Setelah melalui banyak drama ospek selama beberapa hari ini, akhirnya pada hari sabtu menjelang sore masa orientasi selesai, para peserta dikumpulkan di lapangan rumput, membuat barisan berbentuk lingkaran besar, sambil membawa tepung di tangan masing-masing. Semua panitia pun berkumpul di tengah-tengah lingkaran yang dibentuk oleh Mahasiswa angkatan 2012.
Satu persatu panitia memperkenalkan diri, KOMDIS yang awalnya tidak ramah dan galak, kini berubah menjadi lebih baik dan menjadi manusia normal pada umumnya. Panitia yang paling menyebalkan, boleh dilempar pakai tepung, dan tentu saja Mochtar sang ketua KOMDIS, menjadi sasaran empuk bagi peserta ospek, dan menjadi kakak tingkat yang paling banyak di lempari tepung.
Berbeda dengan Magika yang masih menahan tepung ditangannya, dia ingin melempar ke salah satu kakak tingkat yang menurutnya sangat menyebalkan dibanding para KOMDIS, setelah menilik beberapa kakak tingkat yang berkumpul di hadapannya, akhirnya sasarannya ditemukan.
Randy dilempar tepung tepat di wajahnya, Magika merasa sangat puas karena berhasil membuat Randy menjadi seperti kue salju, dia tertawa lepas melihat Randy yang belepotan oleh terigu yang dilemparnya. Rasa kesalnya pada Randy karena menculiknya semalam, terobati.
"Puas banget Gee kayaknya." Seru Azzrafiq sambil tertawa,
"Oh tentu saja, aku kesel banget sama dia gara-gara bikin aku panik semalem, tahu buat lemparin panitia, aku pesen deh beserta pabriknya ke Acha." Celetuk Magika.
"Nyesel gak bawa tepung banyak." Sesal Acha.
"Padahal sekalian bawa pabriknya Cha." Sahut Endy.
"Iya, padahal ortu kamu pengusaha tepung Cha, harusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin." Timpal Selvi.
"Kan gak tahu mau dipake apaan tepungnya. Haruskah aku telepon ortu buat bawain seton tepung?" Kata Acha, dengan nada bicara seperti Dora the explorer ketika sedang bertanya.
"Ya kalo mereka bisa langsung sampe dalam waktu tiga detik." Sahut Daphnie.
"Seandainya pintu kemana saja itu nyata. Kayaknya pabrik tepung langsung pindah ke badan Kak Mochtar." Ucap Endy.
"Ngehayal muluk kalian bertiga." Gerutu Maulana yang mendengar ocehan random anggotanya.
Randy mendekati Magika, karena dia satu-satunya peserta ospek yang melemparinya dengan tepung, padahal Randy dinobatkan sebagai kakak tingkat yang paling menyenangkan oleh yang lainnya.
"Ya ampun Gee, yang lain pada ngelemparin ke KOMDIS, kok kamu malah ngelemparin aku?" Tanya Randy yang protes pada Magika.
Melihat wajah Randy yang belepotan tepung membuat Magika tertawa."Lucu banget Kak!! Mirip dakocan."
"Udah dilemparin tepung dikatain juga lengkap sudah penderitaan."
"Hahaha lebay!! Abisnya aku kesel banget sama Kak Randy karena semalem udah culik aku seenaknya." Jelas Magika.
"Kan aku udah minta maaf."
"Minta maaf aja itu gak cukup, kurang afdal aja kalo aku gak bales Kak Randy."
"Gak mau tahu ya, kamu harus mandiin aku."
"Ish kesel banget dengernya." Sahut Magika sewot.
Randy menempelkan tepung yang tersisa di bajunya ke pipi Magika, kini wajah Magika jadi belepotan oleh tepung, senjata makan tuan.
"Ish Kak Randy bener-bener ngeselin ya." Pekik Magika sambil membersihkan tepung di wajahnya.
Randy tertawa setelah membalas perbuatan Magika. "Hahaha anggap aja sih lagi maskeran."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...