Rehan tidak memperbolehkan Merry untuk keluar kamar karena ia takut yang datang adalah Marcel pria yang selalu mengaku mencintai Merry. Rehan tidak suka kalau Merry dekat dengan pria saingannya itu.
"Tuan Rehan. Saya datang untuk bertemu dengan Merry. Ada proposal penting yang harus Merry periksa apa aku mengganggu kalian?" tanya Leni.
"Aku pikir siapa yang datang sepagi ini. kau boleh menemui Merry ke kamar," ucap Rehan yang merasa lega.
Leni menemui Merry yang ada di kamarnya. Ia menceritakan masalah yang ada di perusahaan. Merry antusias mendengar cerita dari Leni. Usai mendengarkan cerita dari Merry ia segera mengecek dokumen yang dibawa oleh Leni lalu menandatanganinya/.
'Merry kapan kau akan pergi ke perusahaan?" tanya Leni.
"Aku belum pasti tapi hari ini aku usahakan untuk pergi ke perusahan," jawab Merry.
Rehan mendengar percakapan mereka berdua lalu mengijinkan Merry untuk pergi ke perusahaan mengecek pekerjaan semua karyawan yang ada di sana. Tapi ingat ia tak boleh bertemu dengan Marcel yang sudah membuat Rehan cemburu buta.
"Kau boleh pergi ke perusahaan Merry. Kau juga perlu untuk melihat secara langsung anak buahmu!" seru Rehan.
"Apa kau serius. Jika ia aku akan pergi bersama Leni." Ucap Merry.
"Tentu saja serius. Nanti sore saat pulang kerja kau harus menelponku. Aku akan menjemputmu. Oh iya kau harus ingat syarat yang aku ajukan. Tidak boleh bertemu Marcel si anak dari keluarga Manggala itu," ucap Rehan yang tidak menyukai Marcel.
Merry menyanggupi apa yang dikatakan Rehan. Hanya tidak bertemu dengan Marcel itu hal yang mudah untuknya. Merry bergegas berangkat ke kantor bersama dengan Leni. Tak lupa untuk mengecup pipi Rehan. Ia harus terlihat baik-baik saja di depan sahabat sekaligus orang kepercayaannya di perusahaan.
"Aku berangkat kerja dulu ya suamiku, selama aku tidak ada tidak boleh ada penggoda yang mendekatimu!" seru Mery sambil memberikan kecupan mesra di pipi Rehan.
"Pergilah sebelum siang," balas Rehan.
Rehan puas dengan apa yang dilakukan Merry. Dia sudah membuka hati untuk Merry tapi dia tak mau mengakuinya. Lebih baik seperti ini biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya.
"Tuan saya lega melihat anda dan nyonya muda akrab dan mesra," ucap kepala pelayan di rumah Rehan.
"Tidak ada yang meminta pendapatmu. Mau aku mesra atau tidak dengan istriku aku tidak butuh pujianmu," balas Rehan yang gengsi menyatakan perasaannya sendiri.
Rehan pergi ke kantornya untuk bekerja seperti biasa. Merry sudah sampai perusahaannya dan melakuakn sidak di setiap departeman. Bahkan beberapa karyawan di salah satu departeman ada yang tidak patuh dan ia berikan potongan gaji untuk bulan depan saja. Ini untuk efek jera kepada semua karyawan yang tidak patuh dengan peraturan yang ia buat."Leni apakah mereka selalu bersikap seperti ini saat aku tidak ada?" tanya Merry.
"Iya. Mereka seakan tidak mengindahkan apa yang aku katakan," keluh Leni.
"Jangan khawatir aku akan mengumumkan kalau kau adalah asistenku yang berharga. Adikku akan menggantikanku untuk sementara saat aku menjadi istri yang baik di rumah," ucap Merry.
Leni dan Merry berdiskusi masalah pekerjaan sampai siang. Mereka juga melibatkan excetive perusahaan. Akhirnya diskusi santai mereka membuahkan hasil dan saatnya makan siang bersama. Hari ini Merry menaktrir bawahannya. Karena ia bisa keluar dari sangkar emas milik Rehan. Bisa keluar rumah membuatnya bahagia.
"Merry aku ingin bicara padamu berdua saja apa boleh?" tanya Marcel yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Bicara di sini saja. Aku takut aka nada paparasi atau mata-mata yang dikerjakan Rehan untuk mengawasiku selama di luar rumah," pinta Merry.
Jika sampai ada yang melihat mereka berdua dan membuat berita yang tidak-tidak. Ini akan membuat hubungannya dengan Rehan semakin renggang saja. Marcel duduk di sebelah Merry ia tak mau jika mengobrol dengan banyak orang maunya hanya berdua saja.
"Tuan Marcel maaf sekali. Bos saya ini sudah mempunyai suami jadi tolong jangan membuat orang salah paham," pinta Leni memberanikan diri.
"Nona Leni kau tenang saja. Aku tahu batasanku kok. Aku hanya ingin mengobrol saja dengan Merry," balas Marcel.
Leni mengingatkan Marcel untuk tidak melakukan tindakan yang mencurigakan. Atau mungkin membuat orang lain salah menilai dan akan menimbulkan fitnah diantara keduanya. Tentu saja yang akan dirugikan adalah Merry selain nanti dia tidak bisa keluar rumah lagi. Mungkin pelakor yang mengincar posisi nyonya Rehan akan memanfaatkan kondisi ini.
"Maaf tuan Marcel lebih baik untuk saat ini anda tidak berdekatan dulu dengan bos saya," ucap Leni.
"Nona Leni. Apakah kau tidak berlebihan di sini banyak orang. Menurutmu aku bisa melakukan hal buruk apa?" tanya Marcel.
"Kalau begitu biar saya duduk di tempat tuan Marcel dan tuan bisa duduk disebalah saya," pinta Leni.
Merry sejak tadi tidak berkata apapun. Ia juga belum mengecek ponselnya. Mungkin Marcel khawatir karena semalam Merry tidak memberikan kabar seperti apa yang ia janjikan.
"Makan siang sudah selesai terima kasih sudah mau memenuhi undangan makan siangku," ucap Merry kepada karyawannya.
"Kami yang seharusnya berterima kasih nyonya presdir. Karena anda telah menaktrir makan siang kami," ucap salah satu karyawannya.
Merry menganggukkan kepalanya. Ialu ia mengambil ponselnya betapa terkejutnya ia ketika Marcel beberapa kali menelponnya dan juga mengirimkan pesan singkat untuknya. Merry menatap Marcel dengan tatapan aneh.
"Marcel aku semalaman tidak memegang ponsel. Maafkan aku yang tidak memberikan kabar untukmu," ucap Meery.
"Makanya aku sangat khawatir. Maafkan aku yang tidak bisa melupakanmu. Apakah semalam Rehan menyakitimu?" tanya Marcel.
"Semalam dia membuatku lemas. Rehan begitu kuat di atas ranjang sampai aku gemetaran tidak kaut berdiri tadi pagi," jawab Merry dengan cepat.
Marcel kesal mendengar apa yang diucapkan oleh Merry. Ia tidak ingin melihat wanita yang dicintainya bersanding dengan lelaki lain. Hatinya terasa hancur mendengar jika Merry sangat memuji keperkasaan lelaki lain didepannya. Harga dirinya terasa diinjak-injak.
"Kau sudah tidur bersamanya. Kenapa kau tidak menolak saat dia menyentuhmu?" tanya Marcel yang kecewa.
"Tuan Marcel anda ini memberikan pertanyaan yang sangat konyol. Tuan Rehan adalah suami dari nona Merry. Sah saja jika mereka memadu kasih di atas ranjang semalaman," jawab Leni kesal dengan pertanyaan Marcel.
Lelaki itu menekuk wajahnya. Ia terasa amat kecewa kenapa tidak pulang lebih awal ke tanah air demi mempersunting Merry. Kenapa bisa orang lain lebih dulu menikahi Merry. Ia kesal dengan dirinya sendiri.
"Aku rasa waktu makan siang sudah selesai. Marcel aku harus kembali ke perusahaan," ucap Merry.
"Bagaimana jika aku mengantarmu ke perusahaan Merry?" tanya Marcel yang masih ingin mengorek lebih dalam tentang pernikahan kontrak antara wanita yang ia cintai dengan Rehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KONTRAK SANG CEO
RomanceSaat kontrak pernikahan sudah akan berakhir Rehan mulai membuka hatinya untuk Merry. Rehan belum mau mengungkapkan yang sebenarnya sehingga Merry yang sudah ingin lepas dari pernikahan kontrak ini berusaha lepas dari genggaman Rehan. Seorang wanita...