Rehan kesal sekali kenapa Santika bisa masuk ke dalam ruangan kerjanya. Apakah pegawainya ada yang ia suap sehingga mengijinkan Santika masuk ke ruang pribadinya. Dia hanyalah mainan yang sudah tak berguna buat apa masih di pelihara.
"Cari tahu siapa karyawan yang memberi ijin Santika masuk ke dalam ruangan ini. Bawa dia kemari dan aku sendiri yang akan menghukumnya!" perintah Rehan.
"Baik tuan muda," ucap seorang asisten di sisi Rehan.
Beberapa menit kemudian seorang pria yang sudah lama bekerja di perusahaan itu di bawa masuk ke ruangan Rehan. Dia langsung bersujud meminta maaf pada Rehan mengakui kesalahannya.
"Ampuni saya tuan muda. Jangan pecat saya nona Santika mengatakan akan menjadi nyonya utama di keluarga Handoko jadi saya mempercayainya dan mengijinkannya masuk ke ruangan ini," ucap karyawan itu.
"Nyalimu sungguh besar ya. Membiarkan mainan yang sudah ku buang itu masuk ke tempat pribadiku. Menjadi nyonya utama? Hmm sepertinya kamu lupa kalau dunia tahu aku mempunyai seorang nyonya dan hanya satu yaitu Merry Wijaya kamu harus ingat selalu," balas Rehan.
Karyawan itu mengangguk dan akan selalu mengingat nyonya utama dan sahnya hanya satu yakni Merry Wijaya. Dia tidak akan berani lagi mengakui nyonya-nyonya yang lain atau seorang yang hanya mengaku sebagai nyonya saja.
"Saya mengerti tuan muda. Apakah anda memaafkan saya?" tanya karyawan itu sambil badannya gemetar tak karuan.
"Aku maafkan kamu tapi kamu tetap harus menerima hukuman. Gaji di potong satu bulan," ucap Rehan.
Karyawan itu mengangguk mengerti dan tidak berani bertanya lagi. Tidak dipecat sudah untung baginya karena mencari pekerjaan susah sekali jaman sekarang. Rehan menghela nafas pelan lalu mengusirnya keluar karena tidak ada keperluan lagi. Dia lebih fokus bekerja sepanjang hari.
"Hari ini melelahkan sekali. Aku harus segera pulang karena merindukan Merry. Sedang apa sekarang dia kira-kira ya," gumam Rehan sambil meregangkan tubuhnya yang sejak tadi tidak bergerak dari kursi kerjanya.
Pucuk dicinta ulampun tiba. Merry meneleponnya dan mengatakan rindu padanya. Sebenarnya itu karena ada sesuatu yang diinginkan oleh Merry pada Rehan.
"Sayangku tahukan kamu kalau tidak melihatmu sehari aku sangat merindukanmu?" tanya Merry
"Katakan saja apa yang kamu inginkan Merry. Tidak usah membuatku melayang seperti itu. Aku juga merindukanmu kok," balas Rehan.
"Haha memang kamu yang paling mengerti aku Rehan. Tolong belikan aku martabak toping coklat keju dan wijen ya," pinta Merry.
"Apa yang kamu minta akan aku sediakan, tunggu aku pulang membawakan apa yang kamu minta ya," balas Rehan bersemangat.
Rehan bergegas pulang dengan suasana hati yang sedang gembira. Karena Merry sekarang lebih mengandalkannya. Dia selalu mengandalkan Rehan untuk hal sekecil apapun. Tidak seperti dulu dia selalu cuek dan mengerjakan apa-apa sendirian. Rehan sangat gembira ternyata hal seperti ini datang juga.
"Tuan muda kita sepertinya dalam hati yang sedang baik. Aku menyukai parasnya yang tampan," bisik seorang karyawati.
"Aku juga menyukai dia setelah menikah. Apalagi setelah nyonya dinyatakan hamil. Aku rasa tuan muda kita bersikap sangat lebih baik," ucap karyawati lainnya.
Rehan mendengar semua percakapan kayawannya tapi tidak dia hiraukan. Dalam hatinya memang benar Merry mengubah seluruh hidupnya. Dia merupakan seorang dewi yang sangat baik baginya. Mengubah hidup Rehan bukan berarti menjadi apa yang Merry mau. Tapi Rehan tetap menjadi dirinya sendiri hanya saja kepribadiannya agak berubah sedikit.
"Rehan kamu sudah pulang?" teriak Merry karena mencium aroma parfum yang biasa digunakan oleh Rehan.
"Aku sudah pulang dan ini martabak untukmu," balas Rehan sambil menyerahkan martabak untuk Merry.
Rehan sangat suka saat melihat Merry antusias memakan martabak yang dia bawa sepulang kerja. Rasanya bagaikan dunianya semakin berwarna. Mempunyai istri yang menantinya pulang kerja dan menantikan ia membawa bungkusan untuknya.
"Terima kasih ini sungguh enak. Kamu suami terbaik di dunia ini Rehan," ucap Merry sambil mengecup pipi Rehan.
"Aku bahagia memilikimu," balas Rehan sambil mengecup pipi Merry.
Rehan tak bisa menundanya lagi sebuah hasrat yang tiba-tiba muncul dan mereka langsung melakukan adegan suami istri di atas ranjang. Rehan melakukannya pelan-pelan karena di dalam kandungan Merry ada seorang calon putra penerus keluarga Handoko yang diharapkan banyak orang.
"Rehan aku mau keluar," ucap Merry.
"Keluarkan saja aku sebentar lagi juga mau keluar," balas Rehan.
Mereka berteriak bersama karena merasa sudah mencapai kenikmatan bersama. Rehan dan Merry merebah bersama di atas ranjang karena merasa lelah.
"Rehan tahukah kamu kalau selesai bercinta denganmu aku merasa capek sekali?" tanya Merry.
"Itu karena ada buah hati kita di dalam sini," jawab Rehan sambil mengelus perut Merry.
Mereka tersenyum bersama lalu memakan martabak yang belum habis tadi. Setelahnya baru mandi dan melanjutkan makan malam bersama di meja makan.
"Napsu makanmu akhir-akhir ini meningkat ya Merry," ucap Rehan yang melihat Merry makan malam sangat banyak.
"Iya aku sangat suka makan saat ini. Mungkin agar aku kuat saat melahirkan nanti," balas Merry.
Rehan mengatakan apapun yang terjadi nanti mau lahiran pervaginam ataupun secar dia akan tetap mendukung Merry. Keselamatan ibu dan bayi lebih penting dari pada omongan orang yang tidak berguna.
"Merry jantungku selalu berdebar kencang saat mendengar kamu akan melahirkan," ucap Rehan.
"Jangan khawatir kita pasti akan melewati ini semua. Percaya saja kalau nanti lahiranku akan lancar dan baik-baik saja," balas Merry.
Rehan mengangguk mengerti semoga saja lahiran Merry benar-benar diberikan kelancaran. Jujur saja dalam hati Rehan dia sangat takut sekali kalau dia tidak sanggup menemani Merry yang sedang berada di ruang perawatan.
"Aku berharap semuanya akan baik-baik saja. Aku sangat mengkhawatirkanmu dan calon anak kita," ucap Rehan.
"Rehan aku tahu kamu khawatir tentang lahiranku. Tapi kamu harus percaya kalau Tuhan bersama kita," ujar Merry sambil menggenggam kuat tangan Rehan.
Ada rasa nyaman yang diberikan Merry saat menyentuh tangannya. Rehan sangat tenang bersama Merry. Semoga nanti saat persalinan Merry diberikan kelancaran dalam berbagai hal. Diselamatkan ibu dan bayinya.
"Merry ayo kita istirahat sudah malam kamu harus cukup istirahat karena saat gelombang cinta itu datang akan menguras tenaga. Itu kata orang sih kita kan belum pernah merasakannya," pinta Rehan.
"Kamu benar. Saat gelombang cinta itu datang aku butuh seorang pendamping sepertimu Rehan. Aku harap kamu akan bisa mendampingi persalinanku," ucap Merry.
"Pasti aku akan ada untukmu," balas Rehan.
Sambil bergandengan tangan Rehan dan Merry menaiki anak tangga menuju kamarnya lalu berisirahat. Rehan memijit kaki dan punggung Merry perlahan agar Merry merasakan kenyamanan sebelum tidur. Kata orang istri yang sedang hamil tua merasakan tubuh yang pegal dan seluruh badannya sakit. Di sini peran suami sangat diperlukan untuk menjaga suasana hati istri.
"Rehan kamu sangat perhatian sekali. Aku semakin mencintaimu," ucap Merry.
"Merry kamu membuatku tersipu malu. Aku hanya melakukan tugasku sebagai seorang suami yang ingin membuatmu merasa nyaman," balas Rehan yang wajahnya merah karena malu.
Tiba-tiba merry merasakn punggungnya sangat kaku. Perutnya kram dan melilit-lilti apakah yang terjadi. Melihat kondisi ini Rehan sangat panik dan ketakutan apakah dia terlalu keras saat memijat punggung Merry.
"Aduhh perutku sakit sekali," ucap Merry sambil memegangi perutnya.
"Merry kamu kenapa. Apakah aku terlalu kuat memijat kaki dan punggungmu. Pelayan tolong panggil dokter atau ambulan. Merry kesakitan!!" teriak Rehan sangat panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KONTRAK SANG CEO
RomanceSaat kontrak pernikahan sudah akan berakhir Rehan mulai membuka hatinya untuk Merry. Rehan belum mau mengungkapkan yang sebenarnya sehingga Merry yang sudah ingin lepas dari pernikahan kontrak ini berusaha lepas dari genggaman Rehan. Seorang wanita...