Matahari pagi ini bersinar cerah layaknya hati dua pasang suami istri. Seperti biasa Qiana bangun lebih dulu untuk menyiapkan sarapan Jungkook, dia hari ke depan suaminya libur bekerja guna istirahat setelah kepulangannya dari LA kemarin.
Hampir saja gadis dengan rambut yang diikat satu itu berteriak ketika tangan bertato seseorang melingkar mesra di perutnya. Tentu saja pelakunya Jungkook
"Pagi" sapa Jungkook sambil meletakan wajahnya di bahu sang istri. Ok Qiana harus terbiasa dengan perlakuan manis suaminya sewaktu waktu.
"Pagi" balas Qiana kikuk dengan bahasa Indonesia seperti yang Jungkook ucapkan. Hidup bersama tentu saja mereka harus saling belajar mengenai satu sama lain terutama bahasa ibu masing masing. Jungkook dengan bahasa koreanya dan Qiana dengan bahasa Indonesia.
Wajar gadis itu ralat, wanita itu masih merasa canggung di karenakan apa yang telah mereka lalui semalam. (Jujur author nulisnya juga takut. Takut mencemari otak readers yang masih dibawah umur🙏🏻)
Jungkook melepaskan lengannya setelah memberikan satu kecupan di pipi kiri sang istri. Katanya sih morning kiss "Biar aku bantu" ucap idol tampan itu menawarkan diri
Qiana bernafas leha tanpa Jungkook ketahui jantung istrinya itu berdebar lebih kencang akibat perlakuan kecilnya "Tidak perlu, ini hampir selesai" ucap Qiana cepat memindahkan roti dari mesin panggang ke telenan
Beralih ke telur yang tengah di goreng "Sudah mandi?" Tanya Qiana lagi sambil mematikan kompor listrik kemudian menata sayuran di atas roti untuk membuat sandwich kesukaan Jungkook
"Belum" jawab Jungkook matanya fokus memandangi setiap pergerakan sang istri
"Ingin sarapan dulu?"
"Iya, aku sudah lapar" Jungkook mengekori Qiana kemudian duduk di meja makan
Qiana menuangkan segelas susu dan menyiapkan segala hal yang Jungkook butuhkan untuk sarapan. Pagi ini Jungkook tidak minum kopi ia merindukan susu hangat buatan Qiana
"Gomawo"
Qiana tersenyum kemudian ikut duduk di seberang mulai menikmati sarapan buatannya "good?"
Jungkook mengangguk antusias "aku merindukan sandwich mu"
Qiana tersenyum lagi melihat suaminya bertingkah menggemaskan
"Qiana kwencana?" Tanya Jungkook di sela kunyahannya ia teringat akan suatu hal yang sensitif bagi perempuan setelah tindakannya
Awalnya Qiana tidak mengerti namun lewat empat detik Qiana langsung paham apa yang Jungkook maksud "na kwencana" jawabnya menenangkan. Jelas ia berbohong rasa nyeri masih membekas hingga sekarang.
"Jika sakit kita bisa ke rumah sakit" mimik menggemaskan Jungkook yang tadi hilang digantikan raut wajah khawatir
Qiana memandang Jungkook menenangkan tangannya mengambil tangan sang suami untuk ia genggam "Jungkook, tidak perlu panik, ini hal yang wajar bagi wanita jadi berhentilah khawatir. Ok" jelas Qiana
Jungkook menatap Qiana lama
"Aku tidak berbohong"
"Jinja?"
Qiana mengangguk mantap
"Arraso"
"Habiskan makananmu"
Jungkook kembali tersenyum dan melanjutkan aktifitas makannya "dua hari lagi aku harus pergi lagi karena jadwal pribadi"
"LA lagi?"
"Ya"
"Kau pasti kelelahan karena jadwal yang padat"
"Ani, aku berat melakukannya karena selalu meninggalkanmu" jujur Jungkook setelah menikah ia merasakan perubahan besar jika dulu sewaktu sebelum bertemu Qiana ia bebas bekerja kemana saja tanpa khawatir meninggalkan rumah namun kini ada Qiana yang selalu ia rindukan dan khawatirkan untuk di tinggal.
"Its ok Jungkook, aku baik baik saja di rumah. Kau tidak perlu khawatir"
"Apakah kau tidak ingin mencoba ikut dengan ku?" Akhirnya Jungkook berhasil menanyakan pertanyaan yang selama ini ingin ia tanyakan
"Ingin. namun waktunya bukan sekarang"
Jungkook menghembuskan nafas gusar
Qiana bangkit untuk membersihkan piring piring sisa sarapan ketika menghampiri Jungkook ia mengelus pelan kepala suaminya itu dari belakang "kau nakal sekali. Berani merokok di luar rumah" singgung Qiana mengenai foto dan Vidio yang sedang menyebar luas di sosial media mengenai Jungkook kedapatan merokok oleh seorang paparazi.
Jungkook menengok ke belakang kaget Qiana mengetahui kabar itu namun setelahnya pria itu tersenyum malu "aku tau saat di video kan makanya aku bertingkah"
"Kau memang Jungkook" Qiana terkekeh
"Menurutmu apakah army membencinya?" Tanya Jungkook jujur ia merasa bersalah pada army karena telah meruntuhkan ekspektasi atau bahkan bisa dibilang memberikan contoh yang tidak baik
"Tentu saja tidak, mereka pasti mengerti"
"Aku hanya ingin menunjukan bahwa beginilah aku yang sebenarnya"
"Aku mengerti"
Qiana berjalan menuju wastafel setelah mengumpulkan beberapa piring kotor
"semua berjalan lancar?" Qiana tau Jungkook merokok disaat pikirannya sedang terganggu atau banyak pikiran
"Hanya kelelahan karena sumber energiku tertinggal di Korea"
Qiana menggeleng pelan mendengar gombalan sang suami
"Biar aku yang mencuci!" Jungkook mengambil alih pekerjaan Qiana
"Suamiku baik sekali" puji Qiana ia menggeser ke samping untuk membuat Jungkook lebih leluasa
"Kau harus mandi bersih maksudku mandi wajib"
"Mandi memang harus bersih Yeobo"
Qiana memutar bola matanya malas "mandi wajib dalam Islam itu berbeda. Setelah ini aku akan menjelaskannya"
"Kenapa tidak sekalian memandikan ku juga?" Goda Jungkook
"JUNGKOOK!"
TBC...
Tulang punggung impian kita wkwkwkwk 🙊
Selamat membaca YOROBUN. Jangan lupa tinggalkan jejak follow, coment dan vote 👌🏻
Yuk di lihat cerita aku lainnya ada SEAMIN (lengkap), dan BE MY PART yang lagi on going siapa tau suka.
Sehat selalu untuk kalian. Salam sayangN.A 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Thing [Jjk FF]
Fanfiction📌Cerita ditulis Febuari 2023 dan masih dalam proses penyelesaian Pernikahan yang tidak pernah diharapkan oleh Qiana Nabila dan Jeon Jungkook seorang idol terkenal member dari BTS. Jungkook menyelesaikan makannya. Menyatukan kedua tangan diatas meja...