6. Hak

1.2K 77 26
                                    

Qiana beralih menghadap sang pemilik suara "Ingin membayar?"

Bang Chan mengangguk.

Bang Chan adalah salah satu pelanggan tetap toko buku tempat Qiana bekerja. Dan yup, ia memang Bang Chan leader dari stray kids identitasnya sebagai seorang idol sama sekali tidak diketahui Qiana. Anggaplah Qiana bodoh tapi memang pada kenyataannya gadis itu sama sekali tidak mengetahui hal tersebut. Mungkin disebabkan penampilan Bang Chan yang sangat berbeda saat datang ke toko.
Menurut Qiana, Bang Chan sosok yang sangat menyenangkan. Awalnya Qiana membatasi diri untuk bersikap kepada Bang Chan namun lelaki itu dengan santainya selalu mengajak Qiana berbicara dan lama kelamaan keduanya menjadi lebih akrab. untuk bertegur sapa sudah hal biasa mereka lakukan jika bertemu.

"Kau membeli buku baru lagi. Apakah yang kemarin sudah selesai kau baca?" Tanya Qiana sambil mengscan buku yang dibeli bang Chan

"Sudah, aku menyelesaikannya satu hari setengah" jawab Bang Chan apa adanya

"Semoga cerita kali ini menyenangkan"

"Semoga"

Bang Chan nampak gelisa "apakah toko akan tutup?" Tanyanya lagi

Qiana melihat jam tangannya sebentar "ya. Setelah kau membayar kami akan tutup" tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam.

Bang Chan mengeluarkan kartunya. Black card. Qiana yakin Bang Chan adalah orang kaya. Kartu yang ia miliki tidak sembarangan untuk dimiliki orang yang tidak mampu Qiana segera mengambilnya dan melakukan pembayaran kemudian mengembalikan kepada bang Chan.

"Aku akan menunggumu di luar" sebelum Qiana bersuara bang Chan keluar lebih dulu

Sepuluh menit kemudian toko sudah tertutup. Qiana menghampiri bang Chan yang sedang menunggunya "ada perlu apa sampai menunggu?" Tanya Qiana merasa tidak enak ditambah cuaca sedang dingin

"Kau langsung pulang?" Bukannya menjawab Bang Chan malah balik bertanya

"Iya"

"Yasudah ayo aku antarkan" Bang Chan berjalan duluan menuju mobilnya yang ia parkir dipinggir trotoar

Qiana mengikuti dari belakang "Bang Chan-shii, tidak perlu repot repot" tolaknya ketika sudah berhadapan dengan Bang Chan

"Sama sekali tidak repot. Ayo!" Ajak Bang Chan masuk lebih dulu ke dalam mobil

Qiana bimbang sekali. Bagaimana ini....

Dengan terpaksa Qiana mengikuti Bang Chan ia merasa tidak enak jika menolak, Bang Chan telah menunggu lama tadi.

"Kau tinggal dimana?" Tanya Bang Chan ingin memasukan alamat pada GPS mobil

Qiana baru teringat bahwa ia tinggal dengan Jungkook. Bagaimana ini...

"Qiana-shii?" Panggil Bang Chan lagi

"Mmm..... Apartemen *****"

Bang Chan tau apartemen yang diucapkan Qiana adalah apartemen mewah dan para pemiliknya dari kalangan atas semua

"Jangan salah sangka! Aku... Disini hanya untuk membantu seseorang bukan rumahku"

Bang Chan tersenyum "santai saja Qiana-shii"

Qiana lega sekali rasa takutnya berkurang sedikit, ia kira pria disampingnya ini akan bertanya lebih banyak. Ternyata tidak.

Bang Chan mengantarkan Qiana sampai lobby apartemen. Namun tanpa Qiana tau Jungkook yang baru saja pulang dari perusahaan melihat itu semua.

Rasa lelah akibat pekerjaan berubah menjadi rasa marah begitu melihat Qiana keluar dari mobil dan berbincang dengan seorang pria.

Ketika masuk dalam apartemen Jungkook melempar sembarangan hodie, ransel yang ia kenakan. Amarahnya sudah di ubun ubun Sambil menunggu Qiana masuk Jungkook berjalan mondar mandir.

Suara pintu terbuka. Qiana tiba sambil mengucap salam kecil. Netranya bertatapan dengan netra hitam Jungkook namun hanya ia abaikan dan berlalu masuk kedalam kamarnya untuk sholat isya.

Sementara Jungkook yang sedang terbakar kemarahan keheranan tidak sanggup berkata kata melihat Qiana masuk ke dalam kamar Sepertinya ia harus mandi lebih dulu agar amarahnya mereda.

Selesai mandi dan sholat Qiana keluar kamar untuk membuat makan malam. Bau parfum khas Jungkook menyebar begitu pria itu keluar dari kamar

"Makanan selesai" ucap Qiana begitu selesai menyajikan semua makanan di atas meja

Jungkook masih dengan wajah kesalnya ikut duduk dan menikmati makanan "besok aku ingin makan samgyeopsal!" ucapnya lebih keperintah

Qiana terbatuk begitu mendengar keinginan Jungkook "Aku tidak makan babi"

"We?"

"Kau lupa aku muslim Jungkook-shii" Qiana kecewa

Jungkook dapat melihat kekecewaan Qiana ia merasa sedikit bersalah

"Kau bisa memesannya diluar jika mau. Tapi jangan menyuruhku untuk membuatkannya" ucap Qiana lagi.

Jungkook tidak merespon

Mereka kembali hening.

Jungkook meneliti cara berpakaian Qiana yang sangat tertutup bahkan dirumah "Kenapa kau selalu berpakaian seperti ini?" Pertanyaan tidak terduga dari Jungkook spontan menghentikan suapan Qiana

"Kenapa kau menjadi banyak bertanya?" Qiana balik bertanya dengan nada santai. Gadis didepannya ini memang memiliki suara yang lembut jika bertutur kata walau dalam mode marahpun.

Jungkook suka melihat respon Qiana yang sangat ketus seperti ini "apakah susah hanya untuk menjawab?"

"Kau tentu saja sudah mengetahuinya dari penggemarmu diluar sana yang berpakaian sama sepertiku"

Jungkook menyisir rambut panjangnya ke belakang dengan jari kemudian meletakan sumpit diatas meja "tentu aku tau. Dan aku sudah mengerti, sangat mengerti Qiana"

Untuk pertama kalinya Jungkook menyebutkan namanya. Qiana sedikit tertegun

Jungkook menyelesaikan makannya. Menyatukan kedua tangan diatas meja "Disana pula dijelaskan bahwa seorang suami memiliki hak segalanya untuk sang istri. Kurasa semua agama seperti itu" suara Jungkook berubah serius

"Memang benar seperti itu" jawab Qiana pelan takut untuk menatap Jungkook yang sedang mengintimidasinya

"Lantas kenapa kau tidak melakukannya?"











TBC...




N.A 💜

Unexpected Thing  [Jjk FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang