ENNUI 2: PERFECT BAGIAN XXXXXVII

639 117 25
                                    

Dreet... 

Getaran dirasakan setiap siswa yang pergelangan tangannya dililit Risak arloji. 

Waktu istirahat tiba. Beberapa siswa mengeluh karena catatannya belum selesai, sebagian besar siswa berseru girang karena bisa bebas dari pembelajaran untuk beberapa saat. 

"Win."

Win melirik bahunya bergantian, kanan dan kiri, masing-masing sisi dipegang oleh orang berbeda dalam waktu yang bersamaan. 

"Kenapa?" tanya Win pada Bright dan Enuel. 

"Iya, kalian kenapa?” tanya Zaya yang baru tiba di meja Win.

Bright dan Enuel saling tatap dan langsung menyingkirkan tangan mereka dari bahu Win. 

“Win, ayo ke kantin,” ajak Zaya. 

“Ayo,” ucap Win.

Win segera mengambil smartphone-nya dari dalam tas dan bangkit dari kursi. 

“Kalian berdua tidak pergi?” tanya Zaya pada Bright dan Enuel yang masih berdiri di belakang kursi Win. 

“I-iya, kami pergi,” jawab Enuel. “Kita pergi, kan, Bright?” sambung Enuel menyikut lengan Bright. 

“I-iya. Harus sama-sama,” jawab Bright. 

“Dasar aneh,” decih Zaya sebelum memulai langkahnya dengan Win. 

Circle baru, tiga siswa dan satu siswi, berjalan bersama-sama menuju kantin seperti hari-hari sebelumnya. 

“Kursi ini jadi selalu kosong setelah kita sering bersama,” ujar Win setelah mereka tiba di salah satu meja yang biasa mereka duduki bersama. 

“Bagus untuk kita,” ujar Enuel. 

“Mau sekalian membahas tugas kelompok?” tawar Zaya yang mulai meminum orange juice pesanannya. 

“Rasanya keberuntunganku selama satu tahun sudah habis karena bisa memilih kelompok sendiri,” ujar Enuel. 

“Kenapa kau mau satu kelompok dengan kami? Kau tidak menempel dengan Gracia lagi?” ejek Zaya pada Enuel. 

“Jangan membahasnya dulu, aku merinding,” ujar Enuel bergidik ngeri. 

Hmh! Dulu kalian selalu menempel seperti perangko, sekarang kau bicara seperti itu tentangnya? Kacang lupa kulitnya, jangan seperti itu jika kau tidak berteman dengan kami lagi,” ketus Zaya mengacungkan kepalan tangan. 

“Kalian tidak mengerti maksudku. Dia selalu kesal padaku karena bertegur sapa dengan Win. Ini gara-gara Bright,” Enuel menunjuk Bright yang duduk di sampingnya. 

“Kenapa aku?” tanya Bright tak terima. 

“Karena Gracia suka padamu, bodoh! Kau malah suka pada Win. Gracia marah padaku gara-gara itu.”

“Aneh sekali,” protes Bright. 

“Makanya, dia aneh,” ujar Enuel sedikit berbisik. 

“Berhenti membicarakan orang di belakang. Kalian bilang ingin membahas tugas kelompok sekalian, kenapa malah membahas teman sekelas?” tanya Win. 

“Win benar, hanya Win dan aku yang masih waras di kelompok kita,” ucap Zaya. 

“Kau yang memulai,” ujar Bright dan Enuel bersamaan, membuat Zaya dan Win menatap mereka keheranan. 

“Jadi tugas kita adalah …?” tanya Win mengalihkan pembahasan. 

“Mengambil foto dengan konsep kerajaan,” ujar Zaya. 

ENNUI 2 : PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang