115 • Open Your Eyes

583 69 0
                                    

Song: JKT48 - Flying Get

Tepat saat itu juga, Oniel menjatuhkan pistolnya ke bawah, kakinya perlahan melangkah mundur ke belakang. Tangannya bergetar hebat, matanya membulat kaget serta tubuhnya langsung melemas.

Tiga peluru dari pistol itu menancap tepat di dada Vino. Pria itu ambruk ke atas lantai dengan darah yang mengalir dari dadanya. Vino langsung meninggal di tempat sambil memegang dadanya.

Ya, pistol yang Oniel arahkan ke depan Ara untuk membunuh gadis itu tidak jadi. Oniel dengan cepat membelokkan pistol itu dan langsung menembakkannya ke arah Vino. Oniel menembakkan pistol itu sebanyak tiga kali supaya Vino langsung meninggal di tempat. Karena jika hanya sekali pria itu pasti masih hidup dan akan membalasnya.

Chika mendongakkan kepalanya. Mata coklat itu bergerak, menatap tubuh Ara yang sudah melemas.

Chika langsung berlari membuka tali yang mengikat tangan Ara.

Saat tali itu terbuka tubuh Ara langsung ambruk ke atas lantai untungnya Chika dengan sigap menahan tubuh Ara dengan kedua tangannya dan dengan perlahan menidurkan Ara di atas lantai.

Tak lama kemudian beberapa polisi datang bergerak maju dan menodongkan pistolnya ke arah Oniel. Gracio langsung menahan dan mengunci tangan Oniel dari belakang agar pria itu tidak kabur. Oniel hanya pasrah sembari matanya terus menatap Ara yang sudah terkulai lemas dilantai.

Sumini berjalan masuk ke ruangan itu seketika menutup mulutnya yang sedikit terbuka. Ia kaget sekaligus tak menyangka Oniel menembakkan tiga peluru itu tepat ke dada Vino.

Lantai di ruangan itu benar-benar dipenuh oleh darah. Gracio memborgol tangan Oniel dan menyuruh Oniel untuk berjalan keluar dari ruangan itu. Namun Oniel langsung berjongkok saat berada di dekat Ara.

Mata Oniel berkaca-kaca lalu ia meminta maaf dan memohon pertolongan pada mereka semua.

"Tolong istri dan anak saya disandera sama anak buah Vino!" ucap Oniel dengan suara bergetar. Mata Oniel lalu menatap Chika yang menangis memandang Ara.

"Ma-maafkan saya, maaf saya nggak bisa menolong Ara lebih cepat. Saya nggak tahu kalau Vino menculik Ara. Chika, saya tahu kamu dan Ara orang baik. Saya titip Istri saya dan Roy sama kalian."

Kemudian Oniel berdiri dan polisi langsung membawanya ke dalam mobil untuk dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Sumini menangis tidak kuat melihat anak majikannya itu penuh oleh darah dan luka di sekujur tubuhnya. Gracio langsung memeluk Sumini dan menenangkan perempuan itu untuk lebih kuat.

Chika mengangkat kepala Ara dan meletakkannya di pangkuannya.

"Sayang, kamu bisa dengar aku?" tanya Chika khawatir sembari menepuk pelan pipi kanan Ara yang tengah terpejam.

"Ara, aku mohon buka mata kamu!" pinta Chika. Chika mulai ketakutan karena Ara tak kunjung membuka matanya. Napasnya pun semakin memelan dan melemah.

Chika menoleh ke arah Gracio. "Om Cio telepon ambulans!"

"Om sudah telepon ambulans Chika waktu perjalanan menuju kesini untuk jaga-jaga, sepertinya sebentar lagi sampai." Jelas Gracio.

"I-Ica...."

Chika menoleh cepat. Menatap sendu manik mata hitam itu yang terlihat sayu. Wajah Ara babak belur penuh darah dan sangat pucat pasi. Membuat Chika semakin takut. Ia tidak ingin kehilangan Ara. Ia tidak ingin kehilangan cintanya.

"Kamu kuat sayang, aku mohon bertahan, malaikat Ica nggak boleh lemah! Kamu harus kuat sayang," Chika mengecup telapak tangan Ara berulang kali dengan lembut sembari matanya terus mengeluarkan air mata.

CHIKARA: I LOVE YOU MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang