54 • ZeeShel | Salah Paham

948 119 0
                                    

Song: JKT48 - Rider

Ada yang terpaksa menyerah bukan karena gak cinta lagi. Tapi, gak mau memaksakan segala sesuatu yang gak mungkin lagi.

°•°•

"Aku udah tahu semuanya. Maaf mungkin aku bukan yang terbaik buat kamu. Sekarang pelangimu sudah datang saatnya aku pergi." -Adzana Shaliha Alifyaa

"Aku gak cari yang lebih baik, aku gak cari yang lebih sempurna dari pada kamu, karena aku maunya kamu. Tolong kalau mau pergi gak usah pake alasan kayak gitu, nyesek banget soalnya." -Azizi Shafaa Asadel


Ara tidak langsung pulang ke rumah. Dirinya masih ingin mencari ketenangan. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah Chika. Ara menunggu dipinggir jalan dan mencegat taksi yang lewat, lalu ia masuk ke dalamnya.

"Mau ke mana?" tanya sang Sopir taksi begitu melihat penumpang masuk ke dalam mobil.

"Perumahan Taman Permata Buana," setelah mendengar jawaban Ara, taksi itu langsung melaju ke tempat tujuannya.

Menempuh perjalanan selama 15 menit, taksi yang ditumpangi Ara pun sampai. Ara mengeluarkan selembar uang berwarna merah, lalu segera keluar dari taksi.

Sampai di depan rumah Chika, Ara pun masuk ke dalam tak lupa menyapa Satpam yang biasa menjaga gerbang rumah Chika.

Saat hendak mengetuk pintu, ternyata pintu itu sudah terbuka duluan oleh seseorang yang ada di dalam. Chika tersentak kaget melihat Ara datang ke rumahnya tanpa mengabari terlebih dahulu.

"Kamu kok nggak ngabarin aku kalo-"

Ara mengambrukkan tubuhnya memeluk Chika erat. Kepalanya ia benamkan dilekukkan leher Chika sembari memejamkan matanya.

Chika tersentak kaget dan tubuhnya sedikit terdorong ke belakang karena tiba-tiba Ara mengambrukkan tubuhnya, memeluk dirinya.

"Raa, kamu kenapa?" tanya Chika balas memeluk Ara. Tangannya mengelus lembut kepala Ara yang tertutup hoodie berwarna merah.

Ara menggeleng pelan dalam pelukannya. Ara masih memeluk Chika erat. Membuat Chika sedikit susah bernapas.

"Sayang kenapa? Kamu naik apa kesini?" tanya Chika lembut.

"Taksi,"

Chika menarik pelan kepala Ara namun gadis itu menolak. "Hey, look at me! Kamu kenapa sayang?" tanya Chika khawatir melihat Ara tiba-tiba seperti ini.

"Ka-kangen," jawab Ara terbata-bata.

Chika tersenyum tipis mendengar jawaban Ara. Gemes banget sih. Batinnya.

"Lanjut peluknya nanti aja, masuk dulu yuk masa peluk-pelukan depan pintu," Chika terkekeh kecil.

Ara tak menjawab malah semakin mengeratkan pelukannya. Dan tiba-tiba tanpa Chika duga Ara mengangkat tubuhnya lalu berjalan ke ruang tamu.

"ARAAA!!!" pekik Chika kaget.

Ara merebahkan tubuh Chika di sofa ruang tamu dan masih dengan posisi yang sama. "Raa, kamu kenapa, sih? Sumpah kamu bikin aku khawatir tahu!" Chika kembali menarik kepala Ara. Ia merasa kegelian karena embusan napas Ara yang menerpa lehernya. Chika berusaha keras untuk tidak mendesah. Saat Ara menggesekkan hidungnya di leher Chika. "Ara stop! Kamu kenapa ih?"

Akhirnya Ara mendongakkan kepalanya. Bola mata Chika membulat kaget melihat sudut bibir Ara yang berdarah.

"Sudut bibir kamu berdarah, kamu habis berantem? Sama siapa Raa?" tanya Chika khawatir. Kedua tangan Chika menangkup pipi Ara lembut.

CHIKARA: I LOVE YOU MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang