Esoknya, Azzrafiq kembali menjenguk Magika dengan membawa bunga mawar merah, agar ruang inap Magika tercium wangi bunga yang segar, walaupun baru kemarin malam dia membelikan bunga, selain itu Azzrafiq juga membawa blueberry cheese cake kesukaannya. Berharap Magika bisa kembali makan dengan lahap.
Kebetulan juga hari ini Oma Neswari datang menjenguk, sekalian berbincang dengan Azzrafiq. Oma Neswari bercerita pada Mami, bahwa Azzrafiq merupakan cucu Oma Ida sahabat sejak masa belia.. Tentu saja Mami semakin yakin memberikan lampu hijau untuk Azzrafiq, karena ternyata Azzrafiq orang terdekat, dan kebetulan Mami juga pernah mengenal Ibunya Azzrafiq.
"Bisa kebetulan gitu ya ketemu di acara arisan, padahal malamnya sebelum nganter Oma, Magika ngedumelnya kayak apa, tahunya malahan betah." Ujar Mami.
"Dia malahan senang-senang, gak akan rugi kalo nganterin Oma." Celetuk Oma Neswari.
"Kayaknya itu udah takdir Tante bukan kebetulan lagi, anak Tante yang satu itu emang luar biasa." Ucap Azzrafiq sambil menatap Magika yang tak ingin bertemu dengannya karena dirinya sedang insecure.
"Maaf ya Asraf, namanya cewek emang suka ribet, padahal kalo kamu gak ada dicariin terus." Lalu Mami menoleh pada Magika. "Mau sampai kapan kamu membelakangi Azzrafiq, Gee?"
"Sampai aku kembali seperti semula." Jawab Magika.
"Emangnya yang semula kayak gimana?" Tanya Azzrafiq.
"Ya gak kayak sekarang Azz, kamu gak bisa bedain apa? Berarti selama ini aku terlihat buruk kali ya di mata kamu." Pekik Magika merajuk.
"Kamu terlihat seperti biasanya kok, selalu menawan apapun keadaannya. " Ucap Azzrafiq meyakinkan.
"Kok malahan Mami yang seneng ya dengernya."
"Terima kasih Tante, sudah melahirkan anak gadis yang sangat luar biasa ini, cantik rupa maupun hatinya." Ucap Azzrafiq pada Mami.
"Duh kamu tuh ya, kayak buaya, manis banget kata-katanya." Celetuk Mami seraya menepuk-nepuk pipi calon mantunya itu.
"Tuh kan Nay, apa yang Oma bilang waktu itu bener, Azzrafiq tergila-gila sama kamu." Celetuk Oma sambil terkekeh.
"Ah Oma berisik, ada orangnya malah diomongin." Gerutu Magika.
Magika masih menutupi dirinya dengan selimut, karena malu dengan keadaannya yang saat ini sedang sakit dan tak merawat wajahnya, sudah berhari-hari juga Magika tak mandi, dia tak ingin Azzrafiq melihatnya seperti ini.
Azzrafiq yang menghargai keinginan Magika, tak mendekatinya, yang terpenting saat ini dia tahu, bahwa keadaan Magika semakin membaik, kebetulan hari ini tak ada kuliah, Azzrafiq bisa menemani Magika satu hari penuh, walaupun Magika terus menghindarinya.
Hingga lelaki itu tidur dengan keadaan duduk di sofa, Mami memperhatikan Azzrafiq, yang sangat sabar menghadapi Magika. Yang Mami lihat sepertinya anak lelaki itu benar-benar tulus dengan Magika.
"Gee kamu tega apa sama Azzrafiq, dari tadi ngumpet dalam selimut, terus membelakangi dan buang muka gitu, gak menghargai kamu tuh dengan kedatangan dia." Tegur Mami.
"Yaa abisnya malu Mi, lihat mata Magika yang hitam melingkar, bibir pucet, pipi tirus, kurus kayak nenek-nenek." Gerutu Magika.
"Ya salah siapa coba? Lagian kelihatannya juga Azzrafiq tuh gak masalah kamu mau kayak gimana juga, buktinya dia masih ada di sini."
Magika menperhatikan Azzrafiq yang sedang tidur, dia merasa tak tega melihatnya seperti itu, Azzrafiq kesini untuk bertemu dengannya, tapi dia malah terus menghindar, Magika turun dari tempat tidurnya sambil membawa infusan di tangannya menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Fiksi RemajaMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...