Bersandar Padaku, Rasakan Hatiku

368 18 1
                                    


Di tengah gairahnya yang sedang memuncak, suara ponsel Magika berdering, awalnya mereka berdua tak menghiraukannya, namun ponsel Magika terus saja berdering tiada henti, hal itu mengganggu keduanya, dan membuat mereka jadi tak leluasa, terpaksa Magika dan Azzrafiq menghentikan pemanasan mereka.

"Angkat dulu aja, mungkin penting" Kata Azzrafiq.

Magika mengangguk dan menuruti perintah Azzrafiq, dia mengangkat teleponnya. Lelaki itu menghela nafasnya, sepertinya malam ini akan tertunda lagi.

"Tante Karina nyuruh aku pulang." Kata Magika yang tiduran di samping Azzrafiq.

Azzrafiq menempelkan hidungnya di hidung Magika. "Baiklah, lagian kita masih punya banyak waktu, besok, lusa dan seterusnya, aku masih sanggup untuk menunggu, ayo aku anterin pulang."

Magika tersenyum lalu mengecup bibir Azzrafiq."Makasih buat pengertiannya.

"Anything for you darl." Kata Azzrafiq seraya membelai lembut wajah Magika.

Lalu mereka berdua turun dari tempat tidur dan merapikan pakaian masing-masing, mereka keluar kamar dan tertangkap basah oleh Adik.

"Lah masih ada aja, bukan nya udah dari tadi ya pamitan? Abis ngapain nih?" Tanya Adik usil.

"Lembur dulu bentar." Celetuk Magika.

"Ayo darl keburu makin malem." Ajak Azzrafiq yang sudah menuruni anak tangga.

"Dah Adik." Magika berpamitan lagi dan menyusul Azzrafiq.

"Hati-hati di jalan Gee." Teriak Adik.

Azzrafiq membukakan pintu mobil untuk Magika, dia begitu mengistimewakan kekasih gelapnya itu. Lalu dia menancapkan gasnya untuk mengantar Magika pulang.

"Terima kasih Gee udah mau akrab sama teman-teman aku, jarang banget nemuin cewek yang mau akrab sama temen cowoknya."

"Teman kamu kan teman aku juga, aku mau mengenal semua orang yang ada di hidup kamu." Seru Magika seraya mengusap-ngusap punggung tangan Azzrafiq.

Magika melihat charm braceletnya yang tergantung di rear vision mirror, dia mengambilnya.

"Boleh gak aku ambil lagi?" Tanya Magika.

Azzrafiq menggelengkan kepalanya."Itu satu-satunya kenang-kenangan dari Bella, boleh aku pinta?"

Magika tertawa."Ya udah deh aku simpen lagi, jangan sampe hilang ya, Bella gak akan suka kalo barang kesayangannya gak dijaga dengan baik."

"Pasti akan selalu aku jaga dengan baik, seperti pemiliknya." Tukas Azzrafiq seraya mengelus rambut Magika.

"Oh ya tadi kamu bilang, kamu udah jatuh cinta sama aku waktu kita pertama kali ketemu, beneran itu Azz?"

"Pandangan pertama aku jatuh cinta sama Bella, waktu itu rambutnya masih warna strawberry blonde, yang kedua baru aku jatuh cinta sama Magika."

"Bella terus sih, malahan aku yang kedua." Gerutu Magika.

"Lagian kalian itu masih orang yang sama, kenapa harus cemburu sama diri sendiri?" Tanya Azzrafiq sambil terkekeh.

"Bella kan bagian aku yang lain."

"Sama aja, intinya kamu yang aku cintai."

"Aneh ya, awal pertama kali ketemu kamu juga aku langsung jatuh cinta, waktu yang di cafe maupun di kampus, cuma waktu denger kamu banyak yang suka aku jadi males."

"Berarti aku orang yang sangat beruntung ya, cinta aku dari awal gak bertepuk sebelah tangan."

Magika menatap wajah Azzrafiq yang fokus pada jalanan. Dia masih tak percaya telah memiliki lelaki di sampingnya itu, meskipun dia rela harus berbagi hati dengan Bianca.

My Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang