Pagi telah tiba, langit yang semula gelap perlahan mulai kembali terang, terdengar suara burung yang berkicau.
Azzrafiq membuka matanya dan terbangun dengan wajah yang tersenyum, semalam dia berhasil melakukan hal yang diinginkannya bersama Magika di dalam mimpi, meskipun hanya di dunia mimpi, cukup membuatnya bahagia.
Dan berharap suatu hari nanti mimpinya jadi kenyataan, Azzrafiq beranjak dari tempat tidurnya, dilihatnya Oma Ida sudah cantik dan bersiap untuk yoga di pinggir kolam renang.
"Oma mau yoga aja cantik banget kayak mau ke undangan." Kata Azzrafiq.
"Apapun acaranya Oma harus terlihat cantik dong, biar gak malu-maluin cucu Oma."
"Asraf terima Oma apa adanya kok." Ucap Azzrafiq seraya memeluk Oma Ida.
"Ucapanmu mirip sekali dengan mendiang Opa." Tukas Oma seraya mengusap-ngusap pipi Azzrafiq. "Oma harus pergi sekarang, kamu kalo mau sarapan tinggal ke bawah aja, jangan lupa ajak Magika."
"Iya Oma, hati-hati jalannya." Sahut Azzrafiq.
Magika yang masih tertidur, mencoba tak memedulikan suara alarmnya yang telah berteriak untuk membangunkannya, setelah beberapa menit berbunyi akhirnya dia menyerah dan membuka matanya, dia menggeliat di atas tempat tidur sebelum dirinya beranjak untuk menikmati udara pagi yang segar di balkon. Magika menoleh ke tempat tidur Oma, namun Oma sudah tidak ada di tempatnya.
"Kemana si Oma? udah gak ada lagi aja di tempatnya." Gumam Magika.
Magika mematikan suara alarm ponsel nya yang tak sengaja tersimpan di dekat bantalnya, lalu turun dari tempat tidurnya dan melangkah berjalan menuju balkon yang masih tertutup gorden, dia membukanya agar cahaya masuk ke kamar, lalu dia membuka pintu dan melangkah keluar, udara dingin di luar menerpa tubuhnya yang hanya menggunakan piyama tipis.
Matanya berbinar melihat pemandangan hijau yang luas, Magika bersandar di pagar balkon dan menggeliatkan tubuhnya, dia menghirup udara yang baik ini, sampai tak sadar ada sepasang mata sedang memperhatikannya dari balkon sebelah, Magika menoleh ke samping kanannya dan mendapati Azzrafiq sedang duduk sambil memegang segelas teh hangat yang asapnya masih mengepul.
Azzrafiq menyapanya dengan senyuman, matanya tak berhenti menatap Magika yang tampak berbeda dari biasanya, piyamanya yang tipis dan sedikit terbuka, memperlihatkan setiap lelukkan tubuhnya.
"Good Morning Magika." Sapa Azzrafiq.
"Good Morning Azz." Jawab Magika.
Seketika dia tersadar bagian tubuhnya yang selalu tertutup kini terekspos begitu jelas di hadapan Azzrafiq.
"Jadi gini ya wajah bangun tidur Magika, gak kalah cantik sama pemandangan di sini." Goda Azzrafiq sambil menyeruput segelas teh hangat di tangannya.
Magika memutarkan matanya."Yaelah waktu ospek juga kan kamu udah lihat muka bangun tidur aku gimana."
"Iya sih tapi gak kayak sekarang."
"Apa bedanya? Sama-sama ada beleknya."
Azzrafiq mengerungkan keningnya bertingkah seolah-olah sedang mencari sesuatu di mata Magika. "Gak ada ah, atau mungkin gak kelihatan."
"Coba pake kaca pembesar."
"Gimana kalo aku lihatnya lebih dekat." Goda Azzrafiq sambil tersenyum nakal.
Magika yang tahu maksud Azzrafiq, balik menggodanya dengan mengibaskan rambutnya dan menatap maut sang penggoda.
"Coba aja." Tantang Magika.
Azzrafiq menutup matanya, seakan goyah dengan tatapan mautnya Magika."Aku nyerah Gee."
Magika tertawa mendengar ucapan Azzrafiq. "Gak usah pura-pura so tutup mata gitu deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover
Teen FictionMagika dan Azzrafiq bertemu tak sengaja di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya. Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka m...