Suara alarm dari handphone Magika berbunyi, dan hari senin telah kembali menyapanya yang sangat malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dia mengutuk suara alarm. Mau tak mau Magika harus bangun.
Kakinya sudah tidak terasa sakit lagi, namun langkahnya terasa sangat berat, rasanya ingin kembali tidur. dia berusaha melawan rasa malasnya dan secepat mungkin bersiap-siap untuk pergi kuliah.
Selesai mandi Magika berkaca, dan melihat bayangannya di dalam cermin, matanya menghitam seperti mata panda, dan kantung mata masih terlihat jelas, Magika memakaikannya eye cream agar sedikit terlihat fresh, meskipun sama sekali tidak menutupinya.
Dia melihat ponselnya sejenak, dia membaca pesan Azzrafiq yang belum sempat dibalasnya saat malam, namun ada senyuman di garis bibirnya ketika membaca chat terakhir dari lelaki itu.
"Hihihi iseng banget tuh anak, ok mulai sekarang aku gak bakalan anggap godaan dia." Gumam Magika lalu membalas pesan Azzrafiq
Magika Keandra Adribrata
Azz, ya ampun maaf baru bales lagi
Semalem mata aku rapet banget.
I miss you too silly ◦°◦нiнiнiнi ◦°
Sampe ketemu di Kampus ya (˘⌣˘)ε˘')Magika melanjutkan dandannya, dia menyisir rambutnya yang panjang bergelombang seadanya, dan segera berangkat menuju kampus, seperti biasa setelah melesat keluar perumahan, macet panjang dan suara klakson menyapanya di pagi hari senin yang kacau ini.
Magika sampai di kampus, dia berkaca pada spion melihat bayangannya di sana tampak sangat kusut sekali wajahnya, merasa tidurnya masih kurang ditambah macet sepanjang jalan menuju kampus, wajah kusutnya tak dapat ditutupi lagi meskipun sudah memakai foundation, biasanya dia tak pernah memakai make up berat ke kampus, untuk hari ini saja agar menutupi wajah lelahnya, namun tetap saja tak berpengaruh karena macet tadi, dia jadinya berkeringat dan make up nya malah luntur.
"Ya ampun apalagi sih ini? Makin kayak dakocan aja muka aku." Kata Magika uring-uringan.
Magika segera berlari ke toilet untuk membersihkan make up gagal yang menempel di wajahnya. Di sana, dia mendapati Vanilla, Zea dan Alin yang sama-sama sedang berkaca meratapi nasib mata panda yang mereka alami, ternyata bukan Magika saja yang wajahnya berantakan hari ini tapi teman-temannya juga.
"Gee, kata Alin kemaren kamu kena panic attack ya?" Tanya Zea khawatir.
Magika menatap Alin dengan dingin, mengingat apa yang dikatakannya kemaren membuat dirinya semakin tidak respek dengan wanita bertubuh semampai itu.
"Ya gitu deh Ze." Jawab Magika datar.
"Untung Azzrafiq mengerti ya cara menghadapi orang yang kena panic attack, aku baru tahu kamu bener-bener takut sama cicak." Tukas Vanilla.
"Iya, aku beruntung banget punya dia di hidup aku." Celetuk Magika.
Zea dan Vanilla saling bertatapan lalu mereka tertawa kecil mendengar ucapan Magika yang seolah-olah dirinya dan lelaki itu memiliki hubungan yang istimewa.
"Punya dia di hidup aku, dalem banget kayaknya maknanya." Sindir Vanilla menggoda Magika.
Magika menatap Vanilla dengan tatapan dingin dari pantulan bayangan di cermin."Emang dalem banget kayak cinta dia ke aku."
"Ciyeee hahaha, udah jadian nih?" Goda Zea.
"Tapi sebenernya kamu tuh sama Kak Randy atau Azzrafiq sih?" Tanya Vanilla bingung.
"Hah? Kok Kak Randy sih? Aku tim Azzrafiq selamanya selalu abadi!" Sela Zea.
Vanilla tertawa mendengar ucapan Zea."Kayak nama alay di FB aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...