ENNUI 2: PERFECT BAGIAN XXV

521 100 9
                                    

Lambaian tangan Alice mengiringi kepergian Mew. Gadis itu mencoba melakukan yang Mew katakan, pulang tepat waktu adalah hal paling sederhana yang bisa ia kerjakan sebagai langkah awalnya.

Berada sendirian di rumah membuat Alice merasa kesepian, bosan, hingga rasa lapar menghampirinya. Alice hampir bersungut-sungut saat tak menemukan satu pun makanan yang tersaji, dan ia tak memiliki keterampilan memasak. Kalimat Mew melintas dibenak Alice membuat Alice menarik napas dan menahan diri.

Alice membuka kulkas dan mengambil beberapa buah apel, mungkin tidak akan mengenyangkan, tapi Alice bisa menahan rasa laparnya setidaknya sampai Gulf pulang.

Alice duduk di depan televisi, memilih salah satu siaran dan mulai menyantap buah yang ia potong sembarang. Ini buruk, dan Alice justru tak merasa lebih baik.

Alice kembali ke dapur setelah selesai memakan buah, gadis itu mencoba mencuci piringnya sendiri, berharap hal sederhana ini bisa membuat seseorang bangga.

Apa yang Alice harapkan menjadi nyata, walaupun bukan Kao yang melihat upayanya, tapi respon positif Gulf juga tak kalah menghangatkan baginya.

"Pa, bisa buatkan Alice makanan?" tanya Alice.

Gulf tersenyum hangat, "tentu."

Gulf mengambil beberapa bahan di kulkas, tanpa disangka Alice tak beranjak dari dapur dan justru menawarkan diri untuk membantu Gulf.

"Tidak perlu sayang, istirahatlah di kamarmu," ujar Gulf ketika Alice mengambil beberapa buah kentang dan akan mencucinya.

"Alice ingin membantu, anggap saja Alice juga belajar, jadi Alice bisa memasak sendiri nanti."

"Alice, apa Alice marah pada daddy?" tanya Gulf, perubahan Alice membuat Gulf bertanya, apakah itu berkaitan dengan amarah Kao atau tidak? Seperti yang ia lakukan pada Win?

Alice menggeleng, "daddy marah karena Alice terlalu sering membatah. Mungkin yang daddy katakan ada benarnya, Alice sudah dewasa dan Alice bukan anak tunggal lagi, Alice punya adik sekarang."

"Jangan anggap serius ucapan daddy, oke?"

Alice tersenyum dan mengangguk, "daddy hanya khawatir pada Alice, kan? Daddy hanya terlalu lelah untuk terus memaklumi Alice, Alice mengerti."

Gulf memeluk putrinya, "terimakasih karena sudah mengerti, sayang."

"Alice juga minta maaf pada papa, jelas Alice sering merepotkan karena bersikap terlalu manja. Alice tidak tau apakah Alice bisa tetap menjadi anak yang baik atau tidak, tapi untuk sekarang Alice akan mencoba."

"Iya, sayang. Pelan-pelan saja," balas Gulf.

Alice membantu Gulf sebisanya, hingga hidangan yang mereka buat siap disajikan diatas meja makan. Alice menatap jam dinding yang hampir menunjukkan waktu makan malam, tapi belum ada tanda-tanda kepulangan Kao, benar-benar tidak seru kalau ia hanya mekan berdua dengan Gulf saja.

"Pa, Alice mandi dulu saja sambil menunggu daddy pulang." ujar Alice.

Gulf hanya bisa mengangguk ketika putrinya yang bersemangat meninggalkan dapur, tak lama setelahnya Gulf menyusul untuk membersihkan diri juga.

Bulir air jatuh menimpa kepala dan membasahi tubuh Alice ketika shower dinyalakan, hangat sekali rasanya. Alice menatap cermin setelah selesai membersihkan diri, cukup lama ia tersenyum memandang pantulan dirinya. "Begini tidak terlalu buruk," gumam Alice.

Alice mulai berjalan meninggalkan kamar mandi, mungkin apa yang Mew katakan padanya benar, tidak sulit menjadi anak baik. Alice akan baik-baik saja jika menganggap semuanya berjalan lancar dan mengabaikan apa yang sebenarnya tidak mengganggunya.

ENNUI 2 : PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang