89 • Kabur

458 70 0
                                    

Song: JKT48 - Refrain Penuh Harapan

Ara dan Chika terus berlari secepat kilat kabur menghindari orang-orang berbaju hitam yang semakin banyak mengejarnya.

Kini mereka berada di jalan raya namun orang-orang berbaju hitam itu masih mengejarnya tanpa lelah.

Chika lelah dan kakinya merasa sangat sakit. Chika pun menahan Ara untuk berhenti sebentar.

"Raa, bentar aku capek!"

Ara ngos-ngosan namun ia masih punya tenaga dan masih bisa berlari.

"Ayo Ica lari lagi! Mereka semua masih ngejar kita!" Ara menarik Chika. Namun Chika menggeleng tidak kuat berlari.

"A-aku udah nggak kuat lari, Raa. Kaki aku sakit," Chika sudah tidak kuat dan langsung menjatuhkan lututnya ke aspal.

"WOI! JANGAN LARI LO!"

Ara semakin panik dibuatnya karena orang-orang itu semakin dekat. Detik itu juga Ara langsung menggendong tubuh Chika lalu berlari.

Chika terkejut karena tubuhnya digendong Ara. Chika pun semakin mempererat pelukannya melingkarkan tangannya memeluk leher Ara agar dirinya tak terjatuh.

"Ara, kamu nggak berat lari sambil gendong aku?" tanya Chika.

Ara hanya membalas perkataan Chika dengan galengan kepala. Wajahnya sudah memerah dan napasnya semakin terengah-engah. Chika kasihan melihat Ara berlari sambil menggendong dirinya. Pasti tubuh Chika sangat berat namun Ara kuat dan mampu menggendongnya.

Chika mengulum senyum. Entah kenapa saat mereka berlari Chika serasa slow motion. Digendong dan menatap wajah Ara sedekat ini membuat jantungnya benar-benar sudah tidak normal.

Chika menengok ke belakang melihat apakah orang-orang berbaju hitam itu masih mengejar mereka. Namun ternyata jarak mereka sudah terlalu jauh.

"Raa, mereka udah jauh sekarang ayo turunin aku!" kata Chika.

Ara melambatkan larinya lalu menghentikan langkahnya kemudian menurunkan tubuh Chika. Napas Ara tak beraturan, paru-parunya sedikit sesak karena terlalu lama berlari. Ara menormalkan napasnya dan menengok ke belakang. Setelah merasa cukup jauh, Ara dan Chika bersembunyi dibalik semak-semak.

Tak berapa lama orang-orang itu melewatinya. Mereka masih mengejar untungnya Ara dan Chika sudah bersembunyi di tempat yang aman.

"Woi! Lari ke mana lo?!"

Ara menaruh jari telunjuk di depan bibirnya, memberikan isyarat pada Chika untuk tetap diam.

"Udah aman kayaknya," Ara bernapas lega, setelah tak mendengar langkah kaki orang-orang yang mengejar mereka.

Ara dan Chika pun keluar dari tempat persembunyian dan kembali bernapas lega. Mereka berdua berjalan ke taman untuk beristirahat sebentar.

Mereka duduk di sebuah bangku taman yang kosong. Chika membuka kacamatanya dan melepas dasi Security dikerah bajunya lalu mengikat rambut panjangnya ke atas.

Sedangkan Ara masih menormalkan pernapasannya yang masih terengah-engah. Matanya terpejam mulai menghirup dan menghela nafasnya pelan.

Ara menoleh menatap ke arah Chika yang juga menatapnya. Mereka tersenyum dan tiba-tiba tertawa bahagia.

Chika tidak bisa menahan tawanya ketika mengingat kejadian Ara yang bersin tepat di hadapan salah satu anggota pria berbaju hitam. Dan lebih kocaknya lagi kumis palsunya terjatuh ke lantai.

"Hahaha! Maaf Raa," Chika menghapus sudut matanya yang berair.

"Terus aja terus ngetawain aku!" Ara tiba-tiba bad mood.

CHIKARA: I LOVE YOU MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang