9 • Chika Suruh Pilih

2.6K 275 2
                                    

Song: JKT48 - 1! 2! 3! 4! Yoroshiku!

"Yaudah ke kelas, yuk!" ajak Badrun kemudian berjalan menuju ke ruang kelas bersama Chika.

Mereka berdua berjalan menuju kelas Chika, sepanjang jalan mereka menjadi pusat perhatian. Chika tidak suka menjadi pusat perhatian, apalagi ditatap seperti itu oleh orang-orang.

Setelah sampai di depan kelas, Badrun tersenyum kepada Chika. "Semangat belajarnya ya! Kamu harus pintar, biar anak-anak kita nanti bangga punya Ibu yang pintar dan cantik kayak kamu." Ucap Badrun sambil mengacak rambut Chika gemas.

Hal itu sontak membuat seluruh murid yang menyaksikan mereka terpekik ada juga yang menatap iri melihat Badrun berbicara seperti itu.

"Kamu juga! Semangat belajar jangan bolos kelas."

Badrun langsung memosisikan tangannya dengan gaya hormat.

Badrun pun meninggalkan kelas Chika dan berjalan menuju kelasnya. Chika masuk ke dalam kelas dengan wajah tersipu malu.

"Gilaaaa! Sweet banget sih lo sama Badrun sampai iri gue." Ucap Jessi sambil berteriak tidak jelas. Chika hanya tersenyum kecil menjawabnya.

Melihat Chika baru saja masuk ke dalam kelas, Freya pun menghampirinya.

"Chika, gue mau ngomong sama lo berdua tapi nggak di sini." Raut wajah serius Freya membuat Chika mengerutkan alisnya bingung.

Chika mengangguk mereka berdua pergi keluar kelas meninggalkan Jessi dan Ashel. Freya sengaja mencari tempat yang agak jauh dan agak privasi untuk keduanya digudang belakang sekolah.

***

Kini Ara tengah berada di rooftop sekolah. Menumpu tangannya di pembatas rooftop. Suasana di sini cukup tenang. Kata orang jika kita ingin menenangkan diri, kita harus berada di tempat yang tenang. Dan itulah yang tengah dilakukan Ara sekarang. Mencoba menenangkan diri di rooftop sekolahnya dari pikiran dan perasaan yang meledak-ledak.

Ara menghela napas panjang. Kepalanya menengadah menatap langit cerah di atas sana. Tiba-tiba saja sekelebat kejadian Badrun mencium pipi Chika terbayang dikepalanya.

Ara baru saja keluar dari perpustakaan dan hendak kembali menuju kelas. Namun langkahnya terhenti saat melihat Chika tengah bersama Badrun di taman belakang.

Laki-laki itu perlahan menaruh kedua tangannya di kedua pipi Chika yang membuat Chika menatap padanya. Badrun duduk di samping Chika dengan jarak yang begitu dekat. Chika bahkan tidak menolaknya. Perempuan itu diam. Dan sedetik kemudian Badrun mencium pipi Chika. Perempuan itu langsung mendongak padanya terkejut.

Ara hanya berdiri diam dilorong panjang sekolah yang sepi. Menatap kosong ke arah depan. Mendadak kepalanya sangat pening bahkan pandangannya pun mengabur. Yang sekarang Ara lihat hanya Chika dan Badrun. Sekelilingnya perlahan-lahan memutih. Langit seolah menutup eksistensinya. Sehingga Ara hanya bisa menatap lurus.

Ada rasa sesak mengimpit hatinya. Kenapa Chika tega pada dirinya? Apa salah Ara hingga gadis itu menghukumnya seberat ini?

Tak cukupkah Chika membuatnya sakit? Tak cukupkah Chika membuatnya menangis? Kenapa takdir seolah tidak mengizinkannya untuk hidup tenang.

Ara langsung menutup matanya dengan telapak tangannya, "Please, jangan diliat!"

"Please Raa anggap aja lo tadi nggak liat apa-apa." Ucapnya lagi pada diri sendiri.

Tapi apa bisa Ara berpura-pura tidak tahu saat melihat sendiri bagaimana Chika kini pasrah pipinya dicium oleh laki-laki itu?

Kenapa selalu rasa sakit yang selalu saja ia rasakan? Apa dirinya salah telah menaruh hati pada Chika?

CHIKARA: I LOVE YOU MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang