Song: JKT48 - Di sini Rhodes, Lompatlah!
Ara melepaskan pelukannya lalu menatap Chika, tangannya menghapus pelan pipi Chika yang basah karena menangis.
"Sekarang Ica tidur ya, istirahat Ara temenin Ica tidur, oke." Ara mencium puncak kepala Chika lama.
Chika masih menangis mengeluarkan air mata. Ara yang melihat itu seketika hatinya merasa sakit. Ara mendekap kembali tubuh Chika, mengelus kepala Chika dengan lembut.
"Ica nangis terus kayak gini bikin hati Ara sesak tau. Jangan nangis lagi ya, Ara kan udah janji nggak akan tinggalin Ica. Kenapa masih nangis, hm?"
"Hiksss... kalo kamu bohong dan ingkar janji sama aku gimana?" kata Chika sesenggukan.
Ara menangkup pipi Chika, menatap mata itu dalam-dalam. "Ica pernah nggak liat Ara ingkar janji sama Ica?" tanya Ara halus.
Chika menggeleng pelan. "Nah, yaudah Ica harus percaya sama Ara kalo Ara nggak akan pernah ninggalin Ica. Kenapa? Karena Ica itu dunia Ara, Ica rumah Ara sekarang. Jadi buat apa Ara ninggalin Ica? Ara nggak punya alasan buat ninggalin Ica."
"Ta-tapi di setiap pertemuan kan pasti ada perpisahan. Aku nggak mau pisah sama kamu, Raa." Chika semakin menangis perih.
"Kalau begitu berhenti berpikir kalo aku bakal tinggalin kamu. Stop mikir yang mustahil Ica. Aku nggak suka kamu overthinking kayak gini. Berapa kali aku tegasin sama kamu? Aku nggak pernah punya niat dan pikiran buat tinggalin kamu atau pisah sama kamu. Kalo kamu terus-terusan mikir kayak gitu yang ada nanti hubungan kita bakal nggak baik-baik. Please, stop ya? Berhenti overthinking." Ara berhenti sejenak untuk mengambil napas.
"Gini deh kalo kamu masih mikir aku bakal ninggalin kamu, coba kamu ingat-ingat lagi perjuangan aku buat dapetin kamu kerasnya kayak gimana? Coba kamu ingat-ingat aku pernah berjuang apa aja buat kamu pas awal-awal?"
Chika menutup matanya mencoba flashback ke satu tahun yang lalu di mana Ara pertama kali mengungkapkan perasaannya di kantin sekolah padahal Chika sendiri nggak kenal dan nggak terlalu dekat dengan Ara dulu.
Ara tersenyum tipis melihat Chika sedang mengingat masa lalunya. Akhirnya Chika berhenti menangis.
"Kamu ingat?" tanya Ara.
Chika membuka matanya pelan lalu mengangguk. Ara mengembangkan senyumnya ia terus mengajak Chika untuk flashback.
"Kamu ingat juga nggak? Pas kelas 10 aku sering kasih kamu coklat. Tiap Guru pelajaran masuk ke kelas kamu, aku selalu nitip coklat sama surat buat kamu. Bu Veranda aja sampai geleng kepala dan bosan liat aku tiap hari selalu titipin coklat ke Guru-guru pelajaran buat dikasih ke kamu," Ara tertawa kecil mengingat dirinya yang masih kelas 10 sering menitipkan coklat untuk Chika kepada Guru pelajaran yang masuk ke dalam kelas MIPA 2.
"Hari ini kelas kak Chika pelajaran siapa ya?" tanya Ara pada teman-temannya.
Mereka berempat sedang berada dipinggir lapangan habis olahraga.
"Kalo nggak salah pelajaran Bu Veranda. Lo mau ngasih coklat lagi buat kak Chika?" tanya Zee.
Ara mengangguk pelan lalu mengeluarkan coklat berukuran sedang yang ia taruh disaku celana olahraganya bersama sebuah kertas kecil yang pasti isinya pantun untuk Chika.
"Buset dah dua pelajaran yang sebelumnya lo kirim coklat sama surat juga buat kak Chika. Sekarang pelajaran Guru ketiga lo mau ngasih lagi? Kaya bener lu, Raa. Bagi satulah buat doi gue," pinta Flora.
Ara menatap tajam Flora. "Lo miskin? Modallah goblok! Masa lo perjuangin kak Freya nggak mau ngemodal sih?" ketus Ara.
Flora terkekeh kecil. "Astaga, Raa. Enggak bisa diajak bercanda lo mah. Kenapa sih serius-serius banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKARA: I LOVE YOU MY SENIOR
FanficVersi terbarunya sudah diremake dengan judul yang sama: CHIKARA: I Love You My Senior Copyright, 2021 by Charcaaa 13 April 2021 [17+] CHIKARA; I LOVE YOU MY SENIOR by BadutMekdi0 | Zahra Nur Khaulah. Orang-orang mengenalnya gadis yang sangat hipera...