64. The reason

1K 87 36
                                    

Selesai memakai pakaiannya Jungkook berjalan menghampiri meja rias guna mengambil ponselnya yang ia letakan sebelum mandi tadi. Namun pandangannya tak sengaja tertuju pada botol obat kecil yang diletakan tidak jauh dari ponselnya. Ini kali pertama Jungkook melihat botol itu tentu saja itu bukan vitamin atau obat miliknya. Tidak ada khasiat yang ditulis pada botol tersebut hanya ada komposisi. Dibukanya botol tersebut menampilkan pil kecil bulat bewarna putih. Apakah Qiana sedang sakit? Kekhawatiran seketika memenuhi pikirannya karena penasaran pria itu mencari jawaban di google. Matanya membulat sempurna ketika membaca rentetan kalimat penjelasan dari obat yang ia cari. Tangannya secara spontan membekap mulutnya karena terkejut. Matanya berubah merah karena marah.

Dengan cepat Jungkook keluar kamar menghampiri Qiana yang tengah memotong brownies di pentri.

"Sudah selesai mandinya?" Tanya Qiana tanpa menoleh ia tahu kehadiran pria itu dari langkah kaki

"Qiana" panggil Jungkook dingin yang sudah berdiri di samping sofa

Mendengar panggilan dengan nada berbeda tentu saja membuat wanita itu mengangkat wajahnya langsung menatap sang pemanggil.

Mulut Qiana sedikit terbuka pisau ditangannya langsung jatuh. Qiana meninggalkan pentri berjalan menghampiri Jungkook yang masih berdiri di posisi yang sama. Jangan tanyakan ekspresi suaminya itu Qiana ikut terluka.

Apakah ia harus berkata jujur? "Aku bisa jelaskan" baru saja Qiana ingin mengambil tangan Jungkook pria itu melarangnya dengan isyarat tangan untuk tidak mendekat

"Punya siapa ini?" Tanya Jungkook, berharap dugaannya salah

Qiana tidak menjawab namun air mata yang turun menjawab itu semua hancur sudah hati Jungkook
"Punya siapa Qiana?" Tanyanya sekali lagi dengan nada lebih tegas sambil menunjukan botol obat tersebut

Qiana diam

"Jawab!" Suara Jungkook meninggi

"Milikku" jawab Qiana pelan. Apapun itu ia harus jujur mungkin ini sudah saatnya untuk Jungkook tau dilihat dari respon Jungkook sepertinya suaminya itu sudah tau pil apa yang terdapat didalam botol itu.

Jungkook mengusap wajahnya dengan kasar, ini kali pertama bagi Qiana melihat suaminya seperti itu.

"We?" Nada suara Jungkook berubah datar 

Qiana hanya menangis tanpa bersuara. Ia akui ia salah

"Segitu tak inginkah kau memiliki keturunan dari ku?!" Jungkook tersenyum sinis bahkan Qiana bisa melihat air mata yang turun di wajah suaminya itu. Obat tersebut merupakan pil kontrasepsi pencegah kehamilan yang Qiana beli setelah konsultasi dengan dokter kandungan. Saat hubungannya dengan Jungkook membaik Qiana segera mengunjungi rumah sakit untuk melakukannya konsultasi dengan dokter kandungan ia melakukannya untuk berjaga jaga walaupun saat itu dirinya belum memberikan hak Jungkook sepenuhnya.

Qiana menggeleng dengan cepat "kau salah paham sayang, aku bisa jelaskan" Qiana dengan berani mendekati suaminya menghapus air mata yang turun di wajah tampan Jungkook sungguh ia lebih terluka karena telah membuat suaminya itu menitipkan air mata

"Tanpa kau jelaskan aku sudah tau" Jungkook memberi jeda guna menarik nafas karena sesak "kau tidak ingin memiliki anak denganku"

Qiana menggeleng dengan cepat "bukan seperti itu Jungkook"

Jungkook membuang muka namun lagi lagi Qiana membawa wajahnya untuk di tatap dari dekat "aku... A..ku.. aku hanya takut kau belum siap menjadi seorang ayah"

Jungkook menggeleng "tanpa kau tau aku selalu menantikannya Qiana"

Hati Qiana semakin sesak mengetahui fakta tersebut "aku berpikir di situasi sekarang kau harus fokus pada karirmu yang sedang melesat"

Air mata Jungkook jatuh lagi, rasanya Jungkook sekarang tidak bisa mendengar penjelasan Qiana baru saja ia ingin melangkah Qiana kembali memeluknya dari belakang

"Jebal, dengarkan dulu Jungkook" Qiana masih terisak

"Maafkan aku karena sudah melukaimu dan egois, sungguh aku tidak bermaksud namun tanpa ku sadari aku melakukannya"

"Memang salahku dari awal tidak mendiskusikan hal ini denganmu. Tapi aku punya alasan, aku hanya tidak ingin membebani mu nantinya jika allah memberikanku kehamilan. Aku tau duniamu sangat rumit pernikahan ini saja pasti membebani mu apalagi nanti dengan kehamilanku dan kehadiran anak kita"

Hati Jungkook hancur mendengar penjelasan istrinya bagaimana bisa Qiana masih berfikir bahwa pernikahan mereka menjadi beban untuk dirinya. Pria itu membalik badan dipegangnya kedua bahu Qiana
"Kau salah Qiana, pernikahan ini bukan beban tetapi keberkahan yang tuhan kirimkan padaku. Berhentilah berpikir demikian"

"Ditambah lagi kabar keberangkatan wajib militer mu tahun ini, semakin membuatku yakin untuk menunda kehamilan, aku hanya tidak ingin kau tidak melihat dan menemani fase fase kehamilanku nanti. Aku tidak ingin hamil sendirian tanpamu. Siapa nanti yang akan mengusap perutku saat ingin tidur, yang membelikan makanan yang aku idamkan, yang memijat kakiku karena lelah, yang mengusap rambutku dan hal lainnya. Aku tau kau tidak mungkin meninggalkanku dan akan menunda keberangkatan mileter. tapi aku juga tidak boleh egois army pasti akan terluka"

Yang diucapkan Qiana memang benar, sebentar lagi ia akan pergi untuk melaksanakan wajib militer seandainya ia tidak mungkin meninggalkan Qiana dalam keadaan hamil dan tentu saja ia tidak akan rela dan merasa tenang.

Jungkook membawa istrinya kedalam pelukan sekarang ia mengerti maksud Qiana "maaf"

Qiana menggeleng masih menangis "aku yang salah dan egois karena tidak meminta izin dan memberitahu hal penting seperti ini"

Jungkook melepaskan pelukannya menatap netra sang istri yang dipenuhi air mata mengusap dengan lembut jejak memilukan di wajah sang istri "tolong jangan sampai ada rahasia lagi diantara kita" pinta Jungkook

Qiana mengangguk, keduanya kembali berpelukan menyalurkan perasaan masing masing.











TBC...






Diluar kesalahan Qiana yang tidak memberitahu Jungkook, Menurut kalian keputusan Qiana tepat atau tidak? Komen ya.

Oh iya yang baru membaca cerita ini aku ucapin selamat datang semoga betah menunggu kelanjutannya. Yuk cek profil aku ada Seamin yang sudah sampai ending dan Be My Part yg on going. Siapa tau suka.
Salam sayang dari aku

N.A 💜








Unexpected Thing  [Jjk FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang