GADIS PENGGODA

482 19 0
                                    

"Tuan aku datang karena merindukanmu," ucap model cantik yang disewa Rehan untuk memanas-manasi Merry.
Rehan mengernyitkan dahinya. Gadis yang disewanya itu ternyata telah lancang datang masuk ke rumahnya tanpa mengabari lebih dulu. Rehan terlihat tak senang dan membentaknya agar pergi dari hadapannya sekarang.
"Siapa yang menyuruhmu datang ke tempat ini, aku sudah muak dengan tingkah lakumu, pergi sekarang juga!" gertak Rehan.
"Tuan kenapa kau marah, apakah istri yang tidak tuan sayangi itu membuat ulah?" tanya Cantika sambil bergelondot manja di lengan tangan Rehan.
Rehan semakin tidak suka karena gadis bernama Cantika itu mengurusi urusan pribadinya. ia mendorong Cantika hingga jatuh ke lantai. hubungan mereka hanya sebatas bisnis dan juga Rehan tidak gratis memperkerjakan Cantika. ia Rehan bayar untuk membuat Merry tak tahan menjadi istrinya karena pernikahan yang tidak ia harapkan itu.
"Tuan kenapa kau marah padaku, biasanya kau sangat lembut padaku kan?" tanya Mona.
"Kau semakin melunjak dan juga tak tahu batasan, aku bisa saja merusak reputasimu sebagai model, jadi jangan harap sesuatu yang lebih dariku!" bentak Rehan.
Cantika mengerti ada batasan yang jauh diantara mereka berdua. Tapi dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa menjadi anggota keluarga kaya walaupun dicap sebagai perusak rumah tangga orang. mungkin berita itu hanya saru dua pekan saja dan akan hilang terpa gosip baru lainnya. Ia harus hidup baik daripada sekarang.
"Tuan aku datang karena aku tahu kau pasti sedang butuh perlayanan dari seorang wanita yang lemah lembut seperti aku," ucap Cantika.
"Pergi sekarang juga, aku tidak ingin melihatmu lagi sekarang," hardik Rehan.
Rehan meminta pelayan untuk mengusir Mona karena ia sedang tidak ingin dilayani oleh perempuan jalang itu. Belum sempat pelayan datang ke ruang kerjanya. Merry datang ingin bertanya sesuatu. menyadari kedatangan Merry Rehan langsung memeluk Merry dan berciuaman dengannya. ia tidak ingin memperlihatkan kalau sekarang sedang tak bisa berhenti memikirkan Merry sang istri kontrak.
"Tuan apa kau sudah tidak sabar ingin aku layani," ucap Cantika sambil duduk di pangkuan Rehan.
"Lakukan sesukamu," balas Rehan.
Merry kembali menutup pintu kamar Rehan karena tidak kuat melihat kemesraan yang ditunjukakn keduanya. pelayan sampai di depan ruang kerja Rehan dan bertanya pada nyonya muda mereka manakah perempuan yang di suruh usir oleh tuan muda mereka.
"Nyonya apakah anda sudah membereskan perempuan yang akan di usir oleh tuan muda?" tanya pelayan itu.
"Kalian kembalilah, sepertinya tuan muda sudah berbaikan dengan perempuan yang ada didalam," jawab Merry sambil melangkahkan kakinya ke kamarnya.
Kepergian Merry membuat Rehan sadar langsung mendorong Cantika dari pangkuannya hingga terjatuh lagi. ia memanggil pelayan yang hendak pergi menjauh dari ruang kerjanya dan mengusir Cantika dari kediamanan. Selanjutnya gadis itu harus datang sesuai dengan apa yang diperintahkan olehnya. Tidak boleh melewati batas dan bertindak sesuka hati karena itu akan membuat suasana hari Rehan kesal dan mungkin akan mengganti perempuan yang akan digunakan untuk tameng.
"Selanjutnya kau tidak perlu lagi berinisiatif kesini tanpa panggilanku!" hardik Rehan.
"Tuan aku salah jangan usir aku, aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan lagi," teriaK Cantika.
Rehan tidak perduli dan tetap menginginkan Cantika pergi dari rumahnya. Ia kemabli ke ruang kerjanya dan menjambak rambutnya sendiri karena tidak tahu harus melakukan apa lagi. Di sisi lain mungkin ia sudah perlahan mencintai Merry di sisi lain ia tak ingin mengungkapkan perasaannya. Dari awal ia tak menginginkan pernikahan ini apakah mungkin ia bisa lambat laun menerima Merry menjadi pasangan sehidup sematinya. Hati Rehan semakin berkecamuk ia tak tahu lagi harus melakukan apa.
"Apa kau bertengkar dengan perempuan yang kau pelihara itu?" tanya Merry sambil duduk di sofa yang ada di ruang kerja Rehan.
"Bukan urusanmu untuk apa kamu kemari?" tanya Rehan.
"Hanya untuk mengingatkanmu, kalau nanti sore kita akan ke rumah utama keluarga Handoko, jadi jangan perlihatkan wajah melasmu itu saat pergi ke acara perjamuan keluarga," jawab Merry tetap tenang.
Merry berdiri dan kembali keruangannya, aia merasa bisa gila kalau tidak segera bercerai dengan Rehan. Tempramen Rehan sangat butuk dan kadang suka berubah-ubah ditambah lagi dia selalu menginginkan di layani walau posisi Merry sebagai istri kontrak. Ditambah ada perempuan yang ia pelihara dan sayangi membuat Merry tidak nyaman berada lama-lama disisi Rehan.
"Nyonya Muda jadi anda akan memakai gaun yang mana untuk acara nanti malam, seorang makeup artis datang untuk merias anda," ucap pelayan yang berada di kamar Merry.
"Pakai gaun apa saja, tak perlu mewah yang penting nyaman dipakai," jawab Merry tegas.
Pelayan itu melotot seakan tidak percaya seorang nyonya muda juga dari keluarga terpandang tidak ingin memakai gaun mewah yang seperti kebanyakan orang pakai. Pelayan tetap membawa beberapa pakaian yang telah di siapkan agar Merry bisa memilih sendiri. Pilihannya jatuh pada gaun berwarna merah terang.
"Gaun ini saja, aku ingin terlihat sedikit muda malam yang penuh kebahagiaan ini," ucap Merry.
"Baik nyonya muda, apakah perias yang sudah disiapkan sudah boleh masuk ruangan anda?" tanya pelayan itu.
'Boleh masuk saja, aku akan berganti pakaian lebih dulu," jawab Merry singkat.
Merry berganti pakaian berwarna merah cerah. dengan aksen bordir simpel di pinggir gaun itu. Sepertinya ia menyukai gaun itu karena bentuk simpel dan berwarna merah terang.
"Nyonya muda kau tampak bercahaya menggunakan gaun itu, kulit yang putih pinggang ramping wajah yang cantik aku sangat takjub memandangmu," ucap perias yang datang ke kamar Merry.
"Kau memujiku aku sungguh malu, kalau begitu silahkan meriasku sekarang," balas Merry dengan senyuman manisnya.
Perias itu segera memoles peralatan make up yang dibawanya. Merry sudah cantik ketika belum memakai makeup. Perias itu yakin akan semakin cantik saat semua make up sudah menyatu di wajah Merry.
"Nyonya silahkan lihat wajahmu di cermin, apa kau menyukai riasanku ini?" tanya perias.
"Tentu saja, aku suka riasan ini mengagmbarkan kepribadianku, kau sungguh hebat bisa menyesuaikan apa yang aku inginkan!" seru Merry memuji perias itu.
"Nyonya aku sangat terharu, aku senang atas pujianmu itu," balas perias itu.Riasan pada wajah telah selesai. sekarang saatnya menatap rambut, Perias itu bertanya gaya rambut apa yang disukai oleh Merry. Setelah berdiskusi mereka akhirnya sepakat seperti apa gaya rambut seperti apa yang diinginkan Merry. Sepuluh menit pengerjaan gaya rambut sudah selesai. Perias pamit undur diri dan mengatakan kepada Rehan kalau istrinya sudah di rias.
"Tuan aku sudah selesai bekerja, aku sangat takjub dengan kecantikan istrimu, aku rasa kau tidak akan pernah lagi berpaling darinya karena dia mirip sekali dengan bidadari," ucap perias itu sambil mengambil upahnya dan pergi.
"Aku sudah pernah melihat wanita itu dirias saat pernikahan, memang yang sekarang akan berbeda dengan sebelumnya apa?" tanya Rehan dalam hatinya.

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang