TAMAT

408 7 0
                                    


Rehan terkejut dengan siapa yang datang. Dia tersenyum lalu mengucapkan terima kasih atas ucapan selamatnya. Apakah pria ini begitu mencintai Merry baru juga mendengar kabar Merry sudah melahirkan dia langsung datang ke rumah sakit.

"Marcel, terima kasih kamu sudah datang ke rumah sakit. Apa kamu mau melihat anakku? Mereka sedang bersama kakek neneknya!" seru Rehan karena senang.

"Aku ingin melihat ibunya saja," balas Marcel.

Rehan tersenyum saja dan mengijinkannya datang menemui Merry yang sedang bersama nyonya Wijaya dan Handoko takut apa Rehan padanya karena sudah ada yang menjaga.

"Rehan selamat atas kelahiran putramu dan cucu dari keluarga Handoko. Ayah sangat terharu," ucap tuan Handoko menangis dan memeluk putranya.

"Terima kasih ayah. Kenapa menangis harusnya ayah bahagia," balas Rehan.

Tuan Handoko mengatakan kepada putranya kalau ia sangat terharu pasalnya dulu Rehan pernah tidak ingin mempunyai anak. Tapi sekarang dua anak sekaligus lahir dari benihnya yang ditanam di tubuh Merry. Tuan Handoko sangat senang apalagi banyak sekali perubahan yang dibawakan oleh Rehan.

Dia tidak lagi pembangkang seperti dulu.

"Sudahlah aku mau istirahat dulu. Ayah aku titip kedua bayiku dulu ya," ucap Rehan yang sudah letih.

"Baiklah sebentar lagi juga istrimu akan di pindahkan ke ruang perawatan," balas tuan Handoko yang mengantar putranya ke ruang vip perawatan istrinya.

***

Marcel masuk ruang persalinan yang di sana ada orang tua Merry juga. Dia datang membawa sebuah bingkisan dan mengucapkan selamat atas kelahiran putra-putrinya. Nyonya Wijaya sudah sinis saja melihat siapa yang datang ke kamar putrinya.

"Kamu untuk apa datang ke sini. Aku kesal melihat wajahmu. Kamu bersekongkol denagn wanita iblis untuk mencelakai putriku!" seru nyonya Wijaya.

"Ibu sudahlah semua sudah berlalu. Tidak ada lelaki yang mau menerima wanita yang melahirkan anak , biarkan dia mengatakan apa yang ingin ia ucapkan," pinta Merry meminta ibunya untuk tidak marah.

Marcel hanya datang sebentar lalu dia sudah pergi dari kamar itu. Sudah saatnya dia iklas melepaskan Merry. Dia memang sangat mencintai Merry tapi sayangnya Merry sudah bahagia bersama lelaki lain walau awalnya pria itu menyakitinya. Marcel harus iklas dengan segalanya hatinya memang hancur tapi tidak mungkin dia menghancurkan kebahagiaan anak-anak Merry karena orang tuanya harus berpisah karena egonya.

"Marcel, kenapa kamu ada di rumah sakit siapa yang sakit?" tanya Sera yang kebetulan sedang periksa kesehatannya.

"Tidak ada yang sakit. Tapi ada kabar bahagia di rumah sakit ini. Istri Rehan melahirkan jadi aku menjenguknya. Bayi mereka kembar!" jawab Marcel tegas.

Sera merasa sakit hati mendengarnya tapi ini adalah kenyataan. Sera memeluk Marcel dan raut wajahnya berubah senang. Dia senang karena ternyata Marcel sudah rela melepaskan wanita bernama Merry itu.

"Syukurlah kalau anak Rehan sudah lahir. Marcel kalau begitu ayo kita menjenguk mereka besok pagi. Biarkan mereka istirahat sekarang," ucap Sera.

"Oke ayo kita pulang," balas Marcel.

Mereka pulang dengan mobil yang sama. Tapi tak lupa melakukan hal itu di mobil karena sama-sama sakit hati atas kelahiran anak Rehan dan Merry. Cinta mereka mungkin bertepuk sebelah tangan. Tapi merela harus mengiklaskan karena keduanya sudah mempunyai ikatan berupa anak yang membutuhkan kasih sayang mereka untuk tumbuh kembangnya.

Keesokan harinya berita kelahiran cucu dari Handoko grup dan Wijaya grup tersebar melalui media elektronik, surat kabar dan juga berita di televisi. Semua orang mengucapkan selamat atas kelahiran putra perama Rehan. Banyak kado yang datang dari berbagai kalangan. Santika kesal mendengar berita ini seharusnya dia yang mendapatakan sanjungan dan pujian dari masyarakat luas bukan wanita lain di sisi Rehan. Dia sangat kesal dengan semua orang yang memuja dan memuji Merry.

"Sialan kenapa perempuan jalang itu yang harus mendapatkan antusias masyarakat dan pujian yang hebat!" seru Santika.

"Kamu pikir seorang simpanan sepertimu bisa apa. Sudahlah kamu harus mengiklaskan hatimu. Rehan sudah membuangmu jadi tidak usah mencoba untuk berbuat jahat apda orang lain!" seru Marcel.

Santika melihat Marcel dan Sera yang sepertinya sedang mesra dan membawa sebuah kado untuk seorang bayi. Dia semakin kesal karena mereka tampaknya juga akan mengumumkan kedekatan mereka di publik lalu dia akan bersanding dengan siapa.

"Kalian jangan menceramahiku. Aku tahu kalian juga sakit hati. Bersanding bersama hanya untuk saling melampiaskan napsu untuk apa itu," ucap Santika ketus.

"Pada akhirnya kami bersama. Rehan dan Merry juga bahagia kamu juga harus merelakan dan mencari seorang lelaki yang mencintaimu apa adanya," balas Sera kemudian menggandeng Marcel meninggalkan Santika yang sepertinya sedang sakit hati.

Mereka mengucapkan selamat pada Rehand an Merry yang saat ini sedang bahagia karena memiliki bayi kembar mereka.

"Rehan kami datang mengucapkan selamat untukmu dan Merry," ucap Sera sembari memberikan bingkisan untuk mereka.

"Terima kasih Sera dan Marcel. Apa kalian mau menggendong bayiku?" tanya Rehan.

Sera mengangguk dia senang menggendong bayi yang tampan seperti ayahnya. Tapi dia kaget denagn warna merah yang ada diwajahnya. Marcel menceritakan apa yang terjadi. Sera mengerti dan sangat kesal atas kejadian ini. Bayi yang tidak salah apa-apa menjadi korban keganasan wanita jalang yang ingin memisahkan kedua orang tuanya.

"Oh ya Merry bagaimana keadaan tubuhmu. Apakah sudah pulih?" tanya Sera.

"Syukurlah sudah pulih. Terima kasih sudah menjenguk kami," jawab Merry dengan senyuman tulusnya.

Rehan belum memberikan nama untuk kedua bayinya. Tapi dia sudah menyiapkan dua nama untuk bayi kembarnya. Karena kaisah cinta orang tuanya yang berlika liku. Banyak rintangan menghadang. Rehan memberi nama mereka dengan arti kekuatan.

"Bayi laki-lakiku aku beri nama kamu Arthur yang berarti kekuaran. Karena ibumu sempat terjatuh dari tangga akibat ulah seorang yang tidak bertanggung jawab tapi kamu tetap kuat di perut ibu untuk tidak membiarkan kami berpisah. Dan kamu malaikat kecil ayah yang satu lagi kamu bernama Caroline yang artinya kecil dan kuat. Kamu juga kuat berada di dalam perut ibu," ucap Rehan sambil mengecup kedua pipi putra putrinya.

"Nama yang bagus Rehan. Setelah ini mami mengharapkan kamu dan Merry akan hidup bahagia selamanya," ucap nyonya Handoko sambil merangkul putranya penuh haru. Dia sudah berubah sekarang tidak seperti waktu lalu yang masih saja suka bermain wanita.

Merry dan Rehan sedang menikmati kebahagiaannya sekarang. Mereka sangat lega bayi mereka lahir dengan sehat dan sempurnya. Tinggal terapi laser untuk Arthur agar sembuh tanda memar di wajahnya. Merry menggendong kedua bayinya dan Rehan memeluknya dengan erat mengucapkan terima kasih banyak kepada Merry yang telah sabar menemaninya padahal dia sudah berkalukan jahat padanya.

~Tamat~

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang