MEMILIH MENANTU YANG TEPAT

141 7 0
                                    

Marcel menertawakan orang tuanya yang berambisi dan tertipu oleh keluarga Wijaya saat itu yang berpura-pura bangkrut. Ia tahu kalau tahun itu memang mereka sengaja mengumumkan kebangkrutan mereka karena ingin memilih menantu yang tepat.

"Ayah dan ibu tidak tahu saja. Mereka sengaja membuat orang percaya kalau perusahaan mereka bangkrut hanya untuk memilih menantu yang tepat. Keluarga dari sang menanru yang menyayangi Merry bukan karena harta," ucap Marcel.

"Jangan bicara omong kosong Marcel mana mungkin orang mengumumkan kebangkrutan hanya untuk main-main," balas tuan Manggala tidak percaya.

Tuan besar Manggala masih tidak percaya tapi Marcel membeberkan buktinya. Kalau benar-beanr bangkrut kenapa masih beroprasi dan malah membuka cabang-cabang baru perusahaan di seluruh negeri ini. Tidak mungkin uang keluarga Handoko juga sebanyak itu. 

Di bawah kepemimpinan Merry yang masih di pantau oleh tuan Wijaya sendiri perusahaan itu melaju pesat dan masih berdiri kokoh sampai saat ini.

"Jadi ayah apakah ayah masih tidak percaya ataukah dapat hasutan dari wanitamu yang hanya tahu soal harta dan kekeyaan saja?" tanya Marcel meledek ayah dan ibunya karena kesal.

"Ka-kamu jangan membual, kamu masih kecil tahu apa urusan bisnis," ucap tuan Manggala.

"Masih tidak mengakui kesalahan. Ayah ini sungguh tak tahu malu sekali. Sudahlah mulai saat ini aku tidak akan mengikuti lagi kemauan kalian berdua karena itu hanya membuatku muak saja," balas Marcel sambil meninnggalkan kedua orang tuanya.

Brakk! Marcel menutup pintu kamarnya dengan keras hatinya masih tak terima jika Merry bersanding dan tertawa bersama dengan pria lain apalagi saat ini Merry mengandung anak dari Rehan. Marcel mengguyur tubuhnya di bawah pancuran air di kamar mandi karena lelah dengan sumua keadaan ini kenapa semua ini terjadi padanya.

 Kenapa semua ini harus dia yang menerima. Ia masih tidak terima kalau kekasih hatinya menjadi milik orang lain karena ulah orang tuanya sendiri.

"Tuan dan Nyonya Manggala, bisakah aku bertemu dengan tuan Marcel?" tanya Santika yang mampir ke kediaman Manggala.

"Cih wanita kotor sepertimu untuk apa mau mendekati anakku. Pergi saja di rumah ini tidak menerima wanita kotor sepertimu!" seru tuan Manggala.

Santika memang tak tahu malu tapi bukan Santika namanya jika tidak pandai berakting dan bisa mendapatkan apa yang dia mau dari akting perempuan jalang yang lemah dan menggoda kepada tuan Manggala.

"Tuan Manggala aku ke sini untuk menghibur tuan Marcel yang sedang sedih karena pada kenyataan dia tidak bisa mendapatkan kekasih hatinya. Apa tidak boleh?" tanya Santika dengan wajah sendu.

"Memangnya kamu bisa apa selain menggoda banyak pria hah?" gertak nyonya Manggala yang masih kurang setuju dengan kedatangan Santika.

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang