Dua bulan sudah Magika dan Azzrafiq berpacaran, para the boys sangat senang dengan kehadiran Magika di hidup mereka, rasanya seperti memiliki Ibu asuh yang mengurusi kebutuhan mereka di sini, mulai dari makan yang teratur dan selalu tersedia ketika mereka pulang kuliah, selalu membantu apapun ketika mereka memiliki masalah.
Magika tak pernah pilih-pilih dalam berteman, dia sangat senang bisa diterima baik oleh penghuni Kost di sini, selain penghuni di lantai dua, dia juga berhubungan baik dengan penghuni bawah.
Yudhistira mencoba berdamai dengan keadaan, walaupun terasa sangat sulit melihat wanita yang dicintainya berpacaran dengan sahabatnya sendiri. Kerap kali wanita itu datang ke sini tak pernah terlewatkan melihat kemesraan Magika dan Azzrafiq yang selalu diumbar.
Yudhistira hanya bisa mengusap dada, tapi begitulah cara dia mencintai seseorang, dia menerima keputusan Magika yang sudi dijadikan pacar keduanya Azzrafiq, asalkan bisa melihat Magika tersenyum dan bahagia, sudah cukup. Dia juga berjanji pada dirinya sendiri apabila Magika merasa tersakiti oleh sikap Azzrafiq, dia tak akan segan untuk pasang badan membela Magika.
Cara seseorang dalam mencintai berbeda-beda, seperti halnya Magika yang mencintai Azzrafiq, wanita itu sampai rela dijadikan yang kedua, cinta memang membuat seseorang jadi buta.
Sedang asyik berkumpul di meja makan, Bianca tiba-tiba datang menghampiri Azzrafiq, biasanya Bianca selalu mengabari Azzrafiq jika akan kemari, tentu saja Magika sudah siap dengan situasi tak terduga seperti ini.
"Hai semuanya." Sapa Bianca, lalu melirik Magika.
Magika satu-satunya makhluk venus yang berada di sini. Bianca sudah pernah bertemu dengan Magika sebelumnya, namun dia belum pernah melihatnya ada di sini, karena biasanya bila Bianca datang, Magika tak ingin menemuinya dan selalu mengurung diri di kamar Yudhistira.
"Hallo Bianca, apa kabar?" Sapa Magika seraya cipika-cipiki ala-ala wanita ketika bertemu dengan kawannya.
The boys dibuat melongo oleh sikap Magika, raut wajah mereka yang terkejut tak dapat disembunyikan. Bisa-bisanya dengan santai Magika menyapa Bianca dan memeluk wanita itu.
Hening.
Tercium parfum aroma baby powder dari tubuh Magika saat mereka saling menempel, Bianca dapat menebak bahwa Magika pemilik parfum yang memiliki aroma yang unik ini, karena waktu itu Azzrafiq pernah memakainya, mungkin Magika ini teman yang Azzrafiq maksud itu.
"Oh hai Magika kita ketemu lagi di sini, ternyata aroma parfum Magika ya yang pernah kamu pake By?" Sahut Bianca melirik Azzrafiq, namun dia merasa bingung mengapa ada Magika di sini? Seberapa dekat sih Magika dan Azzrafiq itu?
Spontan Yoga langsung tersedak, dan yang lainnya juga latah berpura-pura tersedak.
"Udah akrab ternyata." Celetuk Kakak.
"Oh jadi lo juga suka pake parfum dia Fiq? Katanya gak suka karena aromanya bocah banget." Celetuk Adik.
Maulana yang mengerti dengan raut wajah Bianca seketika memberikannya jawaban. "Kebetulan gue, Azzrafiq dan Magika satu jurusan, dan lagi ada tugas kelompok jadi Magika ada di sini.
"Oh lagi ngerjain tugas." Kata Bianca lalu menoleh pada Azzrafiq. "Oh ya By, aku ada sesuatu buat kamu, aku tunggu di kamar ya."
Azzrafiq menoleh pada Magika, namun kekasih gelapnya itu tak ingin melihatnya, lalu dia menyusul Bianca ke kamar. Untuk mengalihkan rasa cemburunya, Magika lebih fokus pada the boys dan tak memedulikan Azzrafiq yang sedang bersama Bianca.
Nampak wajah Magika yang murung melihat Azzrafiq dan Bianca pergi meninggalkannya, tapi setelah dipikir lagi lebih baik tak ada dalam pandangannya daripada harus melihat kebersamaan mereka yang bisa menyayat hati, walaupun sebenarnya Azzrafiq tak pernah memperlihatkan sikap manis pada Bianca seperti halnya ketika dia sedang bersama Magika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Novela JuvenilMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...