Song: JKT48 - Kenyataan Yang Ternoda
Shani sedang berada diruang kantornya, sibuk dengan laptop dan beberapa kertas yang berserakan di meja. Hingga beberapa lama ada sebuah telepon masuk dari ponselnya.
"Halo, sayang tumben kamu telepon Papi? Ada apa?" ujar Shani saat mengangkat telepon dari Ara.
"Papi, hikss... Pi...." tangis Ara di dalam telepon.
Shani terkejut luar biasa, wajahnya langsung panik seketika mendengar anaknya menangis. Siapa yang berani membuat Ara menangis?!
"Hey, sayang kenapa nangis? Siapa yang buat kamu nangis bilang sama Papi sekarang!"
"Hikss... Mami hikss... Papi pulang Pi, Mami jahat...." jawab Ara sesenggukan.
Mendengar jawaban dari anaknya tangan Shani langsung mengepal keras. Dirinya tak habis pikir pada Gracia. Sekarang apa yang Gracia perbuat pada anak gadisnya sampai Ara menangis seperti ini.
"Oke sayang, Papi pulang sekarang! Kamu lagi di mana? Mami nggak apa-apain kamu kan? Mami nggak tampar pipi kamu lagi?" tanya Shani bertubi-tubi.
"A-aku nggak papa, Pi. Mami nyakitin Chika, Papi cepat pulang." Tangis Ara semakin menjadi-jadi.
Shani tak sanggup mendengar anak gadisnya terus menangis. "Oke, Papi pulang sekarang juga!" kata Shani dan langsung mematikan sambungan teleponnya.
Shani segera membereskan kertas-kertas kantornya lalu memasukkannya ke dalam tas kerja membawa sebagian kertas yang belum selesai ia kerjakan. Ia akan menyelesaikannya di rumah. Persetan dengan meeting hari ini, Shani lebih memilih meng-cancel meeting-nya dan bergegas pulang ke rumah. Takut terjadi sesuatu pada anak kesayangannya.
***
Ara masih menangis sesenggukan di dalam kamar. Gracia sedari tadi terus mengetuk pintu kamar anaknya yang terkunci di dalam. Namun, Ara sama sekali tidak membukakan pintu untuknya, menyahut saja tidak sama sekali.
Gracia khawatir ini sudah dua jam Ara tidak membuka pintu kamar. Gracia khawatir takut terjadi sesuatu pada anaknya.
"Sayang buka pintunya," pinta Gracia.
"Ara buka pintunya Mami mau ngomong sama kamu,"
"Sayang please jangan bikin Mami khawatir," mata Gracia berkaca-kaca.
"Ara buka pintunya maafin Mami, sayang."
Nihil, Gracia berbicara bahkan menggedor pintu sekeras apa pun Ara tetap tidak mau membuka pintu untuknya. Ara masih meringkuk dipinggir kasur sambil membenamkan wajahnya di antara dua kakinya.
Hatinya masih sakit, Ara tak menyangka Gracia tega menampar Chika. Belum puaskah dirinya ditampar? Dan sekarang Chika yang tidak punya salah apa-apa juga ikut kena tamparannya. Kenapa? Kenapa Maminya sebenci itu pada Chika?
"Ara, Mami minta maaf sama kamu sayang, Mami nyesel udah tampar Chika. Sekarang ayo buka pintunya Mami mau ngomong sama kamu," pinta Gracia untuk yang ke sekian kalinya.
Saat Gracia berdiri di depan pintu kamar Ara sambil menangis. Seorang pria yang umurnya tidak jauh beda dari Gracia baru saja memasuki rumah sambil membanting keras pintu dan membuang kasar tas kantornya.
"GRACIA!" dengan wajah merah Shani membentak memanggil nama Gracia. Mata Shani mengedar bergerak ke mana-mana mencari Gracia. Saat tepat bola matanya menatap ke lantai atas, saat itu juga Shani melangkah dengan cepat menuju lantai atas. Shani menarik kasar tangan Gracia dan melayangkan sebuah tamparan yang lumayan keras ke pipi kiri Gracia untuk yang pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKARA: I LOVE YOU MY SENIOR
FanfictionVersi terbarunya sudah diremake dengan judul yang sama: CHIKARA: I Love You My Senior Copyright, 2021 by Charcaaa 13 April 2021 [17+] CHIKARA; I LOVE YOU MY SENIOR by BadutMekdi0 | Zahra Nur Khaulah. Orang-orang mengenalnya gadis yang sangat hipera...