Azzrafiq melihat kepergian Magika, rasanya ingin mengejar dan menemaninya kemana pun wanita itu melangkah, namun apa boleh buat melihat ada Bianca di hadapannya.
"Jangan-jangan cewek yang kamu suka itu Magika ya?" Tanya Bianca.
"Gak usah ngada-ngada deh kamu, kalo kamu mau kesini buat curigain aku sama dia mendingan kamu langsung pulang aja, percuma juga aku jelasin." Jawab Azzrafiq sambil kembali masuk ke mobilnya untuk mencari obat tetes mata.
Bianca mengejar Azzrafiq."Iya By maaf, abisnya kamu ngeliatin dia kayak gimana gitu."
Azzrafiq tak menanggapi ucapan Bianca, dia tetap fokus mencari benda itu, Bianca melirik charm bracelet yang menggantung di rear vision mirror mobil Azzrafiq dan mengambilnya.
"Ini gelang siapa?" Tanya Bianca.
Azzrafiq menolehkan kepalanya untuk melihat charm bracelet itu, dan mencoba bersikap tenang, sambil berharap Bianca tak meniliknya dengan detail.
"Punya Kak Adzrika, katanya biar aku selalu ingat sama dia." Jawab Azzrafiq berdusta.
"Konyol banget sih, lucu juga boleh aku pake?"
"Kamu izin dulu sama pemiliknya, punya nomor telepon Kak Adzrika kan?"
Mengingat Adzrika selalu bersikap dingin padanya, Bianca segera meletakkan kembali charm bracelet itu ke tempat semula, padahal hampir dua tahun ini Azzrafiq memacarinya, tapi Bianca masih belum bisa menarik hati keluarga kekasihnya itu.
***
Malam semakin larut, dan hari ini malam terakhir dirinya ada di hotel, lampu kamar sudah dimatikan hanya cahaya dari lampu balkon saja yang terang tembus menyorot melalui gorden.
Magika termenung melihat cahaya itu, dia terus gelisah di tempat tidurnya, dia menoleh ke tempat tidur Oma yang berada di seberangnya, terlihat Oma sudah tertidur lelap.
"Duh badan aku malah pegal semua." Keluh Magika.
Magika kembali termenung melihat langit-langit kamar hotel, dia memikirkan Azzrafiq yang sama-sama tak mengingat dirinya ketika mereka bertemu di malam itu, mengapa bisa seperti ini? Bagaimana cara bertanya pada Azzrafiq mengenai hal ini sementara kini ada Bianca di sisinya?
Magika menyalakan ponsel yang sudah dia charge, waktu sudah menunjukkan pukul 02.12 dini hari, lalu dia melihat ada pesan dari Azzrafiq yang muncul, pesan itu dikirim jam 22.34. Tumben Azzrafiq mengirim pesan lewat sms biasanya mereka berkomunikasi lewat Blackberry Messanger, Magika membaca pesannya.
Azzrafiq
I miss you GeeHatinya berdebar ketika membaca pesan itu, dia pun merasakan hal yang sama, Magika menghela nafas panjang, bagaimana bisa dirinya merindukan kekasih orang?
Magika tak membalasnya, mengingat ada jacuzzi di bawah dia beranjak dari tempat tidurnya dan mengganti piyama tidurnya dengan bikini berwarna biru metalik, karena tak ada pilihan lain, baju renangnya kemaren masih dilaundry.
Magika membalutnya dengan bathrube, dia melangkah menuju pintu dan membukanya perlahan. Suasana lorong hotel yang sepi memberikan kesan horor tersendiri, tapi dia tak menghiraukannya, dia bergegas menuju lift untuk turun menuju tempat jacuzzi berada.
Sebenarnya fasilitas untuk jacuzzi jam operasionalnya hanya sampai jam 21.00 saja, namun entah mengapa masih ada orang yang berendam, tapi apakah benar itu manusia?
Suasana sangat hening, hanya hewan-hewan malam saja yang beraktivitas, terdengar suara jangkrik yang beriringan dengan suara katak, sesekali terdengar juga suara burung hantu, karena hotel ini berada di kaki bukit, Magika memperhatikan seseorang yang sedang berendam di jacuzzi, dari perawakannya dia sudah sangat tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...