Magika merasakan sakit di kepalanya yang kian terasa selagi matanya masih terpejam dan kesadaran nya masih belum kembali, dia masih mampu mengingat ini hari terakhir KKN, namun dia merasakan tempat tidur yang empuk tidak seperti biasanya.
Dia mencium aroma parfum lelaki, yang tidur di sampingnya pasti bukan Amira, sontak matanya langsung terbuka dan membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang tidur bersamanya.
"Mahesa?" Tanya Magika, lalu dia melihat ruangan di sekeliling nya, ini bukan di posko.
"Kenapa sih Gee?" Gerutu Mahesa yang masih terpejam.
Magika memukul Mahesa."Kita ada dimana Masesa?"
Mahesa terperanjat ketika merasakan pukulan Magika yang sangat kencang, dia langsung terbangun dan melihat ruangan yang terasa asing.
"Ini dimana anjir?" Tanya Mahesa bingung.
Magika berdecak mendengar perkataan Mahesa, yang sama-sama tidak tahu mereka ada dimana. Dia coba mengingat apa yang terjadi semalem, terakhir yang mereka lakukan adalah memesan minuman di bar, setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi. Magika menatap tajam Mahesa.
"Kita gak ngapa-ngapain kan?" Tanya Magika memastikan.
Mahesa bergeming dia tidak yakin jika mereka tidak melakukan apa-apa, seketika dirinya terkejut ketika melihat tanda merah di leher Magika. Apa yang sudah diperbuatnya semalam?
"Damn, sumpah aku gak inget kalo kita.." Ucapan Mahesa terhenti.
"Apa? Jangan bikin deg-deg an dong!" Pekik Magika seraya melihat kancing celana jeansnya terbuka."Sa, jangan bilang kalo semalem kamu tidurin aku."
"Tadinya sih mau, cuma setelah dipikir-pikir lagi, aku gak mau macem-macem sama anak hukum, ribet nanti urusannya, bisa berakhir di pengadilan ujungnya." Celetuk Mahesa.
Magika yang tak ingin berdebat dengan Mahesa, akhirnya beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan diri, siapa tahu setelah mandi, dia ingat apa yang terjadi.
Air hangat membasahi kepalanya, membuat Magika terasa relaks, bulir-bulir air meluncur di atas kulitnya, Magika berusaha mengingat apa yang terjadi, dia memejamkan matanya merasakan setiap tetesan air hangat yang membasahi tubuhnya. Magika teringat tato yang terlukis di dada Mahesa.
"Tato anak kecil, tapi kenapa Mahesa buka bajunya, apa kita.." Kata Magika seraya memegang alat vitalnya, untuk memastikan dirinya tak melakukannya dengan Mahesa, tapi dia merasakan perih di dalam sana ketika menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...