ENNUI 2: PERFECT BAGIAN IX

581 121 22
                                    

Gulf duduk di kursi ruang kerjanya dengan tatapan lurus kerah smartphone yang ia pegang.

"Win?" gumam Gulf. Gulf menyempatkan diri untuk mengambil beberapa gambar ketika berada di Ilya Palace, salah satunya adalah Win, lantai ke-110. Pasalnya Gulf akan menggunakan foto-foto itu sebagai pertimbangan interior bagaimana yang diinginkan. Namun, "Win" terus menyita perhatian Gulf.

"Tuan Gavrie memberikan nama pada lantai teratas Ilya Palace, Win. Tuan Gavrie mengatakan kalau ia akan menjadikan Win sebagai tempat tinggalnya, tidak ada harga untuk Win." itulah yang Up jelaskan pada Gulf ketika mereka berada di lantai ke-111.

Gulf telah menanyakan alasan dibalik penamaan itu, sayangnya Up juga tak mengerti. Bahkan Up juga masih sedikit tak percaya bahwa Gavrie menyerahkan kunci utama kepada Gulf, padahal Gavrie bisa saja menyerahkan kunci kendali, kunci yang dapat digunakan untuk mengakses semua ruangan kecuali Win.

Tok tok tok

Gulf tersadar dari lamunannya saat seseorang mengetuk. "Masuk!"

"Hai!" sapa Kao sebelum memasuki ruangan.

"Kenapa kau mengetuk pintu? Kau bisa langsung masuk." ucap Gulf ketika Kao menghampirinya.

"Kau terlihat lelah, apa pekerjaanmu berat hari ini?" tanya Kao seraya memijat pundak Gulf.

"Lumayan, aku baru saja berkeliling di Ilya Palace."

"Ilya Palace?" tanya Kao memastikan.

Gulf mengangguk. "Tempat itu sangat luas dan menawan, bahkan liftnya membuatku tergila-gila."

"Kau bertemu pemiliknya?"

Kali ini Gulf menggeleng. "Aku hanya bertemu asistennya, dia mengantarku berkeliling. Kami bahka melihat-lihat di 10 lantai teratas."

"Berduaan?" tanya Kao.

Gulf tertawa dan memukul tangan Kao. "Jangan bepikir macam-macam!"

"Jadi, gedung itu akan segera diresmikan?"

"Aku harap begitu, karena aku tidak sabar. Saat aku berdiri di samping pemilik Ilya Palace dan diperkenalkan sebagai seseorang yang berperan penting untuk menata Ilya Palace." ujar Gulf berangan-angan.

"Semuanya pasti sukses dan berjalan lancar. Kalau begitu, kau sibuk besok?" tanya Kao.

"Kenapa?"

"Alice mungkin akan tiba besok."

"Tidak usah khawatir tentang itu, aku selalu punya waktu luang untuk anak-anak." jawab Gulf.

"Gulf, tidak masalah jika Alice harus tinggal di apartemen ku, Alice juga tak harus sekolah di sekolah yang sama dengan Win."

"Kau akan menyia-nyiakan sesuatu yang susah payah aku lakukan?" tanya Gulf kecewa.

"Bukan seperti itu, sayang. Aku hanya takut membuat Win merasa tidak nyaman."

"Win hanya anak-anak, tidak perlu memikirkan apa yang dia katakan. Lagipula kita harus membiarkan mereka dekat agar bisa akrab." Gulf memegang tangan Kao yang ada di pundaknya, meyakinkan agar Kao tak perlu ragu.

"Tapi, Kao. Rapat yang diadakan bersama orang Rusia itu, bagaimana hasilnya? Kenapa kau tak menceritakannya padaku?" tanya Gulf.

Kao menatap Gulf, bagaimana Kao menjelaskan? Apa yang harus dijelaskan? Mew masih hidup dan menjadi pemegang saham terbesar di perusahaannya? Begitukah?

"Kao?" tanya Gulf lagi.

"Rapatnya ditunda, aku rasa aku sudah memberitahumu." jawab Kao.

"Kenapa? Ada kesalahan?" tanya Gulf.

ENNUI 2 : PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang