Setelah pertemuan tak terduga mereka weekend kemarin, Magika menjadi aneh, dia berubah.
Azzrafiq dapat merasakannya.
Magika menghindarinya kerap kali mereka bertemu, bahkan saat Azzrafiq coba menghampirinya untuk sekedar menyapanya, Magika terlihat segan dan malah menjauh atau berpura-pura tidak melihatnya.
Hal itu membuat Azzrafiq bingung dan merasa serba salah pada Magika. Bagaimana caranya membicarakan dengan Magika mengenai malam pertemuan pertama mereka? Sementara beberapa hari ini saja wanita itu terus menghindarinya, dan bertingkah seolah tak terjadi apa-apa, padahal Azzrafiq sendiri sangat ingat dengan jelas, bahwa Magika akan senang jika bertemu lagi dengan 'Edward'.
Azzrafiq juga ingat betapa berbinarnya mata Magika ketika menceritakan seseorang yang selama ini dia cari, namun setelah tahu siapa lelaki itu, malah tak ada reaksi sama sekali darinya. Seperti menganggap semua itu hanyalah omong kosong belaka.
Ada apa dengan Magika?
"Apa dia gak merasakan hal yang sama seperti yang gue rasain? Kayaknya gak mungkin Magika gak punya perasaan sama gue, kalo gak ada rasa ngapain juga dia mau gue deketin pas di jacuzzi?" Gumam Azzrafiq.
Dosen yang mengajar di kelas Azzrafiq menutup laptopnya, pertanda kuliah telah selesai, mahasiswa yang tampak telah bosan dan sudah tidak fokus selama kuliah berjalan, akhirnya dapat bernapas lega, apalagi mata kuliah ini ada di jam terakhir dan juga sebagai penutup terakhir kuliah di minggu ini, karena besok sudah kembali weekend, pikiran mereka pasti sudah kemana-mana.
Suara deretan kursi mulai terdengar, satu persatu diantara mereka keluar kelas seiring dengan Dosen yang mengajar telah keluar.
Azzrafiq menyandarkan tubuhnya pada kursi chitose yang dia duduki selama kuliah berjalan, dan mengambil handphone dari ranselnya. Dia membuka aplikasi BBM ada chat dari Bianca tapi diabaikan, lalu melihat status Magika yang bertuliskan.
Magika Keandra Adribrata
"Dilemma"Mengetahui Magika sedang online, Azzrafiq langsung mengetikkan pesan dengan mengomentari status bbm yang dibuat wanita itu. Magika tak membalasnya, padahal terpampang dalam kontak chat bahwa Magika sedang online. Bahkan dia mencoba meneleponnya, tapi tidak diangkat. Azzrafiq berdecak kesal.
Lalu dia memasukkan ponselnya ke saku kemejanya. Dia berniat mencari Magika ingin memastikan langsung mengapa wanita itu terus menjauhinya.
"Fiq, ayo keluar diem bae." Ujar Dean yang tengah berdiri di sampingnya.
"Iya duluan aja Yan." Ucap Azzrafiq datar.
"Ok, Magika gak usah dipikirin Fiq nanti juga kalo kangen datang sendiri." Goda Dean, seolah tahu apa yang ada di pikiran temannya.
"Oh ya Yan, cewek lo lagi dimana?"
"Kenapa lo tanyain cewek gue?" Tanya Dean bungung.
"Siapa tahu kan lagi sama Magika, cewek lo kan temen deketnya." Sahut Azzrafiq.
Dean menatap kesal Azzrafiq, lalu dia merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya dan menekan panggilan untuk Zea. Tak butuh waktu lama, sang pacar langsung mengangkatnya.
"Hallo Sayang, lagi dimana? Ohh.. sama Magika gak? Ohh ok, ini Azzrafiq nyariin, iya nanti malem aku jemput, aku sekarang masih di kelas, ok, bye sayang." Kata Dean.
"Gimana?" Tanya Azzrafiq menunggu jawaban Dean.
"Zea udah di kosan dan gak sama Magika, lagian udah jam segini si Magika juga pasti udah balik Fiq." Ujar Dean memberitahu."Yuk cabut dari sini." Sambung Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Novela JuvenilMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...