pasti keinginannya selalu random dan tidak bisa ditunda.
"Apa kamu tahu saat aku hamil seperti ini kalau tidak keturunan apa yang aku inginkan rasanya hatiku akan kecewa dan marah," ucap Merry.
"Maafkan aku Merry aku jadi merasa bersalah. Kenapa tak membangunkan aku dulu tadi aku bisa menemanimu memasak," balas Rehan.
Merry tersenyum dia tak tega membangunkan Rehan yang tidur terlelap. Rehan sudah kelelahan mencari nafkah untuknya dan juga calon bayi. Merry malah merasa bersalah jika harus membangunkan suaminya yang sedang nyenyak tidur.
"Sayangku tidak apa-apa kamu sudah kelelahan bekerja tidak mungkin aku membangunkanmu hanya karena aku ingin makan soto daging buatanku sendiri," imbuh Merry.
"Merry kamu sungguh pengertian sekali. Tapi aku juga ingin seperti teman-teman yang lain. Mereka mengatakan merasa bahagia menuruti keinginan sang istri saat hamil walupun mereka kelelahan dan merasa letih sepulang bekerja," balas Rehan.
Entah mengapa Merry merasa terharu mendengar ucapan Rehan tak terasa air matanya meleleh di pipi. Bukan karena dia sedih tapi karena ia bahagia mendengar ucapan Rehan. Kenapa tidak dari dulu saja Rehan memperlakukannya seperti ini. Kenapa sikapnya tidak selembut ini sejak pertama mereka di nikahkan dulu.
"Merry jangan menangis aku akan merasa sedih saat kamu menitikkan air mata. Tersenyumalah!" pinta Rehan sambil mengusap kristal bening yang ada di pelupuk mata Merry.
"Jangan khawatir aku hanya menangis bahagia saat kamu ucapkan kata-kata itu," balas Merry.
Soto daging sudah matang dan para pelayan menyiapkan untuk sarapan Merry juga Rehan. Saat semuanya sudah siap dan tinggal makan seseorang datang ke ruang makan mengacaukan kebahagiaan mereka. Penjagaan di kediaman Rehan sudah ketat dan dijaga orang-orang profesinal kenapa dia bisa menerobos masuk ke dalam rumah seperti ini.
"Rehan kenapa wajah Merry seperti habis menangis. Apa kamu terluka lagi?" tanya seseorang itu dengan ekspresi marah.
"Kenapa kamu bisa masuk ke rumahku?" tanya Rehan dengan wajah yang tidak suka dan penuh amarah pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KONTRAK SANG CEO
RomanceSaat kontrak pernikahan sudah akan berakhir Rehan mulai membuka hatinya untuk Merry. Rehan belum mau mengungkapkan yang sebenarnya sehingga Merry yang sudah ingin lepas dari pernikahan kontrak ini berusaha lepas dari genggaman Rehan. Seorang wanita...