Magika dan Acha berjalan keluar Gedung Fakultas, hari semakin terang, matahari sudah naik, cahayanya menyinari wajah Magika dan membuatnya silau, hingga dia menyipitkan matanya. Teman-teman seangkatannya sudah banyak yang berkumpul, tidak seperti sebelumnya yang masih bisa dihitung jari keberadaannya.
Ketika melihat Magika mendekat, teman -teman kelompoknya terpana melihat tampilan baru dirinya, jangankan teman lelaki, teman wanitanya pun memuji penampilan Magika yang semakin elegan. Azzrafiq dan Maulana tak lepas memandangi wanita yang sudah tidak lagi salah kostum itu.
"Stunning Gee, mau pake baju apa pun juga, emang udah bakatnya kamu keren." Puji Maulana.
"Gila Gee, padahal kita tiap hari ketemu tapi aku baru sadar, kamu Ok juga." Timpal Endy teman sekelasnya Magika.
Magika merasa tidak terlalu nyaman karena pujian yang berlebihan dari teman-temannya, dia menyunggingkan senyum paksa yang tampak dari raut wajahnya.
"Jadi gak kelihatan itu baju cowok." Ujar Azzrafiq.
"Oh ya? Bagus gak?" Tanya Magika memastikan.
"Bagus banget pastinya." Puji Azzrafiq sambil tersenyum.
"Iya kan baju kamu, masa mau bilang jelek, makanya dibeli juga ya kan?" Goda Magika.
Azzrafiq terkekeh "Bukan bajunya, tapi style nya Magika."
"Menambah nilai jual gak nih Azz?"
Ketika mendengar namanya disebut dengan panggilan yang baru, Azzrafiq terperangah, hanya Magika satu-satunya orang yang memanggil namanya Azz. Walaupun terasa asing di telinganya tapi Azzrafiq menyukai panggilan itu, panggilan dari Magika adalah suara paling merdu yang pernah dia dengarkan ketika seseorang memanggil namanya.
"Dari awal datang juga nilai jual kamu udah tinggi, mau setinggi apa lagi Gee?" Puji Azzrafiq sambil tersenyum menggoda Magika.
Magika hanya tersenyum, rasanya lega saja jika Azzrafiq yang mengatakan itu, rasa percaya dirinya semakin bertambah.
Kenapa harus terpaku sama ucapan Azzrafiq sih? Batin Magika.
Magika menggelengkan kepalanya dan terus menyangkal bahwa dirinya tidak benar-benar menyukai Azzrafiq, lalu Daphnie datang menghampirinya
"Wow Gee makin keren aja tampilan kamu." Puji Daphnie.
"Thank's Daph." Ucap Magika yang mulai PD.
"Tuh kan Gee, pada bilang bagus." Seru Acha.
Daphnie mengangguk menyetujui ucapan Acha, memang Magika terlihat sangat elegan menggunakan kemeja itu.
"Fiq, ada salam dari temen sekelas gue, dari tadi minta sama gue buat ngomongin ke lo, bawel amat dah, gue heran apa sih yang dilihat dari lo?" Tutur Maulana sambil menunjuk ke arah Nisrina berada.
Magika, Daphnie, dan Acha menoleh pada Nisrina yang sedang memperhatikan Azzrafiq.
"Caper muluk tuh anak, gak bosen apa?" Gerutu Acha. "Bilangin Maul, Azzrafiq udah punya pacar, ya kan Fiq?" Sambung Acha yang meminta Azzrafiq untuk membenarkan perkataannya, lelaki itupun mengangguk setuju.
"Iya tahu, gue cuma dikasih amanah aja, tiap hari nanyain muluk." Gerutu Maulana.
"Udah tahu belum ceweknya ada di sini?" Tanya Daphnie pada Maulana.
"Lah siape?" Maulana balik bertanya.
"Aku pacarnya." Sela Magika yang spontan melontarkan jawaban absurd.
Maulana menatap curiga Magika dan tak percaya apa yang dikatakannya. "Bukannya tadi kamu bilang masih jomblo ya? Kedengeran jelas."
"Itu kan tadi, sekarang aku udah laku." Celetuk Magika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...