Yang Tak Pernah Bisa Akan Terlupa

493 19 1
                                    

Suara ketukan pintu membangunkan Azzrafiq dari tidurnya, ketukan itu masih belum berhenti, dengan malas dia turun dari tempat tidurnya dan melangkah menuju pintu dengan mata yang sangat lengket, Bianca yang sudah lama tak menemuinya kini datang menghampiri.

Selama kuliah di Bandung, baru kali ini lagi Azzrafiq bertemu dengan Bianca, di saat hatinya telah beralih dan berlari sangat jauh, bahkan tak mengharapkan lagi seseorang yang di hadapannya datang, nampaknya perasaannya terhadap Bianca benar-benar lenyap. Tak seperti dulu lagi, dimana ada rona kebahagiaan di raut wajahnya, kini semua itu sirna.

Bianca langsung memeluknya ketika pintu kamar Azzrafiq terbuka, dan yang tak disangkanya lagi, pelukan itu terasa dingin dan tak mampu memudarkan rasa rindu yang kini dimiliki oleh wanita lain.

"Aku kangen banget sama kamu by." Tutur Bianca dalam pelukannya.

Azzrafiq tak membalas pelukannya, tangannya masih terkulai dan tak menggenggam punggung mungil yang mendekapnya, dia pun merasa aneh, begitu hambarnya pelukan Bianca.

"Aku masih ngantuk Bi." Ucap Azzrafiq datar.

Bianca yang menyadari sikap dingin Azzrafiq, dia coba memakluminya, karena sadar selama menginjak kuliah, dirinya telah mencampakkan lelaki itu, dia terima dengan lapang dada semua perlakuan kekasihnya itu, Bianca rela menerima semua risiko yang telah dia perbuat terhadap Azzrafiq, bahkan sudah memiliki persiapan dan alasan untuk meyakinkan kembali hati Azzrafiq jika lelaki itu akan mengakhiri hubungan mereka.

"Ok, kamu tidur aja, aku bakalan nunggu di sini." Kata Bianca.

Azzrafiq kembali ke dalam kamarnya, sebelum naik ke atas tempat tidurnya dia mengambil ponsel blackberry nya untuk mencari tahu keberadaan Magika. Dia melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 14.20, baru dua jam dirinya tertidur.

"Katanya kamu masih ngantuk, kok malahan main hp sih?" Ucap Bianca kesal.

"Sebentar aja, aku cuma cek info selesai ospek." Sahut Azzrafiq berdusta, padahal dia sedang mengirim pesan pada Magika.

Kepala Azzrafiq terasa pusing karena tadi dia bangun dengan mendadak, pikirannya kembali berkecamuk pada Magika yang belum membalas pesannya. Kehadiran Bianca tak dapat mengubah apapun yang dirasakan hatinya saat ini, bahkan dia menganggap kekasihnya itu seperti benda mati yang ada di dalam kamarnya.

"Gimana kalo kita cari makan aja By, mumpung kamu juga kelihatan lebih seger sekarang, nanti setelah makan kamu bisa lanjutin tidur lagi." Tutur Bianca.

Azzrafiq menghela nafasnya."Aku capek Bi, sekarang ini aku cuma mau istirahat aja."

"Sebentar aja By, kita juga kan udah lama gak ketemu, lagian kamu juga pasti belum makan kan?" Tukas Bianca yang kukuh ingin mengajak Azzrafiq pergi.

Jika tidak sedang kelelahan juga Azzrafiq pasti menuruti permintaan Bianca, lagipula saat ini dirinya sedang ingin istirahat dengan merebahlan dirinya saja, bahkan dia tak merasa lapar sedikit pun, Azzrafiq beranjak dari tempat tidurnya sambil membawa ponsel blackberry nya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Bianca melihat ponsel Azzrafiq yang lain, dia mengeceknya, dan passwordnya masih sama, belum berubah, sehingga dia dapat mengaksesnya, dia membuka galery dan melihat ada foto Azzrafiq bersama wanita lain, wanita yang ada di foto itu adalah Acha, mereka iseng foto berdua saat menunggu teman-teman satu kelompoknya datang ke fakultas pada hari pertama ospek, melihat itu tentu saja membuat Bianca marah dan penuh rasa curiga.

Lalu ada pesan masuk dari nomor yang tak dikenal, Bianca langsung membacanya.

From +628xxxxx

Azzrafiq, ini Alin, aku cuma mau minta maaf soal tadi pagi

My Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang