"Sebenarnya masalahnya itu apa? Kenapa kalian berkelahi seperti anak kecil?" Tanya Om Mustafa pada kedua anak lelaki itu.
Kedua lelaki itu terdiam ketika di sidang oleh Om Mustafa di ruang tamunya, suasana sangat hening hanya suara jarum jam dinding saja yang terdengar, sesekali terdengar suara kendaraan yang lewat depan rumah.
Yudhistira menoleh pada Azzrafiq lalu menghela nafasnya untuk menjawab pertanyaan Om Mustafa."Maaf Om sebelumnya udah bikin rusuh di sini, saya kesal sama dia, karena udah bikin Magika sedih."
Om Mustafa menatap Tante Karina sambil menahan tawanya, ternyata masalah percintaan segitiga yang sedang di alami keponakan dan dua anak lelaki di hadapannya ini.
Tante Karina berdeham untuk menahan tawanya. "Jadi itu masalahnya, kenapa harus dengan cara kasar? Kan bisa dibicarakan baik-baik."
"Saya sudah baik-baik bicara sama Asraf , tapi dia yang mukul saya duluan Tante." Sahut Yudhistira bak anak kecil yang sedang mengadu.
"Bukannya kalian ini bersahabat? Kenapa hanya karena satu wanita kalian mempertaruhkan persahabatan kalian?" Tanya Om Mustafa tak habis pikir.
"Saya juga maunya baik-baik saja Om, saya sudah coba berbesar hati dan merelakan Magika bersama Asraf, tapi si pecundang ini malah nyakitin Magika." Jawab Yudhistira.
Om Mustafa menghela nafasnya, seperti tak ada wanita lain saja sampai kedua remaja ini memperebutkan keponakannya, lalu Om Mustafa menoleh pada Azzrafiq yang masih terdiam menunduk.
"Azzrafiq apapun masalahnya kamu sama Magika, sebagai lelaki lebih baik kita banyak mengalah supaya dunia tentram dan aman, terus kalian berdua jika berkelahi seperti tadi, memangnya kalian dapat apa? Om yakin jika Magika tahu, pasti dia akan marah sama kalian terlebihnya merasa bersalah karena jadi penyebabnya."
"Iya Om maaf, Asraf tadi udah keterlaluan sama Magika, sorry Dhis udah mukul lo duluan tadi." Ucap Azzrafiq beusaha berbesar hati meskipun masih sangat dongkol pada Yudhistira.
"Gue sih tergantung Magika ya, kalo dia maafin lo, otomatis gue juga bakalan maafin." Celetuk Yudhistira.
"Sudah-sudah, Magika pasti bakalan maafin Azzrafiq, Dhis. Sekarang ayo kalian salaman!" Tutur Tante Karina yang tak ingin mendengar keributan lagi.
Azzrafiq dan Yudhistira saling bersalaman, meskipun di hati keduanya masih tersimpan unek-unek yang membuat keduanya dongkol, namun di hadapan Om Mustafa dan Tante Karina mereka mencoba terlihat baik-baik saja. Lalu mereka kembali keluar untuk menghampiri Magika yang masih tertidur di mobil Yusdhistira, Azzrafiq membuka pintu mobil dan menggendong tubuh Magika perlahan hingga kamarnya.
Dibaringkannya Magika di atas tempat tidur, Magika yang sudah pulas, tak terganggu sedikit pun. Azzrafiq membukakan sepatu converse dari kakinya, dan menyelimuti wanita kesayangannya itu.
"Lo ketemu sama dia dimana?" Tanya Azzrafiq pada Yudhistira.
"Tebak coba dimana?" Yudhistira balik bertanya.
"Gue gak tahu, pikiran gue buntu." Jawab Azzrafiq.
"Ah lo mah kurang perjuangan aja, gue nemuin dia di terminal Tanjungsari." Seru Yudhistira.
Azzrafiq mengerutkan keningnya."Pasti asal naik aja ini anak."
Yudhistira tertawa kecil. "Katanya yang penting gak ke kejar sama lo, kayaknya dia bakalan butuh waktu lama buat maafin lo, mampus!! Selamat berjuang ya."
Azzrafiq menoleh pada Magika, dia sangat menyesal sudah berkata kasar padanya, dia mengelus-ngelus rambut Magika dan mencium keningnya.
"Maafin aku darl." Kata Azzrafiq lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...