100 • Flashmob SMA JKT48

427 62 0
                                    

Song: JKT48 - Heavy Rotation | JKT48 - Only Today | JKT48 - Stand Up! | JKT48 - High Tension

Chika menahan tubuh Ara yang tiba-tiba pingsan. Untung saja permainan sudah selesai dan tim Ara langsung masuk final. Chika berteriak keras meminta pertolongan sambil menangis.

Para tim kesehatan dan PMR langsung mengambil tandu berlari ke pinggir lapangan. Ara langsung diangkat dan dibaringkan di atas tandu. Tim kesehatan segera membawa Ara ke tenda kesehatan.

Tubuh Chika bergetar, jantungnya berdebar kencang tangisnya sedari tadi belum berhenti. Chika panik dan khawatir melihat Ara. Ia ketakutan takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak. Chika berjalan dengan gelisah menyusul Ara yang dibawa ke tenda kesehatan. Teman-teman Ara dan Chika juga ikut menyusul dari belakang. Mereka sama-sama panik dan khawatir melihat Ara yang kepalanya terkena hantaman keras bola basket dan darah segar keluar dari hidungnya. Semua orang tidak menyangka melihat Ara yang dengan cepat menolong dan melindungi Chika dari hantaman bola basket itu.

Sesampainya di tenda kesehatan, anggota PMR langsung menidurkan Ara yang tidak sadarkan diri. Mereka dengan sigap mengobati dan membersihkan darah yang terus mengalir dari hidung Ara tanpa henti.

Chika dan semuanya menunggu di luar tenda. Chika menangis, ia takut dan sangat khawatir. Fiony langsung memeluk Chika menenangkan gadis itu sembari mengelus pundak Chika.

"Tenang Chika, Ara nggak akan kenapa-kenapa kok," ucap Fiony pelan.

"Hiksss... tadi bolanya kenceng banget kena kepala Ara, Fio. Aku takut Ara kenapa-kenapa. Ka-kalau sampai Ara kenapa-kenapa a-aku penyebabnya," ucap Chika sesenggukan.

Ip mendekati Fiony yang tengah menenangkan Chika. "Kak Chika, gue bisa jamin Ara nggak akan kenapa-kenapa, lo berdoa aja semoga Ara nggak kenapa-kenapa. Jangan nyalahin diri sendiri kak. Ini semua kecelakaan pertandingan. Lo nggak boleh nyalahin diri lo kayak gitu." Kata Ip.

"Tapi tadi Ara nolongin aku, Ip! Harusnya Ara nggak nolongin aku!" Chika semakin merasa bersalah.

"Stop! Nyalahin diri lo sendiri, Chika! Mending kita berdoa aja supaya Ara nggak kenapa-kenapa." Ujar Freya sedikit membentak.

Mereka semua langsung terdiam seketika.

Tak lama kemudian petugas PMR yang mengobati Ara keluar dari tenda. Chika menegakkan tubuhnya dan menghapus kasar air matanya.

"Gimana keadaan Ara?" tanya Chika pada petugas PMR itu.

"Ara nggak papa. Dia cuma pingsan aja, mimisannya udah berhenti tapi Ara belum bangun. Mungkin beberapa menit lagi dia bakal bangun." Jelasnya.

Semuanya langsung bernapas lega. Chika langsung masuk ke dalam tenda. Zee dan Flora yang ingin ikut masuk seketika ditahan Ashel dan Freya. Mereka melarang untuk jangan dulu menjenguk. Zee dan Flora pun kembali duduk menunggu di luar tenda.

Chika masuk ke dalam ia melihat Ara masih terbaring dan belum sadarkan diri. Chika menggeret kursi ke samping tempat tidur Ara.

Sambil menangis, Chika menggenggam tangan Ara.

"Raa, bangun Raa please bangun jangan tinggalin aku," lirih Chika.

"Sayang bangun, aku di sini please buka mata kamu," Chika semakin mengeratkan genggamannya. Dengan setia, Chika menunggu Ara bangun.

Hampir setengah jam Chika menunggu di dalam tenda. Tiba-tiba Ara menggerakkan jarinya dan mengernyitkan dahinya. Tak berapa lama perlahan Ara membuka matanya. Tangan kirinya langsung memegang kepalanya yang masih terasa sakit. Chika tersentak kaget melihat Ara mulai sadarkan diri. Matanya kembali berkaca-kaca. Senyum di bibirnya mengembang saat melihat Ara akhirnya membuka mata.

CHIKARA: I LOVE YOU MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang