Magika terbangun dari tidurnya meskipun matanya terasa sangat berat ditambah semalam dia habis menangis, dia melihat tangan Azzrafiq yang memeluk tubuhnya, deru nafas lelaki itu terasa di tengkuknya meskipun terhalangi oleh rambut. Magika bergeming sejenak, tangan Azzrafiq tepat berada di dadanya, dan membuat hasrat itu kembali muncul pagi ini, padahal lelaki itu tak sengaja dan tak bermaksud untuk kurang ajar.
Namun Magika hanya menghela nafasnya, semalem saja dirinya ditolak, malunya bisa sampai tujuh turunan, bahkan mungkin lebih, mengapa Azzrafiq begitu bisa mengontrol hasratnya, padahal semalam lelaki itu sudah terpancing? Sementara dengan Bianca saja dia bisa melakukannya. Magika jadi berpikir yang tidak-tidak, apakah dirinya tak semenarik itu? Dia membalikkan tubuhnya, kini dia bisa melihat wajah Azzrafiq, tampak lelaki itu tertidur dengan pulas.
Magika membelai rambut Azzrafiq dengan lembut, dikecupnya hidung mancung kekasihnya itu, dan membuat Azzrafiq terbangun, perlahan lelaki itu membuka matanya, dan dilihatnya sesosok wanita cantik yang sedang memandanginya, dan menyambutnya dengan senyuman manis.
"Hai gorgeous." Sapa Azzrafiq sambil membalas senyumam Magika.
"Aku bangunin kamu ya?" Tanya Magika.
"Kalo tiap hari bangun tidur lihat bidadari gini, hidup aku udah kayak di surga."
Magika terkekeh geli mendengar ucapan Azzrafiq."Apaan sih norak bener cowok aku."
"Kita nikah yuk?" Celetuk Azzrafiq.
Magika tertawa, mengapa Azzrafiq jadi lawak seperti ini? Apa yang ada di pikiran lelaki ini? Baru bangun sudah bicara yang aneh-aneh.
"Kok malah ngetawain aku?"
"Ya gimana enggak? Kamu tuh baru juga bangun tidur udah ngomong yang aneh-aneh aja." Jawab Magika seraya masih terkekeh.
Azzrafiq menghela nafasnya."Abisnya aku kehabisan tenaga buat nahan hasrat kalo dideket kamu."
"Ngapain ditahan-tahan coba? Kan aku udah ajakin dan menawarkan dengan suka rela."
Azzrafiq tersenyum, dangkal sekali pemikiran kekasihnya itu."Kamu terlalu berharga darl, dan kemarin malam aku udah pegang prinsip, aku gak mau hilangin kesucian kamu sebelum kita nikah, aku harap kamu bisa mengerti dan paham, dan tolong jangan goda aku dengan pakaian seperti ini lagi."
Magika tersenyum nakal, dia berusaha menggoda kekasihnya itu, dan membuktikan apakah ucapannya benar-benar serius atau hanya omong kosong belaka, dia beranjak dari tidurnya dan duduk di atas pinggang Azzrafiq, dia menggoyangkan tubuhnya dengan sensual, lalu membungkuk kan tubuhnya yang memperlihatkan separuh dadanya.
Tentu saja Azzrafiq sangat tergoda, jantungnya mulai tak karuan, dia menutupi kegugupannya dengan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, dia berusaha sekuat yang dia bisa untuk menahan keinginannya.
"Yakin nih gak akan mau?" Tanya Magika menggoda Azzrafiq.
"Kayaknya aku harus tutup mata nih." Tukas Azzrafiq.
Magika tak berhenti di situ, dia terus berusaha menggoda kekasihnya itu, rasanya kurang gereget, Azzrafiq memejamkan matanya, lalu Magika menciumi leher Azzrafiq, kemudian meraih tangan lelaki itu dan mengarahkan ke dadanya, tentu saja Azzrafiq tahu dengan jelas tangannya sedang menyentuh apa. Tak ingin membuat Magika berkecil hati, Azzrafiq perlahan menurunkan tangannya, sialnya itu malah memantik hasratnya.
Tiba-tiba Yudhistira masuk dan memergoki keduanya."Damn!! Lo berdua kenapa gak kunci sih?"
Magika segera turun dari pangkuan Azzrafiq dan bersembunyi di balik selimut untuk menutupi bagian tubuhnya yang sangat terbuka, dalam hatinya menggerutu mengapa Azzrafiq tak mengunci pintunya? Sementara Azzrafiq dapat bernafas dengan lega karena ada yang menginteruksi kegiatan panasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...