Brak!!!
Gulf membanting pintu mobil dengan sangat kuat. Sudah ia duga, Kao tidak mungkin bicara jujur.
"Kenapa lagi?" tanya Kao. Pria itu berdiri di teras dan masih membawa kemeja di tangannya.
"Kenapa? Up datang kemari, membawa pakaianmu dan mencari barangnya." ucap Gulf nyaring.
Kao menghela napas, mudah sekali untuk Gulf terbakar emosi hanya karena hal yang sebelumnya sudah Kao jelaskan. "Kami bertukar kemeja, Gulf. Dia mengembalikan milikku, jadi apa salahnya jika dia menagih miliknya?"
"Oh, tidak ada yang salah?" tanya Gulf.
"Akan ku kembalikan segera, jadi kita tidak perlu berdebat lagi." sahut Kao.
"Iya, pergi temui Up! Temui saja dia sesukamu!" sentak Gulf. "Lagipula aku benci bau kalian," Gulf melemparkan kancing milik Up yang ia temukan di mobil Kao.
Kao menatap benda kecil mengilap yang menggelinding di lantai, kenapa ia tak menyadari itu sejak awal sebelum Gulf menemukannya?
"Gulf?" panggil Kao setelah dirinya memungut benda kecil itu dari lantai.
"Gulf kau salah paham!" Kao berucap nyaring, suara lantangnya menggema di ruang tamu.
Gulf meradang, berani-beraninya Kao mencengkram lengannya bahkan meninggikan suara. "Lepas!" titah Gulf menarik tangannya.
"Maaf," sesal Kao ketika Gulf memegang lengannya yang memerah. "Aku hanya ingin menjelaskan bahwa kau salah paham, tapi kau tidak mendengarkan aku."
"Salah paham?" Gulf menyeringai. "Apa kau akan menunggu sampai aku memergoki kalian berhubungan badan?"
"Gulf!"
"Ini bukan pertama kalinya, Kao. Jangan membentak ku karena sejak awal kau yang salah! KAU YANG SALAH!" Gulf menarik napas panjang. "Sudah berapa lama kalian saling menemui satu sama lain? Mungkin kau menghubunginya lewat telpon, pesan. Aku juga tidak tau, kan?"
"Maka dari itu, Gulf, tolong dengarkan aku dulu." pinta Kao.
"Mendengarkan apa? Bahwa kau tidak memiliki hubungan apapun dengan Up? Sama seperti kau mengatakan bahwa kau sendiri tapi ternyata kau memiliki Alice?"
Kao menatap Gulf yang penuh amarah, Kao tau kesalahpahaman ini bermula darinya, dan itu salahnya karena berbohong dimasa lalu, tapi apa pantas Gulf menyinggung nama putrinya?
"Kau bisa bicara seolah putrimu tidak pernah ada, dan aku percaya. Tapi kali ini tidak, aku tidak akan tertipu dua kali oleh lelaki sepertimu."
"Sebenarnya apa yang kau permasalahkan, Gulf?" tanya Kao pelan.
"Kau, dirimu." Gulf menunjuk dada Kao.
"Tidak ada apapun diantara aku dan Up, kau hanya salah paham."
Alice diam dibalik pintu kamar, mendengarkan dengan seksama keributan yang sampai ke telinganya.
Ceklek.
Sebelah mata mengintip pada celah pintu, tak ada hal lain yang ia temukan selain tatapan nyalang Gulf kepada Kao, dan kain berwarna putih yang Kao bawa ditangannya.
Gulf menggeleng tak percaya. "Jadi kau benar-benar menunggu aku memergoki kalian bercumbu di tempat kita biasa bercumbu? Lalu apa? Kau akan katakan pada Up kalau kau lajang, tak punya aku atau Alice? Brengsek!"
"Aku tidak akan mengatakan hal bodoh semacam itu, Gulf. Kau tau semua yang aku lakukan untuk mendapatkanmu, dan Alice adalah putri kandungku."
"Kau secara sadar tidak mengakui keberadaan putrimu, Kao, hanya demi aku. Tidak ada jaminan kau tak mengulangi hal serupa untuk mendapatkan jalang sialan itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENNUI 2 : PERFECT
Fanfiction"Kau selalu terobsesi dengan kesempurnaan, aku akan menunjukkan padamu apa itu sempurna." Kehidupan terkadang membuat manusia kalap, ambisi mereka untuk meraih kata sempurna membangkitkan keegoisan dalam jiwa. Tak akan ada kata sesal dalam hidup si...