Selamat membaca ❤️
Di sofa single ada Adelard yang sedang memangku putra bungsunya, menonton acara televisi bersama si kembar di temani cemilan dan susu hangat untuk si kecil.
Sembari memakan biskuit nya, kepala Galvin disender kan di dada bidang sang ayah. sejak menonton acara di televisi, anak itu terlihat tenang dan tidak banyak berkomentar. dia terlihat menikmati acara tontonan nya. bahkan si kembar yang biasanya selalu menggoda adiknya kini tidak mereka lakukan lagi mengingat adiknya ini mudah menangis sekarang ini. kalau sampai mereka membuat Galvin menangis, bisa dipastikan mereka berdua akan mendapatkan ceramah panjang lebar dari para tertua di sini.
Liam keluar dari lift, menghampiri ruang keluarga sambil menatap jam dinding sekilas. "Sudah jam delapan. ini sudah waktunya kau tidur baby" ujar Liam, menggendong Galvin.
"Tapi Ino belum selesai nonton, abang. Ino juga belum ngantuk" ucap anak itu dengan wajah serta tatapan polos nya.
"Tapi seorang bayi tidak diperbolehkan tidur lewat jam delapan, mengerti?" ucap Liam mencium pipi gembul si kecil.
"Daddy~"
Adelard berdiri, mengelus rambut Galvin. "Apa yang dikatakan abang Liam mu benar, baby. bayi di larang untuk tidur di atas jam delapan"
Galvin memanyunkan bibirnya, mengalungkan tangannya di leher tegas Liam. dagu nya menopang pada pundak kanan pria itu. Liam tersenyum puas, mengelus punggung Galvin.
"Aku akan membawa Ino ke kamar"
"Baiklah boy"
Sepeninggalan Liam dan Galvin, Adelard kembali duduk dengan tenang di sofa single nya. "Kalian tidak ikut tidur, boy?" tanya Adelard, mendapatkan tatapan horor dari si kembar.
"Memangnya kami berdua bayi!" sungut Ken kesal.
Kai hanya manggut-manggut menyetujui ucapan si kembaran membuat Adelard tersenyum geli mendengarnya.
Di lantai tiga, sudah ada Liam yang sedang membawa adik bungsunya ke dalam kamar anak itu. "Sebelum tidur, baby harus gosok gigi dan cuci muka. okey?"
"Okey abang~"
"Gemas nya" ucap Liam kembali mencium pipi gembul Galvin, membawanya ke kamar mandi. di depan wastafel Liam nampak mengusap wajah Galvin menggunakan air.
Galvin mengerjapkan matanya lucu ketika air dingin mengenai wajahnya. "Dingin abang" ucap anak itu membuat Liam terkekeh kecil.
"Haha baiklah, sekarang baby gosok gigi dulu lalu baby bisa langsung tidur" ujar Liam mulai mengambil sikat gigi Galvin
Liam membantu adiknya menyikat gigi setelah itu ia menyuruh Galvin untuk berkumur-kumur. "Coba lihat gigi mu. apakah sudah bersih atau belum" ujar Liam menatap si kecil.
Galvin menunjukkan deretan gigi-giginya yang putih. "Gigi Ino udah putih belum, bang?" tanya anak itu.
"Sudah baby. gigi mu sudah putih dan bersih"
"Sekarang waktunya kau tidur" Liam membawa adiknya
ke kasur, membaringkan nya dengan perlahan. ia menyelimuti tubuh Galvin lalu mencium keningnya."Selamat tidur, baby"
Ketika Liam ingin pergi, Galvin menahan ujung baju yang dikenakan oleh abang keduanya membuat Liam menoleh.
"Ada apa baby?" tanya Liam mengelus rambut Galvin.
"Jangan tinggalin Ino sendirian abang. Ino takut"
"Tenanglah baby, kau tidak akan sendirian. abang Kyler akan kemari untuk menemani mu" balas Liam tersenyum tipis melihat ketakutan di wajah si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
Fiksi RemajaGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...