Seminggu berlalu setelah kedatangan ibu dan ayah Jungkook, sejak itu pula Jungkook tengah sibuk menyelesaikan pekerjaannya yang Qiana tidak mengerti.
Mereka hanya menghabiskan waktu bersama ketika sarapan, dikarenakan Jungkook yang selalu pulang tengah malam. Mereka pun masih tidur dengan kamar terpisah. Walau sudah melupakan kontrak pernikahan Qiana masih menjaga batasan diantara keduanya dan Jungkook menghormati hal tersebut.
Hari ini Qiana tidak ada jadwal kuliah jadilah ia seharian di rumah mengerjakan pekerjaan rumah, namun hari ini tiba tiba ada seseorang yang memencet bel setelah dicek tidak ada siapapun. Qiana memberanikan diri untuk membuka pintu ia menemukan sekantung bekal makanan kemudian membawanya kedalam. Dibacanya note kecil yang tertempel di kotak bekal tersebut
To : My beloved Jungkook
Dahi Qiana berkerut, ini pertama kali ia menemukan bekal kiriman untuk Jungkook ia memutuskan untuk meletakan kantung tersebut di meja. Karena itu milik Jungkook ia memilih untuk tidak membukanya.
Hari ini Jungkook pulang pukul sebelas malam Jungkook kali ini Qiana sengaja menunggunya.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Jungkook begitu mendapati Qiana yang berdiri sembari tersenyum menantinya
"Sengaja" jawab Qiana pendek. Ia mengambil tangan kanan Jungkook untuk dicium. Ini pertama kalinya Qiana bersikap seperti itu
Jungkook tersenyum walau ia sedikit heran kenapa tangannya dicium seperti itu. Biasanya bukankah seorang pria yang melakukan hal demikian.
"Ini namanya Salim. Aku akan terus melakukannya ketika kau berangkat kerja dan kembali pulang ke rumah" jelas Qiana
Jungkook mengangguk mengerti "Arraso, aku menyukainya" ucap pri itu tersenyum kelinci
"Sudah makan malam?" Tanya Qiana lagi. Tangan mereka saling menggenggam
"Sudah, tadi aku dan Namjoon Hyung bertemu di agensi kemudian memutuskan makan malam bersama"
Qiana mengangguk "ingin mandi? Supaya aku siapkan air hangat"
Jungkook suka sekarang Qiana Berubah lebih perhatian namun ia takut akan merepotkan Qiana "Tak usah Qiana, biar aku sendiri" ucapnya lembut
"Izinkan aku menjalankan tugasku dengan baik" mohon Qiana serius
"Aku hanya takut merepotkanmu"
Qiana menggeleng kemudian tersenyum lembut "kau tahu, surgaku sekarang itu adalah kau. Dalam Islam kami harus melayani suami dengan sebaik baik mungkin. Jika dijelaskan akan sangat panjang. Jadi biarkan aku menyiapkan air mandimu dulu. Namun, sebelumnya aku izin untuk memasuki kamarmu. Apakah boleh?"
Senyum Jungkook tidak pernah pudar sejak tadi ia bahagia sekali "tentu saja. Sekarang tidak ada batasan diantara kita"
"Baiklah" Qiana melepaskan gengangaman tangan keduanya kemudian masuk ke kamar Jungkook lebih tepatnya kamar mandi.
Ini pertama kali Qiana melihat kamar mandi Jungkook walau sudah beberapa bulan ia tinggal disini ia sangat menjauhi larangan larangan yang sempat Jungkook buat. Kamar mandi Jungkook hampir sama dengan kamar mandi di kamarnya namun marmer yang digunakan bewarna abu abu, desainnya sedikit lebih mewah dan semua keperluan pria itu tertata dengan rapi. Qiana menyiapkan air panas di butup. Mengatur suhu agar sesuai, baru saja ia ingin keluar Jungkook ikut masuk ke kamar mandi bertelanjang dada menyebabkan Qiana menjerit sambil beristigfar
"Astagfirullah Jungkook!!!" teriak Qiana ia segera menutup matanya dengan tangan
Jungkook terkekeh "we? Kenapa berteriak?"
Qiana membuka matanya namun ia menunduk menatap lantai untuk berjalan keluar
"Kenapa malu? Kaukan istriku"
"Ya tapi-" Qiana menjeda "tapi aku tidak terbiasa" kepolosan Qiana
"Oleh karena itu biasakan" Jungkook menahan Qiana yang ingin lari keluar
Qiana menggeleng masih menunduk "jangan sekarang, besok besok saja" ucapnya polos sambil menarik tangannya yang ditahan Jungkook dan akhirnya berhasil kabur.
Jungkook menggeleng sambil terkekeh istrinya benar benar menggemaskan dan polos.
Selesai mandi Jungkook mencari Qiana pria itu menuju kamar sang istri dan dilihatnya Qiana yang sudah terlelap jilbabnyapun sudah dilepas. Jungkook naik ke atas kasur berbaring disamping Qiana kemudian membawa sang istri kedalam pelukannya walau posisi Qiana membelakanginya, menghirup dengan seksama harum rambut Qiana lalu menghirup aroma tubuh Qiana yang umumnya seperti harum bayi Indonesia. Harum minyak telon.
Tidur Qiana terusik gadis itu membuka matanya dan mendapati tangan bertato Jungkook yang ia jadikan bantal
"Ada apa Jungkook" tanya Qiana pelan
Jungkook merasa tidak enak karena dia Qiana terbangun "Bisakah kita tidur bersama untuk seterusnya?" Sejak kemarin Jungkook ingin sekali menanyakan ini
Qiana mengangguk tanpa menjawab. Mulai sekarang setelah bertekad ia akan menjadi istri yang baik untuk Jungkook terlepas dari keyakinan mereka yang masih berbeda.
Jungkook bahagia ia semakin mengeratkan pelukannya "Gomawo"
Qiana terlihat gelisah "Hem,.. Jungkook bisakah kau melepaskan pelukan ini?" Tanya Qiana hati hati
"Andwe!, aromamu terlalu candu biarkan aku mengisi tenagaku dulu" Jungkook semakin mengendus aroma Qiana membuat istrinya itu merasa geli "geli Jungkook" ucapnya sambil terkekeh
Jungkook semakin membuatnya tekikik "Jungkook berhenti"
"No!"
TBC...
Selamat membaca yuk follow autor akan kubuatkan cerita kehaluan lainnya 🤭
Jangan lupa tinggalkan jejak agar ada kenangan.N.A 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Thing [Jjk FF]
Fanfiction📌Cerita ditulis Febuari 2023 dan masih dalam proses penyelesaian Pernikahan yang tidak pernah diharapkan oleh Qiana Nabila dan Jeon Jungkook seorang idol terkenal member dari BTS. Jungkook menyelesaikan makannya. Menyatukan kedua tangan diatas meja...