Sinar bulan terpantul dipermukaan air kolam, Alice berjalan pelan mendekati Gulf yang duduk dengan kepala tertunduk setelah perdebatan yang terdengar samar.
"Pa?"
Gulf menatap lurus ke depan, ia sisihkan emosinya dan ia alihkan pada kepedihan.
"Alice minta maaf, Alice dengar perdebatan papa dan daddy."
Gulf menoleh ke arah putrinya yang terdengar sedih. "Papa minta maaf karena membuat suara yang terlalu berisik, pasti itu menganggu Alice," Gulf menyeka air mata saat Alice menatap ke arahnya.
"Kenapa papa menangis?" tanya Alice khawatir.
"Papa minta maaf, Alice, tapi sepertinya papa tidak bisa mempertahankan keluarga kita," Gulf menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan dan mulai terisak.
"Kenapa?" Alice mendekati Gulf, memegang bahu sang papa untuk membantunya menenangkan diri.
"Papa mungkin tidak cukup untuk daddy, papa tidak tau apa papa bisa mengatakan ini kepadamu, tapi daddymu berselingkuh."
Alice tertegun, bukan ini yang ia mau dari keluarga barunya.
"Papa tau Alice tidak akan percaya, papa tidak meminta Alice memihak papa. Papa hanya ingin minta maaf, ini pasti karena kekurangan papa."
"Ini bukan salah papa," ucap Alice pelan. Alice tidak ingin kehilangan Gulf, tidak perduli apapun yang Kao lakukan, Kao harus mempertahankan Gulf.
"Papa tidak tau lagi, Alice. Papa sudah cukup lelah, semuanya papa lakukan dan daddy mu masih mencari orang untuk melengkapi papa?"
Alice memeluk Gulf dengan sangat erat dan mengusap lembut punggung Gulf. "Papa adalah papa yang baik, jangan silahkan diri papa." Gadis itu sama sekali tidak percaya dengan apa yang Gulf katakan tentang Kao, Kao meninggalkan Alice dalam waktu yang lama demi seseorang bernama Gulf, mana mungkin Kao mengkhianati Gulf begitu saja?
"Bagaimana bisa papa tidak menyalahkan diri sendiri jika daddymu bahkan mencari orang lain dibelakang kita?" tanya Gulf. Pria itu tersenyum tipis saat pelukan putrinya semakin erat.
"Akan kulakukan apa yang kau mau, Mew. Aku akan membantunu membalas Kao, membuat Kao merasakan apa yang kau rasakan. Dengan begitu kau akan kembali pada ku, pasti." Gulf membatin saat bulir air mata melewati bibirnya yang menyunggingkan senyuman hampa.
••• • •••
Alice menatap punggung Kao ketika daddynya itu mengantar mereka ke sekolah seperti biasa. Sesekali ia melirik ke arah Win yang sedari dulu selalu menatap ke arah luar jendela dengan earpod yang menyumpal kedua telinganya.
"Daddy," Alice membuka suara. Keluarga mereka mungkin mulai renggang sekarang, Alice tidak tau upaya apa yang bisa ia lakukan, tapi sebisanya Alice ingin mengurangi jarak itu. Tidak ada lagi kehilangan. Lagipula Alice percaya daddy nya tidak mungkin mengkhianati keluarga mereka seperti yang Gulf katakan, bukan berarti Alice menganggap papanya berbohong, keduanya mungkin saling salah paham karena sama-sama sibuk.
"Hm? Kenapa sayang?" tanya Kao, pria itu menatap kaca yang memperlihatkan wajah Alice yang tertunduk.
"Daddy ingat ulang tahun papa?"
Kao mengangguk pelan, bagaimana mungkin Kao lupa?
"Ayo buat kejutan kecil-kecilan di rumah saja, daddy harus pulang tepat waktu."
"Kejutan kecil-kecilan?" tanya Kao. Mereka bisa saja membuat kejutan besar alih-alih acara kecil di rumah.
"Kita siapkan sendiri kejutannya, agar papa merasa kalau daddy tulus pada papa, jadi papa akan memaafkan daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENNUI 2 : PERFECT
Fanfiction"Kau selalu terobsesi dengan kesempurnaan, aku akan menunjukkan padamu apa itu sempurna." Kehidupan terkadang membuat manusia kalap, ambisi mereka untuk meraih kata sempurna membangkitkan keegoisan dalam jiwa. Tak akan ada kata sesal dalam hidup si...