29. Nado

939 82 15
                                    


Selama ketidak pulangan Jungkook Qiana tak berhenti berfikir keras mengenai perasaannya yang sebenarnya. Ingin rasanya ia mencurahkan isi hatinya pada Shin ah namun lagi lagi ia masih belum siap dan terlalu takut. Tidak ada pilihan lain selain menyembunyikan dan merendamnya sendiri. Sudah tiga malam Qiana melakukan sholat istikharah untuk meminta jawaban kepada Allah dan percaya atau tidak ia selalu bermimpi mengenai Jungkook. Mimpi yang indah terlalu rumit untuk dijelaskan.

Namun Jungkook tak kunjung pulang, sehingga menyebabkan Qiana berpikiran negatif. Ia berpikir bahwa ucapan Jungkook malam itu tidak serius, hanya angin lalu karena terbawa suasana. Dan pria itu sengaja menghindar agar dirinya tidak membahas hal yang Jungkook ucapkan perihal pembatalan kontak pernikahan.

Namun, ternyata pikiran Qian salah. Jungkook datang dan mengutarakan segala perasaannya.

Satu menit Qiana menangis dalam pelukan Jungkook tanpa berkata apapun. Jungkook sedang memikirkan ada dua kemungkinan Qiana menangis karena merasa bersalah tidak bisa membalas perasaannya atau sebaliknya.

Qiana melepaskan pelukan nyaman Jungkook mereka sama sama sudah duduk di sofa, gadis itu menunduk tidak sanggup jika harus bertatapan dengan Jungkook dalam posisi dekat seperti ini ditambah lagi wajahnya yang berlinang air mata.

"Aku..." "Aku.." mengapa rasanya begitu berat. Gadis itu tergagu karena menangis

"Katakan saja" Jungkook mengelus lembut Surai hitam Qiana yang tak tertutup hijab. Sementara tangan satunya menggenggam tangan Qiana sambil mengusap lembut.

"Aku tau kehadiranku mengacaukan hidupmu-" Qiana bernafas sejenak agar bis melanjutkan "dan aku tau aku... Tidak pantas untukmu-" Jungkook ingin menyela namun Qiana kembali bersuara "aku, aku- hanya gadis sederhana seperti ini sementara kau bintang jauh diatas sana. Selama ini...aku selalu mencoba untuk menyadarkan perasaan ini agar tidak jatuh padamu tapi.... Kembali lagi aku hanya manusia biasa" air mata Qiana semakin turun dengan deras

Jungkook bantu menghapus air mata sang istri "Gomawo Qiana" ucap Jungkook setelahnya kembali membawa Qiana dalam pelukan hangatnya mengecup kepala sang gadis. Akhirnya perasaannya selama ini terbalaskan

"Saranghae" ucap Jungkook sambil mengelus lembut Surai Qiana. Qiana mengangguk mengerti

"Kau kemana dua hari ini?" Tanya Qiana ketika tangisnya mulai reda mengalihkan pembicaraan

"Aku lembur untuk menyelesaikan lagu dan banyak hal yang harus disiapkan" bohong Jungkook

Qiana tak merespon ia kembali bertanya "sudah makan?"

"Sudah" kali ini Jungkook jujur

Masih dengan posisi yang nyaman karena ngantuk berat Qiana tertidur di pelukan Jungkook.

Jungkook yang menyadari tidak ada pergerakan dari Qiana menjauhkan kepalanya sejenak kemudian tertawa begitu melihat sang istri ternyata tertidur. akhirnya pria itu memutuskan untuk membawa Qiana ke kamar memindahkan ke kasur kemudian setelahnya Jungkook ikut berbaring disamping Qiana. Ia berterimakasih pada Taehyung seandainya jika ia tidak diusir Taehyung mungkin saat ini hubungannya dan Qiana tidak seperti ini.









🌻






Pukul lima subuh alarm ponsel Qiana berbunyi. Awalnya Qiana hampir menjerit ketika melihat sosok Jungkook yang tidur disebelahnya namun kali ini ia bisa menahannya. Qiana bangkit untuk berwudhu kemudian kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat subuh. Gadis itu berdoa untuk meminta jalan keluar mengenai hubungannya dengan Jungkook dikarenakan perbedaan mereka. Qiana berdoa semoga Allah mengirimkan hidayah untuk Jungkook walau kemungkinan itu sangat kecil. Tampa Qiana sadari sejak tadi Jungkook memperhatikannya.

Selepas sholat subuh Qiana keluar untuk menyiapkan sarapan, hal pertama yang Qiana lakukan adalah membuka pintu balkon agar udara luar masuk, walau sedikit dingin agar udara dalam ruangan tergantikan dengan udara yang lebih segar.

Mencium harum masakan membuat Jungkook bangun dari tidur pria itu keluar mencari Qiana senyumnya langsung terbit begitu melihat sang istri yang tengah sibuk di pentri

"Morning" ucap Jungkook sok inggris

Qiana hanya tersenyum tanpa menjawab melihat rambut pria itu yang berantakan. Jungkook langsung duduk di meja makan menunggu nasi goreng siap.

"Apakah tidurmu nyenyak?" Tanya Qiana sambil memindahkan masakannya ke piring

"Sangat" jawab Jungkook bahagia dengan senyum kelincinya

Qiana datang dan meletakan nasi goreng di depan Jungkook "silahkan makan"

"Gomawo" ucap Jungkook tulus langsung memakan nasi goreng buatan Qiana

Di kursi seberang Qiana makan, Jungkook sempat kecewa ketika melihat Qiana kembali memakai jilbab di rumah. Namun nanti ia akan membicarakannya dengan Qiana.

Suara seseorang yang memasukan password apartemen mengalihkan perhatian keduanya. Namun terlambat baru saja Qiana dan Jungkook bertatapan saling bertanya tiba tiba suara seseorang menyapa mereka dari pintu beranda

"Jungkook-ah apa kau dirumah" teriak suara perempuan paruh baya












TBC...









TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak ya teman2 klik favorit gak susah kok. Jangan lupa follow juga. di atas aku udah tambahin playlist untuk nemenin waktu baca. Terimakasih udah mampir di cerita ini. Sehat selalu.



N.A 💜

Unexpected Thing  [Jjk FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang