ENNUI 2: PERFECT BAGIAN XXXXVI

637 113 31
                                    

Bunyi ketukan antara pisau dengan talenan terdengar jelas saat Gulf memotong beberapa buah di dapur.

Gulf meletakkan garpu di atas mangkuk buah. Gulf juga mengisi mangkuk lain dengan camilan sebelum membawanya ke kamar Win.

Tok tok tok

Win yang sibuk membalas pesan Mew menoleh ke arah pintu kamarnya yang diketuk. Win sama sekali tidak peduli dengan itu, tapi Gulf terus mengetuk tanpa kenal lelah. Win menyerah mengabaikan Gulf dan memilih untuk membukakan pintu.

"Win sibuk?" tanya Gulf tersenyum lembut.

Win menatap dia mangkuk yang Gulf bawa di tangannya, "kenapa?" tanya Win.

"Cuacanya bagus, papa membawakan camilan untuk Win," Gulf menyodorkan dia mangkuk penuh berisi buah dan camilan kepada Win.

"Papa tau, Win tidak suka ... Win bisa makan camilan saja kalau tidak mau-."

"Terima kasih, pa," ucap Win menghentikan omong kosong Gulf. Meskipun tidak telalu memerlukan camilan, Win akan menerima pemberian Gulf agar Gulf tidak perlu berlama-lama berada di hadapannya.

"Sama-sama. Apa yang sedang Win lakukan di dalam?" tanya Gulf penasaran. Gulf tidak memata-matai putranya, Gulf hanya ingin tau kegiatan Win, itu saja.

"Tidak ada, hanya bermain smartphone," jawab Win seadanya.

Gulf mengangguk paham, "Win tidak ingin bermain video game?" tanya Gulf. Dulu Win selalu merengek agar diizinkan memainkan video game, tapi Gulf tidak pernah mengizinkannya. Kepulangan Mew adalah kebebasan besar bagi Win, karena saat itulah Win bisa bermain sepuasnya.

Gulf memang tidak pernah sebaik Mew dalam hal mengerti Win, tapi apapun yang Gulf lakukan juga untuk kebaikan Win kedepannya. Sekarang Gulf sadar kalau masa kecil putranya sudah selesai, dan sebagian besar waktu itu digunakan untuk belajar.

Gulf ingin mencoba untuk melewati zona nyamannya dengan menawarkan hal yang dulu ia larang ketika Win ingin. Terlalu terlambat untuk menebus, tapi apa salahnya mencoba?

"Papa tiba-tiba mengizinkan Win?" tanya Win.

Gulf tertawa garing, "papa hanya berpikir kalau Win mungkin bosan. Papa tidak akan melarang Win kalau Win ingin bermain, bilang pada papa, papa akan siapkan camilan untuk menemani Win."

Win mengangguk. Win memang bosan, tapi main sendiri juga tidak terlalu seru. Jika saja ada Mew, Win akan mudah mengalahkan lawannya, karena Mew adalah lawan paling lemah.

"Apa papa mengganggu waktu Win?" tanya Gulf.

Win diam. Gulf tidak mengganggu waktunya. Hanya saja, Win tidak ingin melewatkan pesan Mew, dan tidak mungkin membalas pesan Mew selagi ada Gulf.

"Papa akan pergi kalau begitu. Kalau Win butuh sesuai, panggil papa, oke?"

Win kembali mengangguk dan segera menutup pintu setelah Gulf pergi. Win meletakkan dua mangkuk yang sebelumnya Gulf berikan di atas kasur.

Daddy

|Win sedang apa sekarang?

Tidak ada|

|Papa di rumah?

Iya, dia baru memberi Win buah|


Win menatap dua mangkuk di hadapannya. Kapan terakhir kali Gulf mengupaskan buah untuknya? Dan kenapa tiba-tiba Gulf menyediakan camilan untuknya?

Dibandingan dengan camilan coklat, entah kenapa potongan buah lebih menarik di mata Win kali ini.

Win mulai mengunyah, dan menyadari kalau buah yang bukan kesukaannya juga memiliki rasa yang segar.

ENNUI 2 : PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang