3. Tega

1.2K 74 15
                                    

Tidak ada pilihan lain, Qiana mengikuti perintah Jungkook untuk keluar dari dorm. Sepulang dari kerja part time ia langsung menuju dorm untuk membereskan semua barang barangnya. Keputusan Qiana tentu saja mengagetkan sang roomatenya Shin ah gadis cantik berambut sebahu asal Daegu. Sejak tahun pertama kuliah mereka dijadikan teman satu kamar walau berbeda jurusan, Shin ah mengambil jurusan bahasa Inggris. Bagi Qiana Shin ah adalah sahabat yang ceria dan baik hati. Jika Qiana mengalami kesulitan Shin ah selalu berdiri paling depan dan siap membantu bahkan persahabatan mereka sudah diketahui keluarga masing masing.  Saat liburan tahun lalu Qiana diajak Shin ah ke Daegu untuk bertemu dengan orang tuanya.

"Shin ah, aku hanya membereskan barang barang ku agar kau kamar ini lebih luas dan bersih tapi percayalah aku tidak pindah"

Shin ah masih tidak mengerti dengan rencana Qiana

"Huhhhhh, aku tahu ini memang akan sulit dipahami-"  jeda Qiana masih memasukan beberapa buku di dalam kardus "emmm..... Aku hanya memindahkan barang barangku ke rumah keluargaku karena ada hal tertentu yang harus kukerjakan sampai beberapa bulan kedepan. Namun aku akan meninggalkan sedikit pakaian yang bisa aku gunakan jika akan menginap disini" Qiana menghadap Shin ah yang masih mencoba mencerna kalimat yang baru saja ia ucapkan

Gadis hijab itu menghembuskan nafas "intinya aku hanya memindahkan barang saja. Dan kamar ini masih kutempati walau hanya sesekali"

Shin ah menatap lekat sahabatnya yang berbicara "tega sekali kau meninggalkanku" hanya itu kalimat yang diucapkan Shin ah setelah mendengar ocehan panjang Qiana

Qiana merasa bersalah dan sedih. Jika bukan karena statusnya saat ini ia tidak akan meninggalkan Shin ah "mianhe, aku terpaksa ini benar benar penting"

"Seberapa penting sampai kau tega meninggalkanku seperti ini?" Mata Shin ah mulai berkaca kaca

Qiana mendekat kearah Shin ah "Kakak sepupuku tengah hamil dan ia sudah sering mengalami keguguran karena kelelahan jadinya aku disana untuk membantunya" maafkan sahabatmu ini Shin ah yang sudah berbohong. Padahal Qiana tidak memiliki keluarga sama sekali di Korea

"Baiklah, aku mengerti. jika kangen dengan kamar ini datang saja" senyum kembali terbit dari wajah Shin ah

Qiana mengangguk "jangan berani beraninya kau menyembunyikan pria disini!" Peringatan dari Qiana

Raut jahil muncul di wajah Shin ah "ide bagus! Akan aku coba"

"YAK!!!!" teriak Qiana dibalas kekehan sang sahabat




🌻



Pukul sembilan malam Qiana sampai di apartemen dengan membawa dua kotak dus berisi barang barang yang ia ambil dari dorm tadi. Saat ingin masuk ke kamar netranya langsung bertabrakan dengan netra Jungkook yang mulai sayu. Tentu saja sayu karena pria itu sedang dalam keadaan mabuk. Beberapa kaleng bir dan Soju berserakan di meja.

Qiana mengabaikan itu kemudian kembali masuk ke kamar menyimpan kardus lalu kembali keluar mengambil kardus selanjutnya namun suara Jungkook menghentikannya "yak!"

Qiana meneruskan untuk masuk dan menyimpan kardus dalam kamar lebih dulu karena berat.

"YAK!!" Teriak Jungkook lebih keras lagi

Apaan sih! desis Qiana dengan bahasa Indonesia

"Ambilkan air" perintah Jungkook

Tanpa membalas Qiana mengambilkan air ke dapur kemudian meletakan segelas air di meja tepat di depan Jungkook baru saja ia ingin pergi Jungkook kembali bersuara "dasar gadis gila!!!"

Qiana terdiam. Jungkook terkekeh pelan Qiana tahu pria itu masih dalam keadaan sadar tidak sepenuhnya mabuk "karena peraturan agamamu yang tidak masuk akal itu hidupku jadi berantakan!"

"Merepotkan saja!" Tambah Jungkook

Qiana mencoba mengabaikan dan ingin kembali masuk ke kamar namun Jungkook dengan cepat berdiri menarik tangannya "aku belum selesai bicara!"

Qiana mencoba melepaskan tangan Jungkook yang mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat "lepas!"

Jungkook menampilkan smirk "Kau jangan besar kepala! Kau kira aku suka kau tinggal disini? Huh?!"

Qiana meringis kesakitan

"Kalau bukan karena pernikahan palsu ini aku tidak sudi mengizinkanmu untuk menginjakan kaki disini!!!"

Akhirnya setelah Qiana mencoba dengan sekuat tenaga tangan Jungkook terhempas. Air mata Qiana sudah jatuh tidak sanggup mendengar kata kata kasar Jungkook.

"Kau kira aku bahagia dengan semua ini?" Tanya Qiana pelan

Jungkook kembali terkekeh meremehkan "jangan pura pura, kau senang kan telah menjebak ku seperti ini. Menikah dengan Jeon Jungkook berharap terkenal !?"

Qiana menahan agar tidak terisak

Sambil berjalan pria itu melanjutkan ucapannya "berpura pura tidak mengakui diri sebagai army dan tidak tertarik padaku. Namun, sebaliknya! Sangat klise!"

Qiana tidak tahan lagi mendengar hinaan Jungkook dengan cepat gadis itu masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu. Sungguh perkataan Jungkook begitu menyakitinya bagaimana bisa pria itu merendahkannya dan berpikir seperti itu pada dirinya.

Semalaman Qiana menangis mengeluarkan sesak dihatinya. Sementara Jungkook pria itu tertidur karena mabuk.





🌻





Seminggu berlalu sejak pertengkaran keduanya. Dan Qiana mengikuti semua yang Jungkook perintahkan. Selama itu pula tidak terjadi percakapan antara mereka. Dengan diam Qiana melakukan tugasnya walau tetap setiap sarapan dan makan malam yang ia buatkan tidak pernah disentuh oleh Jungkook dan selalu berakhir ditempat sampah. Sangat disayangkan bukan. Jika memang Jungkook tidak ingin memakan makanan buatannya lantas mengapa dalam perjanjian itu tertulis? Qiana terlalu malas untuk bertanya dan mendebatkan hal tersebut.

Hari ini Jungkook ada pekerjaan di Hybe untuk membicarakan beberapa agenda yang akan ia kerjakan. Meeting selesai pada sore hari sebelum pulang ia mampir ke sebuah cafe untuk membeli americano dingin.  Suasana cafe yang sepi menguntungkan Jungkook ia tidak perlu khawatir penyamarannya akan diketahui orang lain. Sambil menunggu pesanan Jungkook duduk disalah satu meja dekat kasir. pria itu menengadah memperhatikan interior cafe yang bagus ini kali pertamanya ke kafe ini. Netranya berhenti pada meja pojok ruangan. Disana ia melihat Qiana yang tersenyum sambil berbincang dengan seorang gadis berambut sebahu yang membelakangi Jungkook. Tentu saja Qiana tidak menyadari keberadaan Jungkook ia terlalu serius berbincang dengan Shin ah.

Jungkook terdiam ini kali pertama ia memandang lama wajah Qiana walau dari jauh. Jungkook tidak mungkin berbohong Qiana memang memiliki wajah yang cantik, mata gadis itu indah dengan bulu mata yang panjang. Jika tersenyum seperti itu kadar kecantikannya lebih bersinar. Di rumah Qiana selalu memasang raut wajah datar, dan mereka sangat jarang untuk bertatapan, hanya sekilas itupun tidak sengaja.

Panggilan dari kasir membuyarkan lamunan Jungkook. Dengan cepat ia bangkit untuk mengambil pesanannya kemudian pergi.









TBC...
Gimana? Baikan aku update hampir tiap hari. Alhamdulillah lagi lancar aja idenya. Semoga selalu lancar.



N.A 💜

Unexpected Thing  [Jjk FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang