"ini kamar mu" ucap Jungkook sambil menunjuk ke arah pintu yang tidak jauh darinya.
Qiana hanya diam tanpa berucap sedikitpun. Pasalnya ia terlalu takut untuk berbicara, ia paham betul dan memaklumi sikap dingin dan cuek Jungkook padanya. Setelah berkata Demikian Jungkook berlalu masuk kedalam kamar pintu bercat hitam di dekat televisi besar kemudian menutupnya dengan kasar menimbulkan dentuman keras yang semakin menakuti Qiana.
Satu menit Qiana masih dengan posisi berdiri dengan koper yang ada disampingnya. Memberanikan diri ia mulai mendekat kearah pintu yang ditunjuk Jungkook kemudian membuka dengan pelan agar tidak menimbulkan suara yang dapat mengganggu sang pemilik rumah.
Cat dan funitur putih menggambarkan kamar yang akan ditempati Qiana. Gadis dengan hijab hitam itu kembali menutup pintu dari dalam kemudian menguncinya. Langkahnya membawa kearah kasur tidak lupa meletakan koper lebih dulu di pinggir ruangan. Menduduki diri di kasur empuk king size dan berbaring. Matanya memandang kearah langit kamar yang bewarna putih, perlahan air mata turun dari matanya semakin lama semakin bertambah deras mengantarkan luka yang tidak bisa ia jelaskan. Tangannya bergerak untuk menutup mulut agar suara isakannya tidak didengar siapapun.
Merasa sesaknya sedikit menghilang, Qiana bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, bukan hanya kamar yang mewah, kamar mandi pun dibuat sangat mewah, ada batup untuk berendam dan dinding yang terlapisi marmer putih bercorak abstrak keabuan. Qiana tidak heran Jungkook tentu saja bisa mendapatkan ini semua dari hasil kerja kerasnya sebagai idol terkenal. Setelah mandi Qiana melakukan sholat isya mencurahkan segala isi hatinya kepada Allah sang pencipta lalu beranjak untuk membereskan barang barang yang ia bawa untuk dipindahkan ke lemari dalam kamar ini.
Kemudian setelah semua selesai. Gadis itu kembali menangis meratapi nasipnya yang tidak berjalan sesuai keinginannya sampai lelap menghampiri.🌻
Suara adzan dari ponsel membangunkan tidur Qiana. Matanya perlahan terbuka menampilkan suasana asing yang langsung mengingatkan dirinya. Kembali menguatkan diri, langkah kakinya menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu guna melaksanakan sholat subuh. Tuntas melakukan ibadah dirinya kembali berdiam diri di kamar meratapi hidupnya yang mulai berantakan karena kejadian yang tidak disengaja. Sejak proses pindahannya kemarin Qiana tidak mengecek ponselnya ternyata banyak panggilan dari para sahabat.
Sekilas informasi mengenai gadis muslim asal Indonesia yang bernama lengkap Qiana Nabila, merupakan salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa S2 dari universitas Nasional Seoul dengan jurusan bahasa Korea. Qiana merupakan gadis muslim yatim piatu. Ayah dan ibunya meninggal dalam kecelakaan beruntun yang terjadi di kota Bogor saat ia memasuki tahun kedua SMA. Namun Qiana masih memiliki saudara bernama Fiqih. Sosok kakak laki laki yang sudah berumah tangga dan memiliki dua anak kembar laki laki dan perempuan. Sebelum merantau ke negeri ginseng Qiana tinggal dengan Fiqih dan keluarga. Beruntungnya kakak ipar Qiana yang bernama Aisyah ini sangat baik hati dan menyanyanginya serta sudah menganggap Qiana seperti adiknya sendiri.
Karena tidak mau membebani sang kakak selama masa SMA Qiana rajin belajar untuk mendapatkan beasiswa saat kuliah nanti. Qiana berkuliah S1 di Indonesia tepatnya di universitas Indonesia dan berkeinginan melanjutkan S2 Awalnya Korea bukanlah Negera yang ingin ia tuju namun keisengan membawa keberuntungan datang padanya. Ternyata universitas Seoul menerimanya. Dan jadilah disini Qiana berkuliah melanjutkan S2 nya dan sudah memasuki tahun terakhir.
Tuk....tuk....
Suara ketukan pintu menyadarkan Qiana dari lamunan panjangnya ternyata matahari sudah terbit dan menerangi pagi. Awalnya gadis muslim ini ragu namun ketika bunyi ketukan dibalik pintu kembali terdengar dengan cepat Qiana berdiri melepas rok mukenah, berjalan untuk membuka pintu.
"Mari bicara" perintah Jungkook dingin. Setelah berucap pria dengan pajama itu langsung mengajak Qiana untuk duduk di sofa ruang keluarga.
Qiana mengikuti dari belakang. Setelah duduk gadis itu kembali menunduk, terlalu takut untuk melihat raut wajah Jungkook yang dingin.
Jungkook menyerahkan beberapa lembar kertas dan pulpen tepat di atas meja depan Qiana. Qiana segera membaca PERJANJIAN KONTRAK. Itulah awal kalimat yang gadis muslim itu baca, tentu saja Qiana langsung mengerti arah dan isi dari kertas yang ia pegang ini. Setelah membaca keseluruhan mau tidak mau Qiana harus menandatangani kertas tersebut. Lagian apa yang ia harapkan dari pernikahan terpaksa antara dirinya dengan Jeon Jungkook? Bukankah semuanya memang harus diselesaikan dengan cepat dan serapi mungkin agar tidak ada orang yang mengetahui bahwa keduanya telah menikah secara agama Qiana. Islam.
Dari yang tertera dalam perjanjian tersebut adalah bahwa pernikahan ini hanya berjalan selama delapan bulan, dilarang untuk ikut campur dalam urusan masing-masing dan Qiana ditugaskan untuk mengurus rumah dengan baik mulai dari menyiapkan makanan, membersihkan rumah, menyuci dll dan sebagai gantinya Qiana diberikan uang jajan tetap setiap bulannya. Kalau kata Qiana sih ini dia dijadikan pembantu dan digaji. Tapi tidak apa apa setidaknya uang hasil pemberian Jungkook bisa untuk mengcover segala kebutuhan kuliahnya yang sering kekurangan dan berakhir mendapat transferan dari sang kakak. Qiana merasa sangat bersalah jika begitu.
Qiana segera menandatangani kontrak tanpa protes dan bertanya lebih dulu. Seharusnya Qiana berpikir kembali karena ada satu hal yang ia lupakan untuk ditambahkan. Yaitu.......... Dilarang melakukan kontak fisik.
Jungkook mengambil kembali kertas tersebut. Kemudian kembali berdiri meninggalkan Qiana yang masih duduk disana. Belum juga Qiana berpindah tempat dari sofa tersebut Jungkook kembali keluar kamar melewatinya namun dengan pakaian yang berbeda kemudian keluar dari rumah tanpa berkata apapun. Qiana menghembuskan nafas dengan berat ia tidak boleh lemah atau terganggu dengan sikap Jungkook yang seperti itu karena memang normalnya mereka harus bertindak demikian agar semuanya berjalan lancar sesuai kontrak.
Mungkin bagi seluruh army penggemar BTS di dunia ini mengharapkan posisi Qiana saat ini menikah dengan Jeon Jungkook. Namun akan berbeda jika awal dari semua ini disebabkan petaka, seperti yang Qiana rasakan. Qiana yakin bahwa pernikahan ini bukan hanya bencana bagi dirinya melainkan lebih buruk lagi bagi Jungkook. Disaat karier idol itu sedang melambung tinggi tiba tiba diberikan bencana besar seperti ini. Qiana paham semua itu.
Sementara Jungkook masih terdiam di dalam mobil yang masih terparkir di basmen apartemen. Mencoba mencerna segala hal sial yang kemarin baru saja terjadi. Untuk menyalurkan emosinya pria itu memukul dengan keras setir mobil sampai menyebabkan luka kebiruan di jarinya. Perlahan air mata yang sejak ia tahan akhirnya keluar.
TBC...
Assalamualaikum yorobun...
Bertemu lagi dengan kisah Jungkook. Author memutuskan untuk nulis unexpected Thing ini barengan sama be My Part. Semoga idenya lancar jaya dan cepat sampai ending. Terimakasih udah bersedia membaca cerita ini. Semoga kalian suka dan menghibur. Kalau bisa sih bantu promosikan ke temen2 kalian. Kalau mau gak maksa kok.
Ok cukup basa basinya. Sehat selalu untuk kita semua. Salam sayang....
N.A 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Thing [Jjk FF]
Fanfiction📌Cerita ditulis Febuari 2023 dan masih dalam proses penyelesaian Pernikahan yang tidak pernah diharapkan oleh Qiana Nabila dan Jeon Jungkook seorang idol terkenal member dari BTS. Jungkook menyelesaikan makannya. Menyatukan kedua tangan diatas meja...