Vote and komen juseyo💚
Di koridor yang sepi, seorang pemuda sedang berjalan dengan mengendap-endap diikuti teman-teman nakal nya. cowok berusia 15 tahun itu sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri hanya untuk memastikan keadaan sekitar. di kepala remaja itu ada dasi yang melilit. ia sengaja mengikat dasi itu di kepala nya. kata nya sih biar keren. tapi dia tidak tau saja bahwa gaya nya itu terlihat seperti jamet.
"Woy, celana gue jangan di tarik babi! ntr aurora gue kemana-mana!" Galvin mendengus kesal ketika teman teman nya menarik celana yang dikenakan oleh Galvin.
"Bukan gue! nih si Raka!" ucap Dewo.
"Ko gue si bangsat?! noh si Robby"
Galvin membalikkan badannya menghadap ke arah teman-teman laknat nya. "Ko lo pada ribut si?! diem bangke! ntr ketauan. lo mau kita di hukum? ha?!" omel Galvin.
Seseorang menepuk pundak Galvin dengan wajah garang, seolah sudah siap ingin menerkam anak nakal itu. orang itu tak lain adalah Bu Retno. guru BK di sekolah Galvin.
Galvin menepis tangan yang menepuk pundaknya dengan kasar. dia masih belum sadar dengan kehadiran Bu Retno, karena ia masih sibuk memarahi teman-temannya. bahkan Galvin tidak sempat berbalik badan hanya untuk sekedar melihat siapa yang sudah menepuk pundak nya itu. berbeda dengan teman-teman Galvin yang diam mematung, melihat wajah garang Bu Retno.
Galvin berkacak pinggang. "Gak usah pegang-pegang gue dulu! lo gak liat gue lagi marahin mereka?!. eh, kalo kalian terus ribut, kita bisa ketauan kalo kita itu mau bolos. lo pada ngerti gak si?! kalo sampe nenek-nenek itu ngeliat kita gimana?! lo pada emangnya mau di hukum? gue si gak mau"
Mendengar itu, membuat wajah Bu Retno semakin merah. nenek-nenek?! siapa nenek-nenek yang dimaksud Galvin?! apakah dia?! sialan. Bu Retno tidak akan mengampuni anak nakal itu.
Bu Retno kembali menepuk-nepuk pundak Galvin. kali ini lebih keras. "Anj sakit bangsat! lo mau gue hajar---eh ibu? ibu ko ada di sini si? ibu gimana kabarnya? pasti baik kan?. ya ampun, ibu cantik banget sih hari ini" Galvin yang awalnya emosi seketika langsung merubah ekspresi wajah nya.
Dia melirik tajam ke arah teman-temannya. "Sialan, kenapa lo gak ngasih tau gue kalo dia di sini, setan!" Galvin berbisik.
"Sorry Vin, gue lupa bilang"
"Bangke lo!"
Bu Retno menjewer telinga Galvin dengan kencang. "Galvin! berani sekali kamu berkata kasar pada saya! sepertinya kamu mulai berani ya lawan sama saya sekarang! kamu mau saya hukum?!"
Galvin menggeleng ribut. "Enggak bu! saya gak mau. saya janji gak akan ngomong kasar lagi deh Bu. tapi saya mohon lepasin saya ya bu? please" mohon Galvin.
"Saya sudah muak dengan janji kamu!"
"Dih alah, gitu amat jadi guru. baperan ah, gak asik"
"GALVIN!"
Bu Retno menarik telinga Galvin ke arah lapangan untuk menghukum anak nakal itu. "Ibu, saya minta maaf bu. bu! saya janji gak akan nakal lagi! bu! bu, lo denger gue gak si? kuping lo budeg ya?" kesal Galvin ketika Bu Retno tidak menggubris ucapan nya.
"Dasar anak nakal! kau mau saya hukum lebih parah lagi?!"
"Gue bukan anak lo!. gak usah manggil gue anak"
"GALVIN!!!"
Bangke nih mulut. kaga bisa di rem bangsat!, batin Galvin meruntuki mulutnya yang tidak bisa diam. alias nyerocos terus.
.
.
.
.
.Siang menjelang sore, selesai tawuran Galvin mengendarai motor nya untuk pulang ke rumah. meski sebenarnya anak itu malas sekali untuk pulang. bagaimana tidak? toh jika dia pulang, dia hanya jadi bahan samsak ayahnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
Teen FictionGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...