Sampai Nanti

646 23 0
                                    

Magika dan Azzrafiq masuk ke ruangan panitia, di dalam terdapat beberapa ruangan, terlihat para panitia yang berlalu lalang, ada juga yang bersantai, ada pula yang sibuk untuk mengurusi acara selanjutnya.

Randy mengajak mereka ke ruangan Kesehatan, yang diperuntukan bagi peserta ospek jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti yang Magika alami saat ini. Suasana begitu terasa sangat asing bagi mereka berdua berada di sini dan merasa canggung karena banyak kakak tingkat.

"Kenapa ini Ran?" Tanya Nizar yang melihat Randy membawa pasukan.

"Keseleo, saya balik dulu ke Aula, harus ngisi acara." Jawab Randy.

"Ok, kamu ke Aula aja, biar saya yang urus semuanya." Kata Nizar seraya menyiapkan alat-alat untuk mengompres.

"Ayo Fiq, kamu harus masuk kelompok kamu juga, kasih tahu buat bawain baju Magika, kebasahan kasihan dia." Tutur Randy.

"Gee, aku balik ke Aula ya." Ucap Azzrafiq.

Magika menahan tangan Azzrafiq sambil berbisik."Aku gak mau ditinggal sendirian."

Azzrafiq tersenyum coba menenangkan Magika."Nanti kalo dibolehin, aku izin buat temenin kamu di sini ya, sekarang aku harus bawa tas kamu juga, kan harus diganti bajunya."

"Ya udah deh."

"Tos dulu biar kamu gak cemberut."

Magika kembali tersenyum lalu adu tos dengan Azzrafiq, sebelum lelaki itu meninggalkannya bersama kakak tingkat yang berada di sini.

"Bye Gee take care.." Azzrafiq pamit, walapun terasa berat meninggalkan Magika di sini.

Magika melihat kepergian Azzrafiq, dalam hatinya dia tak ingin temannya itu pergi karena merasa canggung dan segan berada di ruangan ini.

"Jangan cemberut gitu dong, kan gak selamanya ditinggal, kamu tenang aja, di sini gakkan ada KOMDIS kamu bisa istirahat dulu sejenak." Seru Nizar melihat wajah Magika yang tampak tegang.

"KOMDIS mah lawan aja, jangan diem aja kalo disuruh ini itu." Seru Rezky ketua HIMA yang sedang rebahan.

"Sebenernya mereka itu baik, cuma lagi pura-pura galak aja." Jelas Nizar.

"Masa sih? Kok menghayati banget ya." Kata Magika dengan nada menyindir.

Nizar hanya tersenyum mendengar sindiran Magika."Sini duduk."

Magika menuruti perintah Nizar untuk duduk di kursi yang memanjang.

"Coba lurusin kakinya." Tutur Nizar seraya memberikan treatment pada kaki Magika.

Kaki Magika di kompres es batu oleh tim kesehatan, sensasi dingin kini menjalar di kulit kakinya, membuatnya sedikit bergidik, dan yang merawat Magika kebetulan adalah Nizar, konon katanya dia lelaki yang paling tampan sejurusan Hukum Ekonomi. Magika meniliknya dengan diam-diam, sesekali dia memperhatikan wajah Nizar.

Masa sih? Masih gantengan juga Azzrafiq. Batin Magika

Panitia di ruangan ini semuanya bersikap hangat, beda sekali dengan para KOMDIS yang dari mukanya saja sudah terlihat tidak enak dipandang.

"Dingin ya? Tahan sebentar ya, biar gak bengkak kakinya." Ujar Nizar.

"Iya Kak. Kayak si dia ya dingin." Sela Magika datar.

"Hahaha, si dia siapa nih? Yang tadi nganterin kamu kesini?"

Magika menghela nafasnya sambil pura-pura berpikir. "Yang mana ya kak? Kan ada dua tuh yang nganterin aku ke sini."

"Kamu maunya yang mana?"

Magika menatap Nizar sambil tersenyum jahil. "Maunya sama yang di depan aku aja."

My Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang